Emboli Paru: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatannya
Pernahkah Moms mendengar sebuah kondisi bernama emboli paru?
Sederhananya, emboli paru adalah penyumbatan pada pembuluh darah di paru-paru.
Kondisi ini harus segera diatasi oleh penanganan medis.
Sebab, jika terlambat ditangani atau dibiarkan begitu saja, bisa mengakibatkan komplikasi yang berbahaya dan dapat berakibat fatal.
Mari simak penjelasan tentang apa yang dimaksud dengan emboli paru, serta gejala, penyebab, dan pengobatan yang bisa dilakukan.
Baca Juga: Bronkopneumonia pada Anak, Infeksi Saluran Bronkial Paru-paru
Pengertian Emboli Paru
Foto: Paru-Paru (niveinclinic.com)
Emboli paru atau pulmonary embolism terjadi ketika adanya penyumbatan di salah satu arteri pulmonalis pada paru-paru.
Pada kebanyakan kasus, emboli paru disebabkan oleh gumpalan darah yang mengalir ke paru-paru dari vena dalam di kaki.
Jenis bekuan darah ini disebut juga dengan deep vein thrombosis (DVT).
Dilansir dari British Lung Foundation, pembekuan darah terjadi karena perubahan kondisi fisik, seperti kehamilan atau baru menjalani operasi.
Pada sekitar 20-30% kasus dari emboli paru, para ahli kesehatan mungkin tidak dapat menemukan penyebab emboli paru.
Jika Moms sudah lama tidak aktif bergerak, peluang untuk terkena emboli paru juga semakin meningkat.
Hal ini karena tubuh yang tidak aktif bergerak, membuat darah cenderung terkumpul di bagian bawah tubuh, terutama di kaki bagian bawah.
Baca Juga: Ketahui Penyebab dan Bahaya Paru-paru Basah
Gejala Emboli Paru
Foto: Batuk (Orami Photo Stocks)
Gejala emboli paru bisa bervariasi, tergantung pada seberapa besar tingkat keparahannya.
Dilansir dari Mayo Clinic, ada beberapa gejala umum yang terjadi ketika seseorang mengalami emboli paru, yaitu:
1. Sesak Napas
Gejala ini biasanya muncul tiba-tiba dan dapat memburuk. Untuk itu, seseorang dengan emboli paru perlu pertolongan segera.
2. Sakit Dada
Gejala ini akan terasa seperti mengalami serangan jantung. Rasa sakitnya sering tajam dan terasa saat Moms menarik napas dalam-dalam.
Sakit dada juga bisa dirasakan saat batuk atau membungkuk.
3. Batuk
Gejala batuk ini dapat menghasilkan dahak berdarah atau bernoda darah.
Adapun gejala lainnya yang juga dapat dirasakan saat mengalami emboli paru, yaitu:
- Detak jantung cepat atau tidak teratur
- Sakit kepala ringan
- Keringat berlebihan
- Mengalami demam
- Sakit kaki atau bengkak
- Kulit lembap atau berubah warna (sianosis)
Baca Juga: 11 Sayur dan Buah untuk Paru-paru yang Direkomendasikan buat Tubuh
Penyebab Emboli Paru
Foto: Sakit Dada (Orami Photo Stocks)
Emboli paru disebabkan oleh penyumbatan arteri di paru-paru.
Penyebab paling umum dari penyumbatan semacam itu berasal dari gumpalan darah yang terbentuk di vena dalam di kaki dan berjalan ke paru-paru.
Hampir semua bekuan darah yang menyebabkan emboli paru terbentuk di vena kaki bagian dalam.
Gumpalan juga bisa terbentuk di pembuluh darah dalam di lengan atau panggul.
Terkadang gumpalan darah terbentuk di pembuluh darah permukaan.
Namun, gumpalan ini jarang menyebabkan emboli paru.
Dilansir dari Stanford Health Care, pada kasus yang jarang terjadi, emboli paru dapat disebabkan oleh zat lainnya, seperti:
- Lemak. Ini dapat dilepaskan ke aliran darah setelah beberapa jenis patah tulang, operasi, trauma, atau luka bakar parah.
- Zat yang masuk ke dalam darah akibat trauma, pembedahan, atau prosedur medis.
- Tumor yang disebabkan oleh sel kanker yang tumbuh dengan cepat.
- Air ketuban.
Baca Juga: Infeksi Paru-paru pada Anak, Ini Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya
Kelompok Orang yang Berisiko Terkena Emboli Paru
Foto: Ibu Hamil (Orami Photo Stocks)
Kenyataannya, beberapa kelompok orang berisiko lebih tinggi mengalami pembekuan darah yang bisa menyebabkan emboli paru.
Kelompok orang tersebut, yaitu:
- Mengalami kelebihan berat badan.
- Sedang dalam masa kehamilan, risiko akan meningkat hingga 6 minggu setelah melahirkan.
- Memiliki kebiasaan merokok.
- Mengambil beberapa bentuk kontrasepsi berbasis hormon atau sedang menjalani terapi penggantian hormon.
Pada kasus yang jarang terjadi, seseorang mungkin memiliki kondisi yang menyebabkan darah lebih mudah menggumpal dari biasanya, seperti kanker.
Perawatan kanker seperti kemoterapi dan radioterapi juga bisa meningkatkan kemungkinan pembekuan darah.
Baca Juga: Yogurt Mengurangi Risiko Kanker Paru-Paru, Benarkah?
Diagnosis Emboli Paru
Foto: Diagnosis Emboli Paru (thehimalayantimes.com)
Penting sekali untuk melakukan diagnosis terhadap penyakit emboli paru, karena penyakit ini terkadang memiliki gejala yang mirip dengan kondisi lainnya.
Jika Moms sedang hamil atau baru melahirkan dan dalam 6 minggu terakhir dan memiliki gejala emboli paru potensial, segera periksakan ke dokter.
Setiap gejala deep vein thrombosis (DVT) atau yang mengarah pada emboli paru pada orang hamil atau setelah melahirkan harus segera mendapatkan penanganan medis.
Dalam diagnosisnya, pertama dokter akan menilai probabilitas klinis dengan skor risiko.
Artinya, skor risiko tersebut akan memberikan gambar mengenai seberapa besar Moms mengalami emboli paru.
Kemudian, bergantung pada skor risiko, Moms mungkin menjalani tes darah untuk mencari protein yang disebut D-dimer.
Selanjutnya, ada beberapa pilihan pemeriksaan yang dapat dilakukan, yaitu:
- Computerized Tomography Pulmonary Angiography (CTPA)
Pemeriksaan ini untuk melihat pembuluh darah di paru-paru.
- Pemindaian Ventilasi-Perfusi atau Pemindaian V/Q
Pemindaian ini juga disebut pemindaian paru-paru isotop. Tujuannya untuk memeriksa aliran udara dan darah di paru-paru.
Jika ada tanda-tanda klinis yang mengarah pada DVT, dokter mungkin akan meminta melakukan USG vena kaki untuk melihat darah saat mengalir melalui pembuluh darah di kaki.
Tujuannya untuk memastikan apakah ada penyumbatan aliran darah atau tidak.
Baca Juga: 5 Masalah Paru-paru yang Kerap Terjadi pada Anak
Pengobatan Emboli Paru
Foto: Pemeriksaan Dokter (Orami Photo Stocks)
Emboli paru harus segera ditangani dan diobati, agar gejala tidak semakin parah.
Berikut ini pengobatan untuk mengatasi emboli paru, yaitu:
1. Pengobatan Antikoagulan
Adapun perawatan utama untuk emboli paru disebut antikoagulan.
Ini adalah obat yang menyebabkan perubahan kimia dalam darah untuk menghentikannya pembekuan dengan mudah.
Obat ini juga mampu menghentikan gumpalan yang semakin besar dan mengurangi risiko pembekuan lebih lanjut.
Dokter harus memberi tahu berapa banyak obat antikoagulan yang harus diminum dan kapan harus meminumnya.
Sebab, kebanyakan obat antikoagulan harus diminum pada waktu yang sama sekali atau dua kali sehari.
Penting untuk meminum obat sesuai resep, karena efek beberapa obat antikoagulan dapat mulai hilang dalam sehari.
2. Terapi Trombolitik
Terapi ini dilakukan dengan cara pemberian obat-obatan melalui intravena untuk melarutkan bekuan darah.
3. Vena Cava Filter
Pada beberapa kasus, pengobatan ini dapat dimasukkan ke dalam vena cava (vena besar yang mengembalikan darah dari tubuh ke jantung).
Ditujukan untuk pasien yang tidak dapat minum obat atau jika pengencer darah tidak berfungsi dengan baik.
4. Pulmonary Embolectomy
Prosedur ini hanya dilakukan pada kasus emboli paru yang sudah parah, di mana pasien tidak dapat menerima terapi antikoagulasi atau karena pertimbangan medis lainnya.
5. Percutaneous Thrombectomy
Tindakan ini adalah penyisipan kateter (tabung panjang, tipis, berongga) ke tempat emboli, menggunakan panduan sinar-X.
Cara Mencegah Emboli Paru
Foto: Olahraga (Orami Photo Stocks)
Dilansir dari Cleveland Clinic, ada beberapa cara untuk mencegah emboli paru, yaitu:
- Rutin berolahraga, ditujukan juga untuk ibu hamil.
- Minum banyak cairan dan batasi konsumsi kafein.
- Jika perlu diam untuk waktu yang lama, bergeraklah selama beberapa menit setiap jam.
- Hindari kebiasaan merokok.
- Hindari menyilangkan kaki.
- Hindari memakai pakaian yang ketat.
- Menjaga berat badan tetap ideal.
- Tinggikan kaki selama 30 menit dua kali sehari.
Demikian informasi seputar emboli paru. Dengan ini, diharapkan Moms dapat menjaga kesehatan paru-paru dengan lebih baik.
- https://www.blf.org.uk/support-for-you/pulmonary-embolism/causes
- https://www.blf.org.uk/support-for-you/pulmonary-embolism/diagnosis
- https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17400-pulmonary-embolism
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/pulmonary-embolism/symptoms-causes/syc-20354647
- https://stanfordhealthcare.org/medical-conditions/blood-heart-circulation/pulmonary-embolism/causes.html
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.