Mengenal Cara Kerja Implan Koklea sebagai Alat Bantu Pendengaran serta Manfaat dan Risikonya
Orang yang mengalami gangguan pendengaran parah biasanya butuh alat bantu. Salah satu pilihan alat bantu yang bisa digunakan adalah implan koklea.
Seperti namanya, implan koklea adalah alat yang dipasang di koklea, melalui prosedur pembedahan.
Koklea adalah tulang berbentuk spiral yang terletak di telinga bagian dalam.
Alat ini dipasang untuk menggantikan fungsi koklea. Dengan cara mengubah suara menjadi impuls listrik, yang kemudian ditafsirkan oleh otak.
Baca juga: 10 Cara Merawat Mata dan Nutrisi yang Disarankan
Meski dapat menjadi solusi bagi pengidap gangguan pendengaran, implan koklea tidak cocok untuk semua orang.
Keberhasilan penggunaan alat ini tergantung pada terapi dan pelatihan ekstensif yang perlu dijalani.
Selain itu, ada juga kemungkinan komplikasi yang bisa terjadi dari pemasangan alat ini.
Lebih jelasnya, yuk simak pembahasan berikut ini, Moms!
Implan Koklea dan Cara Kerjanya
Implan koklea merupakan alat kecil yang ditempatkan di belakang telinga, dengan satu bagian dimasukkan ke bawah kulit.
Bagian tersebut terdiri dari tali atau susunan elektroda yang ditempatkan di koklea telinga, melalui pembedahan.
Dokter dapat menyesuaikan posisi alat dengan mengebor tengkorak untuk menambatkan implan.
Alat ini akan melewati telinga bagian dalam untuk merangsang saraf pendengaran secara langsung.
Memberikan sensasi suara bagi orang yang mengalami gangguan pendengaran berat.
Namun, implan koklea hanya cocok untuk orang yang mengalami gangguan pendengaran sensorineural.
Bentuk gangguan pendengaran ini terjadi akibat kerusakan sel-sel rambut di telinga bagian dalam, pusat pemrosesan pusat otak, atau saraf vestibulocochlear.
Menurut publikasi di National Library of Medicine, beberapa penyebab umum dari gangguan pendengaran sensorineural adalah cedera kepala, diabetes, dan gangguan pendengaran akibat kebisingan.
Beberapa implan koklea, seperti model hibrida, cocok untuk orang dengan residual hearing.
Ini adalah kondisi ketika seseorang memiliki kemampuan untuk mendengar beberapa suara bahkan ketika mengalami gangguan pendengaran.
Perangkat model hibrida ini membantu mempertahankan pendengaran bagi orang-orang dengan kondisi ini.
Riset pada 2009 di jurnal Advances in Oto-Rhino-Laryngology menunjukkan bahwa alat ini dapat membantu pengenalan suara di lingkungan yang lebih bising.
Baca juga: Simak Manfaat Tidur Siang untuk Tubuh, Lebih dari Menghilangkan Lelah!
Dalam fungsinya untuk membantu pendengaran, implan koklea memiliki empat bagian utama, yaitu mikrofon, prosesor suara, stimulator rangsang suara, dan elektroda.
Mikrofon berfungsi mengambil suara dan mengirimkannya ke prosesor suara.
Kemudian, suara tersebut diambil oleh stimulator rangsang dan diubah menjadi impuls listrik.
Elektroda kemudian mengumpulkan informasi ini dan mengirimkannya ke saraf pendengaran.
Apa Bedanya dengan Alat Bantu Dengar?
Meski fungsinya adalah membantu pendengaran, implan koklea berbeda dengan alat bantu dengar lho, Moms.
Salah satu perbedaan terbesarnya adalah alat bantu dengar bisa dengan mudah dilepas, sedangkan implan koklea terpasang secara permanen.
Kebanyakan orang akan menjalani operasi rawat jalan untuk mendapatkan implan koklea.
Namun, anak-anak dan yang memiliki kondisi kesehatan lain bisa jadi perlu rawat inap.
Alat bantu dengar lebih cocok untuk mereka yang mengalami gangguan pendengaran ringan hingga berat.
Namun, implan koklea lebih cocok untuk mereka yang mengalami gangguan pendengaran berat.
Sementara alat bantu dengar memperkuat suara, implan koklea bekerja dengan cara “memberikan” suara.
Dokter atau audiolog dapat merekomendasikan perangkat mana yang cocok, tergantung pada jenis gangguan pendengaran yang dialami.
Implan koklea bekerja dengan secara langsung merangsang saraf pendengaran, yang ditafsirkan oleh otak sebagai suara.
National Institute of Deafness and Other Communication Disorders menyatakan, bayi di bawah 18 bulan dengan gangguan pendengaran berat dapat memperoleh manfaat lebih banyak dari implan koklea.
Hal ini diungkapkan dalam sebuah tinjauan pada 2019 di Annual Review of Neuroscience.
Dalam tinjauan tersebut, ditemukan bahwa implan koklea pada bayi di awal kehidupan menghasilkan hasil yang lebih baik.
Alat ini memungkinkan mereka untuk belajar bahasa dan memahami ucapan.
Baca juga: Ketahui Kandungan Obat Penghilang Bekas Luka Paling Ampuh, Bisa Dicoba!
Prosedur Operasi Implan Koklea
Seperti dijelaskan tadi, tidak semua penderita gangguan pendengaran bisa menggunakan implan koklea.
Jika dokter memutuskan bahwa implan koklea bisa digunakan, mereka akan menjelaskan apa yang diperlukan dan menjadwalkan operasi.
Secara garis besar, berikut ini prosedur implan koklea yang akan dijalani:
- Sebelum operasi, pasien diberikan anestesi umum.
- Setelah pasien tertidur, dokter bedah membuat sayatan di belakang telinga dan membuat sedikit lekukan di tulang mastoid.
- Kemudian, dokter akan membuat lubang kecil di koklea dan memasukkan elektroda melalui lubang.
- Selanjutnya, dokter memasukkan reseptor di bawah kulit belakang telinga. Dokter akan menyesuaikan letaknya ke tengkorak dan menjahit sayatan.
- Setelah selesai, pasien akan dipindahkan ke unit pemulihan. Pasien akan dipantau untuk memastikan tidak ada efek samping dari operasi.
- Pasien biasanya akan dipulangkan beberapa jam setelah operasi atau di hari berikutnya.
Sebelum meninggalkan rumah sakit, perawat atau dokter biasanya menunjukkan cara merawat sayatan atau luka bekas operasi di rumah.
Janji temu lanjutan adalah sekitar seminggu kemudian. Dokter akan memeriksa sayatan dan melihat bagaimana penyembuhannya.
Sayatan tersebut perlu sembuh sebelum implan diaktifkan. Sekitar 1 bulan setelah operasi, dokter akan memasang perangkat bagian luar dan mengaktifkan komponen internalnya.
Selama beberapa bulan ke depan, kunjungan rutin ke dokter diperlukan agar bisa dipantau dan dilakukan terapi yang disebut rehabilitasi audiologis.
Ini akan membantu meningkatkan kemampuan mendengar dan berbicara.
Baca juga: Sehat dan Lezat, Cari Tahu 6 Manfaat Jus Seledri Ini Moms!
Keuntungan dan Risiko Penggunaan Implan Koklea
Seperti kebanyakan perangkat medis lainnya, ada keuntungan dan risiko dari penggunaan implan koklea.
Jika Moms mengalami gangguan pendengaran yang parah, implan koklea dapat meningkatkan kualitas hidup.
Namun, sebenarnya manfaatnya tergantung pada prosedur dan proses rehabilitasi yang dilakukan.
Dengan implan koklea, penderita gangguan pendengaran mungkin dapat:
- Mendengar banyak variasi suara yang berbeda.
- Memahami perkataan lawan bicara tanpa membaca gerak bibir.
- Mendengar suara di telepon.
- Mendengarkan musik.
- Menonton televisi tanpa teks.
- Untuk bayi dan balita, alat ini dapat membantu mereka belajar berbicara.
Operasi implan koklea adalah prosedur yang umumnya aman.
Namun, ada kemungkinan risiko yang tetap bisa terjadi, seperti:
- Perdarahan.
- Pembengkakan.
- Telinga berdenging (tinnitus).
- Pusing.
- Infeksi di luka bekas operasi.
- Mulut kering.
- Perubahan pada indra perasa.
- Kelumpuhan wajah.
- Masalah keseimbangan.
- Meningitis.
- Kemungkinan operasi ulang untuk mengangkat implan (karena infeksi) atau memperbaiki implan yang rusak.
Risiko spesifik bergantung pada kesehatan dan kondisi medis masing-masing orang secara keseluruhan.
Perlu diingat juga, implan koklea tidak berfungsi untuk mengembalikan pendengaran menjadi normal.
Untuk beberapa orang, alat ini bisa jadi tidak membantu sama sekali.
Baca juga: Implan Gigi, Prosedur Pemasangan Gigi Tiruan dengan Mengganti Akar Gigi
Selain itu, beberapa kekurangan dan risiko lain dari penggunaan implan koklea adalah:
- Harus melepas komponen eksternal saat mandi atau berenang.
- Harus mengisi ulang baterai secara teratur atau menggunakan yang baru.
- Kehilangan pendengaran alami yang tersisa di telinga dengan implan.
- Kerusakan pada implan selama aktivitas olahraga atau kecelakaan.
- Harus menjalani rehabilitasi ekstensif untuk membantu mempelajari cara menggunakan implan.
Itulah pembahasan mengenai implan koklea. Semoga informasi yang dijelaskan bisa membantu ya, Moms.
Lebih lanjutnya, Moms bisa tanyakan langsung pada dokter yang menangani.
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK565860/
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4274269/
- https://www.nidcd.nih.gov/health/cochlear-implants
- https://www.annualreviews.org/doi/full/10.1146/annurev-neuro-080317-061513
- https://www.healthline.com/health/cochlear-implant#surgical-procedure
- https://www.medicalnewstoday.com/articles/hearing-aids-vs-cochlear-implants
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.