Bisa Berakibat Fatal, Kenali Fibrilasi Atrium dan Cara Mengatasinya
Moms mungkin masih asing dengan penyakit bernama fibrilasi atrium, bukan? Ini adalah salah satu jenis aritmia (gangguan irama jantung) yang paling umum terjadi. Berikut informasi lengkapnya untuk Moms pahami.
Apa Itu Fibrilasi Atrium?
Fibrilasi atrium adalah gangguan irama jantung yang membuat denyut jantung tidak beraturan dan sering kali sangat cepat.
Gangguan ini dapat menempatkan Moms pada risiko pembekuan darah dan stroke. Sebab, fibrilasi atrium dapat membuat aliran darah yang normal jadi terganggu.
Bila mengidap kondisi ini, 2 ruang atas jantung yang disebut atrium, mengalami gangguan. Akibatnya, aliran darah ke ventrikel atau bilik jantung sebelah bawah juga terganggu.
Baca juga: Benarkah Batuk Bisa Jadi Tanda Gagal Jantung? Kenali Gejala Lain dan Pengobatannya
Hal ini pada akhirnya juga mengganggu aliran darah ke seluruh tubuh, dan menyebabkan kematian bila tidak diobati.
Meski bisa terjadi pada usia berapa saja, menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), fibrilasi atrium paling sering dialami oleh orang lanjut usia.
Gejala Fibrilasi Atrium
Gejala fibrilasi atrium dapat sangat bervariasi, yang artinya tidak semua pengidapnya punya gejala yang sama.
Menurut tinjauan pada 2016 yang diterbitkan di Journal of Atrial Fibrillation, gejala paling umum dari penyakit ini adalah:
1. Palpitasi (Jantung Berdebar)
Foto: Orami Photo Stock
Salah satu gejala khas dari fibrilasi atrium adalah palpitasi alias jantung berdebar.
Meski kedengarannya sepele, gejala ini bisa sangat mengganggu. Terlebih jika tingkat keparahannya meningkat.
Pada beberapa orang, tingkat keparahan palpitasi bisa bergantung pada keadaan emosional mereka.
Apakah sedang duduk atau berbaring, apakah sudah cukup minum atau belum, dan beberapa faktor lain yang terkait dengan kehidupan sehari-hari.
2. Pusing
Foto: Orami Photo Stock
Tidak teraturnya detak jantung akibat palpitasi juga bisa berimbas pada munculnya gejala pusing.
Ini juga merupakan salah satu gejala yang sering dialami pengidap fibrilasi atrium.
Baca juga: Konsumsi 11 Sayuran Penurun Kolesterol Ini Secara Rutin, Dapat Terhindar dari Penyakit Jantung
3. Sesak Napas dan Mudah Lelah
Foto: Orami Photo Stock
Fibrilasi atrium juga dapat menyebabkan pengidapnya mudah merasa lelah dan sesak napas.
Gejala-gejala ini biasanya berhubungan dengan hilangnya efisiensi jantung ketika ruang atrium tidak lagi berkontraksi dengan baik.
Ketika kontraksi atrium hilang, jumlah darah yang dapat dikeluarkan oleh ventrikel dengan setiap detak jantung dapat menjadi berkurang.
Lebih jauh lagi, ketika ruang atrium berhenti berdetak secara efektif, darah bisa mengalir kembali ke paru-paru, dan menyebabkan sesak napas.
4. Rasa Tidak Nyaman di Dada
Foto: Orami Photo Stock
Dengan adanya gangguan pada kontraksi di atrium jantung, serta palpitasi, pengidap fibrilasi atrium dapat mengalami rasa tidak nyaman di dada. Hal ini terutama bila terjadi sesak napas.
Itulah beberapa gejala fibrilasi atrium yang paling umum.
Pada beberapa kasus yang jarang, penyakit ini juga bisa terjadi tanpa gejala sama sekali.
Bahkan, gangguan irama jantung atau aritmia juga baru ditemukan ketika dokter mengukur denyut nadi atau melakukan elektrokardiogram (EKG).
Hal ini diungkapkan dalam studi pada 2002 yang diterbitkan di Journal of Internal Medicine.
Pengobatan untuk Fibrilasi Atrium
Foto: Orami Photo Stock
Pengobatan fibrilasi atrium akan dilakukan dengan 3 tujuan utama, yaitu mengatur ulang irama jantung, mencegah pembekuan darah, dan mengurangi risiko stroke.
Setiap pengidap bisa memiliki rencana pengobatan yang berbeda. Hal ini biasanya didiskusikan dengan dokter, dengan mempertimbangkan kondisi dan tingkat keparahan penyakit.
Baca juga: Cegah Anemia, Ini 5 Obat Penambah Darah Alami
Melansir laman Very Well Health, berikut ini pengobatan medis yang biasa dilakukan untuk mengatasi fibrilasi atrium:
1. Obat-obatan
Untuk mengurangi risiko pembekuan darah dan stroke, dokter biasanya akan memberi resep obat, seperti:
- Obat antikoagulan. Misalnya coumadin (warfarin), eliquis (apixaban), pradaxa (dabigatran), savaysa (edoxaban), dan xarelto (rivaroxaban).
- Obat kontrol detak jantung. Misalnya digitalis atau lanoxin (digoxin), obat beta-blocking atau calcium channel blockers.
- Obat antiaritmia. Beberapa obat jenis ini diberikan secara intravena (suntikan), tetapi ada juga yang oral (diminum). Contoh obatnya adalah korvert (butilida), ritmol (propafenon), tambocor (flecainide), dan tikosyn (dofetilida).
2. Pembedahan dan Prosedur Lain
Ada beberapa prosedur yang dapat dilakukan sebagai upaya mengatasi fibrilasi atrium, yaitu:
- Kardioversi listrik. Biasanya dilakukan dalam situasi darurat. Prosedurnya dilakukan dengan memberi sengatan listrik ke dada menggunakan alat khusus.
- Ablasi kateter. Tujuan prosedur ini adalah untuk membunuh sel-sel yang menciptakan ritme abnormal. Dilakukan dengan alat seperti tabung tipis panjang.
- Prosedur labirin. Prosedur ini dilakukan selama operasi jantung terbuka, untuk mengganggu sinyal listrik yang menyebabkan aritmia.
- Alat pacu jantung. Pada beberapa kasus, dokter bisa menanamkan alat khusus di jantung untuk memacu dan mengatur detak jantung. Alat ini mungkin diperlukan secara permanen.
- Penutupan atrial appendage kiri. Prosedur ini dilakukan dengan memasukkan alat kecil untuk menutup ruang atrium di jantung.
Perawatan Rumahan dan Gaya Hidup
Selain menjalani pengobatan medis, pengidap fibrilasi atrium juga dapat melakukan perawatan rumahan dan perubahan gaya hidup.
Hal ini bertujuan untuk mengurangi gejala, memperbaiki kondisi, dan menurunkan risiko penyakit jantung dan stroke.
Menurut laman National Heart, Lung, and Blood Institute, beberapa bentuk perawatan rumahan dan perubahan gaya hidup yang bisa dilakukan untuk fibrilasi atrium adalah:
1. Menerapkan Pola Makan yang Sehat untuk Jantung
Foto: Orami Photo Stock
Misalnya dengan menerapkan diet DASH, yang mengurangi garam untuk membantu menjaga tekanan darah tetap terkendali.
DASH adalah singkatan dari Dietary Approaches to Stop Hypertension.
Metode diet ini dilakukan dengan memangkas asupan garam dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari.
Diet ini juga dirancang untuk membantu menurunkan kadar kalium, kalsium, serta magnesium dalam tubuh.
Bila menjalani diet ini, Moms bisa mengonsumsi maksimal 2.300 miligram natrium dalam satu hari.
Namun, ada lagi versi lain yang lebih ketat, yaitu hanya mengonsumsi 1.500 natrium dalam satu hari.
Baca juga: Penyebab dan Gejala Gula Darah Tinggi yang Wajib Diwaspadai
2. Menurunkan Berat Badan
Foto: Orami Photo Stock
Kelebihan berat badan atau obesitas bisa jadi akar dari banyaknya penyakit. Terlebih jika sudah mengidap fibrilasi atrium.
Jadi, bila Moms merasa kelebihan berat badan, cobalah untuk menurunkannya dengan menjalani diet sehat.
3. Olahraga Teratur
Foto: Orami Photo Stock
Sangat penting bagi pengidap fibrilasi atrium untuk rutin berolahraga.
Selain itu, jangan lupa juga untuk memperbanyak aktivitas fisik di keseharian, misalnya dengan menghindari terlalu banyak duduk.
4. Kelola Stres dengan Baik
Foto: Orami Photo Stock
Stres dan kecemasan bisa jadi memperburuk gejala fibrilasi atrium yang diidap. Jadi, cobalah untuk mengelola stres dengan baik.
Misalnya dengan melakukan meditasi, atau melakukan hal-hal yang disukai.
5. Hindari Kebiasaan Buruk
Foto: Stok Foto Orami
Kebiasaan buruk bagi kesehatan, seperti merokok dan minum alkohol, sebaiknya dihindari jika mengidap fibrilasi atrium. Hal ini karena keduanya dapat memperburuk gejala.
Itulah pembahasan mengenai fibrilasi atrium, mulai dari gejala hingga perawatan rumahannya.
Selain berbagai metode perawatan tersebut, ada juga pengobatan pelengkap dan alternatif, seperti yoga, akupunktur, dan terapi berbasis relaksasi.
Namun, penting untuk diingat bahwa itu hanya boleh digunakan sebagai tambahan, bukan pengganti pengobatan medis.
Jadi, jika mengidap fibrilasi atrium, Moms harus menjalani pengobatan medis, dan bicarakan dengan dokter bila ingin melakukan pengobatan tambahan.
Baca juga: Bantu Jaga Sistem Kekebalan Tubuh, Cari Tahu Fungsi Sel Darah Putih Berikut Ini!
Moms juga perlu hati-hati dalam mengonsumsi obat-obatan herbal dan suplemen makanan, yang mungkin mengiming-imingi baik untuk kesehatan jantung.
Beberapa kandungan dalam obat herbal dan suplemen tersebut bisa jadi berinteraksi dengan obat-obatan yang diberikan dokter dan justru memperburuk gejala.
Jadi, apapun langkah yang diambil sebagai pengobatan tambahan, sebaiknya dikonsultasikan pada dokter terlebih dahulu ya, Moms!
- https://www.cdc.gov/heartdisease/atrial_fibrillation.htm
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5089512/
- https://onlinelibrary.wiley.com/doi/full/10.1046/j.1365-2796.2001.00893.x
- https://www.nhlbi.nih.gov/health-topics/atrial-fibrillation
- https://www.verywellhealth.com/symptoms-of-atrial-fibrillation-4134460
- https://www.verywellhealth.com/atrial-fibrillation-treatment-1745770
- https://www.healthline.com/health/living-with-atrial-fibrillation#symptoms
- https://www.webmd.com/hypertension-high-blood-pressure/guide/dash-diet
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.