Mengenal Gastroparesis: Penyebab, Gejala, dan Cara Pengobatannya
Pernahkah mendengar istilah gastroparesis?
Ini adalah kondisi yang memengaruhi gerakan spontan normal otot (motilitas) di perut.
Dalam kondisi normal, kontraksi otot yang kuat mendorong makanan melalui saluran pencernaan.
Namun, saat mengidap kondisi ini, motilitas perut melambat atau tidak berfungsi sama sekali.
Jadi, proses pengosongan perut dari makanan tidak dapat berjalan dengan benar.
Jika Moms atau anggota keluarga menderita kondisi ini, kenali lebih lanjut gejala, penyebab, serta cara pengobatannya.
Baca Juga: Infeksi Saluran Kemih: Gejala, Penyebab, Komplikasi, dan Pengobatan
Penyebab Gastroparesis dan Kaitannya dengan Diabetes
Dikutip dari Mayo Clinic, gastroparesis umumnya disebabkan oleh cedera saraf, termasuk kerusakan pada saraf vagus.
Dalam kondisi normal, saraf vagus berkontraksi (mengencangkan) otot perut untuk membantu memindahkan makanan melalui saluran pencernaan.
Dalam kondisi gastroparesis, diabetes menyebabkan kerusakan saraf vagus.
Otot-otot perut dan usus pun tak bisa bekerja dengan baik dan berakibat makanan tidak bergerak dari perut ke usus.
Ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko kondisi ini, salah satunya diabetes.
Berikut ini daftarnya:
- Diabetes
- Operasi perut atau kerongkongan.
- Infeksi, biasanya dari virus.
- Obat-obatan tertentu yang memperlambat laju pengosongan lambung.
- Scleroderma.
- Penyakit sistem saraf, seperti parkinson.
- Hipotiroidisme.
Baca Juga: Asam Lambung Kaki Dingin, Kenapa Bisa Terjadi?
Gejala dan Komplikasi Gatroparesis
Setelah mengetahui apa saja penyebab dan faktor-faktor yang meningkatkan risikonya, ketahui juga gejala dan komplikasinya.
Mengutip dari NHS, terdapat beberapa gejala gastroparesis yang dapat dikenali, yaitu:
- Merasa cepat kenyang saat makan.
- Sakit (mual) dan muntah.
- Kehilangan nafsu makan.
- Penurunan berat badan.
- Kembung.
- Perut sakit dan terasa tidak nyaman.
- Maag.
Adapun kondisi ini dapat menimbulkan sejumlah komplikasi yang perlu diwaspadai.
Pertama, makanan yang berada di perut terlalu lama, dapat berfermentasi.
Ini bisa menyebabkan pertumbuhan bakteri.
Kedua, makanan di dalam perut dapat mengeras menjadi massa padat yang disebut bezoar.
Bezoar ini menyebabkan penyumbatan di perut dan mencegah makanan masuk ke usus kecil.
Komplikasi lainnya, yaitu dapat mengalami dehidrasi dan malnutrisi.
Baca Juga: Sering Dianggap Sehat, 12+ Makanan yang Membuat Gemuk Ini Bisa Mengecoh
Cara Mengobati Gastroparesis
Moms pasti bertanya-tanya, apakah seseorang yang mengalami gastroparesis bisa sembuh?
Yang jelas, Moms harus berkonsultasi dengan dokter.
Pengobatannya dimulai dari mengidentifikasi dan mengamati kondisi yang mendasarinya.
Berikut ini beberapa contoh penanganannya.
1. Perubahan Pola Makan
Gastroparesis berkaitan dengan pencernaan dan diabetes.
Oleh karena itu, dalam mengatasinya, diperlukan juga perubahan pola makan.
Moms nantinya dirujuk ke ahli gizi yang membantu menemukan kebutuhan kalori dan nutrisi yang cukup dari makanan yang disarankan.
Berikut ini pola makan yang disarankan untuk mengatasi kondisi ini:
- Makan makanan dengan porsi kecil lebih sering.
- Kunyah makanan sampai habis.
- Makan buah dan sayuran yang telah dimasak dengan baik ketimbang makan buah dan sayuran mentah.
- Pilih makanan yang rendah lemak, tetapi jika dapat mentolerir, tambahkan sedikit pori makanan berlemak dalam menu makan.
- Cobalah makan sup dan bubur yang lebih mudah untuk ditelan.
- Minum sekitar 1 sampai 1,5 liter air per hari.
- Olahraga ringan setelah makan, seperti berjalan-jalan.
- Hindari minuman berkarbonasi, minuman beralkohol, dan merokok.
- Hindari berbaring selama dua jam setelah makan.
- Konsumsi multivitamin setiap hari.
2. Mengontrol Kadar Gula
Jika menderita gastroparesis dan diabetes, Moms perlu mengontrol kadar gula dalam darah, terutama hyperglycemia.
Hyperglycemia dapat memperlambat pengosongan makanan dari dalam perut.
Dokter pasti akan memastikan kadar glukosa Moms tidak terlalu tinggi atau terlalu rendah dan tidak terus-menerus naik atau turun.
Kemungkinan dokter akan memberikan instruksi spesifik untuk menggunakan insulin berdasarkan kebutuhan dan seberapa parah gastroparesis yang dialami.
Baca Juga: Kadar Gula Darah Rendah? Waspada Gejala Hipoglikemia!
3. Obat-Obatan
Dokter akan memberikan Moms resep obat-obatan yang membantu otot-otot di dinding perut untuk bekerja lebih baik.
Selain itu, dokter juga akan memberi resep obat yang mengontrol rasa mual, muntah, dan obat pereda nyeri.
Obat-obat yang diresepkan dokter, biasanya Metoclopramide, Erythromycin, Antiemetics, dan Antidepresan.
Metoclopramide berfungsi meningkatkan pengetatan, kontraksi otot di dinding perut, dan meningkatkan pengosongan perut.
Obat Metoclopramide juga membantu meredakan mual dan muntah.
Sama halnya dengan Antiemetics dan Mirtazapine yang dapat redakan mual dan muntah.
Erythromycin juga dapat meningkatkan kontraksi otot perut dan meningkatkan pengosongan perut.
4. Pemasangan Selang Makan
Dalam beberapa kasus, dokter mungkin merekomendasikan pemasangan selang makan nasal atau oral.
Hal ini untuk memastikan agar mendapatkan kalori dan nutrisi cukup.
Perawat akan memasang selang pada mulut atau hidung, melewati esofagus dan perut, lalu ke usus kecil.
5. Jejunostomy
Jika Moms tidak mendapatkan nutrisi dan kalori dari perawatan lain, dokter mungkin merekomendasikan pemasangan selang jejunostomy.
Pada metode perawatan ini, selang akan ditempatkan pada usus kecil bernama jejunum.
6. Stimulus Listrik Lambung
Tindakan stimulus listrik lambung dapat mengurangi mual dan muntah berkelanjutan.
Perawatan ini digunakan untuk pengobatan orang-orang yang mengalami gastroparesis karena diabetes dan penyebab yang tidak diketahui.
Selain itu, tindakan ini diberikan kepada orang-orang yang gejalanya tidak bisa dikendalikan dengan obat-obatan.
Baca Juga: 11 Minuman dan Makanan yang Dihindari Penderita Asam Lambung
Itulah penjelasan mengenai gastroparesis.
Kondisi ini dapat dicegah dengan mengatur pola makan seperti yang sudah dijelaskan di atas.
Namun, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter jika merasakan gejalanya.
Semoga sehat selalu ya, Moms!
- https://gi.org/topics/gastroparesis/
- https://www.nhs.uk/conditions/gastroparesis/
- https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/15522-gastroparesis
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/gastroparesis/symptoms-causes/syc-20355787
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/gastroparesis/diagnosis-treatment/drc-20355792
- https://www.niddk.nih.gov/health-information/digestive-diseases/gastroparesis/treatment
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.