13 Maret 2023

Mengenal Kateter Urine: Tipe, Cara Pemasangan, dan Harganya

Banyak jenisnya dan memiliki efek samping

Kateter urine adalah alat berupa tabung kecil yang fleksibel dan biasa digunakan paisen untuk membantu mengosongkan kandung kemih.

Pemasangan kateter urine dilakukan untuk pasien yang tidak mampu buang air kecil sendiri.

Jika kandung kemih tidak dikosongkan, maka urine dapat menumpuk dan menyebabkan tekanan pada ginjal.

Tekanan tersebut bisa menyebabkan gagal ginjal, yang bisa berbahaya dan mengakibatkan kerusakan permanen pada ginjal.

Kateter urine sebaiknya hanya dilakukan bila terdapat indikasi klinis yang spesifik dan memadai, karena dapat menimbulkan risiko infeksi.

Melansir Journal of Medical Engineering & Technology, kateter dapat menyebabkan tempat berkembang biaknya bakteri dan menyebabkan masalah kesehatan, seperti batu kandung kemih dan septikemia, kerusakan pada ginjal, kandung kemih dan uretra.

Untuk mengetahui penjelasan lebih lengkap tentang kateter urine dari fungsi hingga harganya, yuk kita simak.

Baca Juga: 11 Cara Mengobati Susah Buang Air Kecil Setelah Melahirkan, Patut Moms Coba!

Kondisi yang Membutuhkan Kateter Urine

Kateter Urine
Foto: Kateter Urine (medicalnewstoday.com)

Seorang dokter mungkin merekomendasikan agar menggunakan kateter urine, jika Moms memiliki kondisi:

  • Tidak dapat mengontrol kapan buang air kecil.
  • Mengalami inkontinensia urine.
  • Mengalami retensi urine.

Penyebab umum mengapa tidak bisa buang air kecil sendiri bisa, yaitu:

  • Aliran urin tersumbat karena kandung kemih atau batu ginjal, pembekuan darah dalam urin, atau pembesaran kelenjar prostat yang parah.
  • Operasi pada kelenjar prostat.
  • Operasi di area genital, seperti perbaikan patah tulang pinggul atau histerektomi.
  • Cedera pada saraf kandung kemih.
  • Cedera saraf tulang belakang.
  • Kondisi yang mengganggu fungsi mental, seperti demensia.
  • Obat-obatan yang mengganggu kemampuan otot kandung kemih untuk menekan, yang menyebabkan urin tetap tersangkut di kandung kemih.
  • Spina bifida, kelainan sejak lahir yang terjadi ketika tulang belakang dan sumsum tulang belakang tidak terbentuk secara tepat.

Baca Juga: Sering Menahan Buang Air Kecil? Hati-hati, 4 Penyakit Ini Risikonya!

Jenis dan Efek Samping Kateter Urine

Tipe Kateter Urine
Foto: Tipe Kateter Urine (finneganmedicalsupply.com)

Berdasarkan jenisnya, penggunaan kateter urine ada yang langsung dilepas setelah penggunaan, ada juga yang baru dilepas setelah beberapa jam, hari, dan bahkan dalam jangka waktu yang panjang.

Kateter urine juga memiliki ukuran, bahan, dan tipe yang berbeda. Namun fungsi kateter urine tetap sama, yaitu untuk mengosongkan saluran kandung kemih.

Ada 3 tipe kateter yang biasa digunakan, yaitu:

1. Indwelling Catheter

Jenis kateter urine ini adalah kateter yang berada di dalam tubuh untuk waktu yang lebih lama, dan ada dua jenis.

  • Kateter yang menetap di uretra adalah kateter yang dimasukkan melalui uretra ke dalam kandung kemih.
  • Kateter yang menetap di suprapubik dimasukkan melalui perut langsung ke dalam kandung kemih.

Kateter yang menetap dimasukkan oleh perawatan kesehatan atau dokter dan dibiarkan di dalam tubuh selama waktu yang diperlukan.

Untuk penggunaan jangka panjang, sering diganti setiap atau setiap dua bulan.

Kateter urine ini memiliki balon kecil yang menggembung di ujungnya. Ini mencegah kateter meluncur keluar dari tubuh. Saat kateter perlu dilepas, balon akan dikempiskan dan dikeluarkan.

Penting untuk mengosongkan kantung drainase sebelum penuh. Umumnya waktu pengosongan kantung dilakukan setiap 2-4 jam.

Selain itu juga harus memasang kantung drainase yang bersih dan tidak terpakai 2 kali sehari dan memasang kantung yang lebih besar di malam hari.

Efek samping:

  • Kejang Kandung Kemih

Kondisi ini sangat umum terjadi pada pemasangan indwelling catheter.

Hal ini terjadi ketika kandung kemih mencoba mengeluarkan bagian balon dari kateter.

Seorang dokter mungkin meresepkan obat untuk mengurangi frekuensi dan intensitas kejang ini.

  • Penyumbatan

Pasien yang menggunakan indwelling catheter mungkin melihat puing-puing di tabung kateter.

Meskipun normal, endapan mineral ini terkadang dapat menghalangi kateter dan mencegah drainase.

Penting bagi pasien untuk segera memberitahu perawat kesehatan jika kateter tersumbat, atau mengeluarkan gumpalan darah atau serpihan besar.

  • Nyeri dan Ketidaknyamanan

Penggunaan jangka panjang dari kateter ini dapat menyebabkan rasa sakit dan ketidaknyamanan.

Penting untuk membicarakan hal ini dengan dokter, yang akan dapat memberikan atau memberi nasihat tentang pereda nyeri yang sesuai.

Baca Juga: ISK pada Ibu Hamil: Ini Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

2. Intermittent Catheters

Jenis kateter urine ini digunakan hanya sebentar saja, yaitu kateter akan dimasukkan bila Moms memerlukannya untuk mengosongkan kandung kemih.

Umumnya, teknik pemasangan kateter urine ini pasien akan diajari untuk melakukannya sendiri sehingga jenis ini dapat dilakukan oleh kebanyakan orang.

Bahkan anak-anak berusia 7-8 tahun, pasien yang menggunakan alat bantu, dan pasien yang memiliki fungsi tangan yang berkurang dapat mempraktekkannya sendiri.

Kateterisasi dipasang sama seperti saat pergi ke toilet, sekitar 4-6 kali sehari.

Efek Samping:

Kateter urine jenis ini biasanya sudah didesain untuk mengurangi ketidaknyamanan selama pemasangan.

Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah efek samping yang umum dari penggunaan intermittent catheters. Risiko pengembangan ISK meningkat dengan penggunaan kateter jangka panjang.

Kemungkinan efek samping lain dari penggunaan kateter urine jenis ini meliputi:

  • Hematuria

Penyakit ini adalah adanya sel darah merah dalam urin, yang dapat menyebabkan urin tampak merah atau coklat.

Hematuria sering terjadi ketika pasien pertama kali mulai menggunakan kateter intermiten, tetapi hematuria persisten dapat mengindikasikan ISK.

  • Batu Kandung Kemih

Ini umum terjadi pada orang yang menggunakan kateter intermiten dalam jangka panjang.

  • Striktur Uretra

Ini adalah penyempitan uretra yang bisa terjadi akibat trauma berulang.

Orang yang memasukkan kateter intermitennya sendiri berulang kali selama berbulan-bulan memiliki risiko lebih tinggi mengalami striktur uretra.

3. Condom Catheters

Kateter urine jenis ini adalah kateter yang ditempatkan di luar tubuh.

Umumnya diperlukan untuk pria yang tidak memiliki masalah retensi urin tetapi memiliki disabilitas fungsional atau mental yang serius, seperti demensia.

Alat yang terlihat seperti kondom menutupi kepala penis. Sebuah tabung mengarah dari perangkat kondom ke kantung drainase.

Melansir Journal of Wound Ostomy & Continence Nursing, kateter jenis ini memang ada untuk wanita.

Namun, condom catheters jarang sekali digunakan direkomendasikan untuk wanita karena dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, yaitu kerusakan pada kulit di sekitarnya dan mukosa vagina.

Kateter ini umumnya lebih nyaman dan memiliki risiko infeksi yang lebih rendah daripada indwelling catheter.

Condom catheters biasanya perlu diganti setiap hari, tetapi beberapa merek dirancang untuk penggunaan yang lebih lama.

Hal ini dapat menyebabkan lebih sedikit iritasi kulit daripada kateter kondom yang memerlukan pengangkatan dan pengaplikasian ulang setiap hari.

Efek Samping:

Kateter eksternal hanya untuk penggunaan jangka pendek. Penggunaan jangka panjang meningkatkan risiko:

  • ISK
  • Kerusakan pada penis akibat gesekan dengan alat mirip kondom
  • Penyumbatan di uretra

Baca Juga: Mencegah Infeksi Saluran Kemih pada Balita, Simak Caranya di Sini

Proses Pemasangan Kateter Urine yang Aman

Proses Pemasangan Kateter Urina
Foto: Proses Pemasangan Kateter Urina (pennmedicine.org)

Pemasangan kateter urine adalah dengan memasukkan selang melalui saluran uretra menuju kandung kemih.

Proses pemasangan ini sebaiknya dilakukan oleh dokter atau perawat agar lebih aman.

Berikut adalah proses pemasangan kateter jenis intermittent catheter dan indwelling catheter:

  • Dokter atau perawat akan membuka dan membersihkan peralatan kateter dan alat kelamin pasien sebelum dipasangkan.
  • Proses sterilisasi pada alat kelamin dilakukan dengan gerakan melingkar hingga ke area sekitar alat kelamin.
  • Selang kateter urine diberi cairan lubrikasi atau pelumas untuk memudahkan ketika dimasukkan ke dalam saluran uretra.
  • Selanjutnya, selang kateter urine akan dimasukkan ke dalam saluran uretra.
  • Selang akan dimasukkan hingga mencapai leher kandung kemih.
  • Setelah selesai, pasien pun sudah bisa langsung buang air kecil menggunakan selang kateter urine.
  • Kantung drainase urine biasanya akan diletakkan pada bagian bawah tempat tidur agar membantu aliran urine ke bawah.

Umumnya, proses pemasangan kateter suprapubic dilakukan dengan pemberian anestesi umum sehingga pasien tidak merasa kesakitan.

Namun, jenis kateter ini perlu diganti setiap 6-8 minggu.

Baca Juga: Sering Buang Air Kecil di Malam Hari, Hati-Hati, Penyakit Nokturia Mengintai Kita

Harga Kateter Urine

Kateter urine dapat dibeli di apotek atau secara online.

Umumnya, kateter yang dijual digunakan untuk jangka pendek.

Berikut ini harga kateter urine yang bisa Moms beli.

Nelaton Catheter Tabung fleksibel digunakan untuk drainase urine jangka pendek. Tidak seperti kateter foley, kateter Nelaton tidak memiliki balon.

Kateter Nelaton dapat dimasukkan ke dalam kandung kemih melalui uretra atau mitrofanoff.

Pemasangan kateter ini hanya 1 minggu sekali dan tidak perlu setiap hari.

Pemasangannya pun mudah dilakukan karena bahannya lentur sehingga dapat mencegah iritasi pada lubang saluran kencing.

Bahan kateter ini terbuat silikon yang lebih tahan lama dibandingkan bahan latex.

Selang terdiri dari 2 saluran, yaitu saluran untuk diisi air agar ujungnya bisa mengembang sehingga menutup jalan keluar kandung kemih dan saluran kedua merupakan saluran utama untuk mengeluarkan air seni pasien dari kantung kemih ke urine bag.

Itu dia Moms penjelasan kateter urine.

Jika Moms ingin menggunakannya, maka ada baiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter untuk mengetahui tipe dan bahan yang sesuai dengan Moms.

  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4870965/
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4673556/
  • https://www.medicalnewstoday.com/articles/324187#living-with-a-catheter
  • https://www.healthline.com/health/urinary-catheters

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.