Jenis Kencing Manis dan Bahaya yang Mengintai, Bisa Sebabkan Kebutaan
Tak hanya orang dewasa hingga lansia, remaja dan dewasa muda juga perlu mewaspadai kencing manis atau diabetes sejak dini.
Pasalnya, pada tahun 2018, penyakit ini menempati predikat penyakit tidak menular paling mematikan urutan ketiga di Indonesia, setelah stroke dan jantung.
Bahkan, Kemenkes menyebutkan bahwa penderita diabetes di Indonesia dapat mencapai 30 juta orang pada 2030 mendatang.
Hal ini tentu bukan mustahil terjadi apabila masyarakat tidak bisa mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat.
Data WHO juga menyebutkan bahwa pada tahun 2014, sebanyak 8,5% orang dewasa berusia 18 tahun ke atas menderita penyakit yang juga sering disebut diabetes melitus ini.
Sementara pada tahun 2019, kondisi ini menjadi penyebab langsung dari 1,5 juta kematian.
Sekitar 48% dari seluruh kematian akibat diabetes bahkan terjadi sebelum usia 70 tahun.
Karena itulah, penting untuk mengenali gejala kencing manis agar bisa dihindari sejak dini.
Baca Juga: Retinopati Diabetik, Komplikasi Diabetes Melitus yang Kerap Terlambat Ditangani
Perbedaan Gula Darah dan Kencing Manis
Banyak yang masih bingung dengan perbedaan gula darah dan kencing manis, bahkan menganggapnya sama.
Kencing manis atau diabetes merupakan penyakit metabolik yang menyebabkan kadar gula dalam darah menjadi tinggi.
Sementara itu, gula darah atau glukosa adalah gula utama dalam darah yang berasal dari makanan.
Darah membawa glukosa ke semua sel tubuh untuk digunakan sebagai energi utama tubuh.
Namun, terlalu banyak glukosa dalam darah akibat kekurangan insulin dapat menyebabkan masalah serius.
Nah, jangan salah kaprah dulu, ya Moms.
Jika memiliki masalah gula darah, baik kadarnya yang terlalu rendah atau tinggi, ini bukan berarti Moms langsung dinyatakan menderita kencing manis.
Apa pun pemicu ketidaknormalan kadar gula darah, kondisi ini tetap harus dikelola dengan baik.
Mulai dari menjaga asupan makanan, aktivitas, hingga minum obat diabetes secara teratur dapat membantu mengatasi hal tersebut.
Baca Juga: 15 Makanan Penurun Gula Darah dan Paling Ampuh Cegah Diabetes
Jenis Kencing Manis, Penyebab, dan Gejalanya
Diabetes atau kencing manis terjadi ketika tubuh tidak dapat memproduksi cukup insulin, atau tidak dapat menggunakan insulin yang dihasilkan secara efektif.
Padahal, hormon insulin berperan memindahkan gula dari darah ke sel-sel sekitarnya untuk disimpan atau digunakan sebagai energi.
Jika kadar gula darah tinggi tidak diobati, kondisi ini dapat merusak saraf, mata, ginjal, hingga ke organ-organ lainnya.
Karena itulah, penting untuk mendeteksi gejala kencing manis sejak dini supaya bisa segera ditangani.
Berikut beberapa gejala diabetes yang umum, antara lain:
- Buang air kecil banyak, lebih sering di malam hari
- Merasa sangat haus atau lapar
- Penurunan berat badan
- Penglihatan kabur
- Tangan atau kaki mati rasa atau kesemutan
- Merasa sangat lelah
- Kulit kering
- Luka cenderung lama sembuh
- Memiliki lebih banyak infeksi dari biasanya
Baca Juga: 5 Tips Camilan Sehat untuk Penderita Diabetes
Jika Moms mengalami salah satu dari gejala kencing manis tersebut, segera temui dokter dan lakukan pemeriksaan gula darah.
Dari hasil tes gula darah dan pemeriksaan lanjutan, Moms juga bisa mengetahui jenis diabetes atau kencing manis yang dialami.
Setiap jenis kencing manis memiliki gejala yang berbeda, yakni:
Diabetes Tipe 1
Diabetes tipe 1 adalah penyakit autoimun, yaitu ketika sistem kekebalan menyerang dan menghancurkan sel-sel di pankreas atau tempat insulin dibuat.
Sayangnya, hingga saat ini tidak penyebab diabetes tipe 1 masih belum bisa dipastikan.
Gejala diabetes tipe 1 biasanya ditandai dengan mual, muntah, hingga sakit perut.
Hati-hati, gejala tersebut bisa berkembang hanya dalam beberapa minggu atau bulan, bahkan bisa menjadi parah dalam waktu singkat.
Terlebih lagi, jenis kencing manis ini dapat dimulai sejak usia anak-anak dan bisa menyerang setiap orang di segala usia.
Diabetes Tipe 2
Diabetes tipe 2 terjadi ketika tubuh menjadi resisten terhadap insulin, sehingga gula menumpuk dalam darah.
Ini merupakan jenis diabetes yang paling umum, dimana sekitar 90-95% penderita diabetes termasuk golongan ini.
Dibandingkan tipe 1, gejala diabetes tipe 2 membutuhkan waktu lebih lama untuk berkembang.
Beberapa orang bahkan tidak merasakan gejala kencing manis sama sekali, meskipun sudah lama menderita penyakit tersebut.
Meski umumnya terjadi saat dewasa, kenyataannya kini semakin banyak anak dan remaja yang mulai mengalami penyakit tersebut akibat gaya hidup tak sehat.
Baca Juga: Anuria (Gangguan Kencing): Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya
Diabetes Gestational
Kencing manis juga bisa dialami oleh ibu hamil. Kondisi ini disebut dengan destational diabetes.
Jenis diabetes ini disebabkan oleh hormon penghambat insulin yang diproduksi oleh plasenta.
Kebanyakan kasus diabetes gestasional atau kencing manis selama kehamilan terjadi tanpa gejala apa pun.
Maka itulah, dokter harus melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan diabetes gestasional, biasanya dilakukan saat usia kehamilan 24-28 minggu.
Bahaya kencing manis saat hamil berisiko mengembangkan komplikasi, salah satunya memicu tekanan darah tinggi hingga terjadi preeklamsia.
Hati-hati, komplikasi serius ini berpotensi mengancam kesehatan ibu dan janin.
Selain itu, potensi persalinan caesar juga jadi semakin besar untuk menghindari risiko yang lebih besar.
Prediabetes
Perlu diketahui bahwa tidak semua kadar gula darah tinggi langsung dicap sebagai kencing manis.
Pasalnya, ada kondisi yang disebut prediabetes, yakni ketika kadar gula darah lebih tinggi dari normal, namun belum cukup dianggap sebagai diabetes tipe 2.
Seseorang dapat mengalami prediabetes selama bertahun-tahun tanpa gejala yang jelas.
Akibatnya, jenis diabetes ini tidak terdeteksi hingga berkembang menjadi diabetes tipe 2 di kemudian hari.
Ada beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko prediabetes, yaitu:
- Kelebihan berat badan
- Berusia 45 tahun ke atas
- Memiliki orang tua atau saudara kandung yang mengalami diabetes tipe 2
- Pernah menderita diabetes gestasional atau melahirkan bayi dengan berat lahir lebih dari 4 kg
- Memiliki sindrom ovarium polikistik
Baca Juga: Sudah Tahu Perbedaan Diabetes Tipe 1 dan Tipe 2? Yuk Simak Penjelasannya!
Bahaya Kencing Manis
Jangan biar kadar gula darah meningkat secara terus-menerus tanpa penanganan.
Pasalnya, ada bahaya kencing manis yang mengintai, bahkan bisa merusak sejumlah organ-organ vital tubuh.
Mulai dari jantung, pembuluh darah, mata, ginjal, dan saraf.
Kondisi diabetes dapat mengurangi aliran darah hingga memicu kerusakan saraf (neuropati) di kaki.
Hal ini dapat meningkatkan risiko ulkus kaki dan infeksi, hingga berakhir dengan amputasi anggota tubuh tertentu jika kondisinya sudah parah.
Dalam beberapa kasus, kencing manis juga bisa menyebabkan retinopati diabetik atau kebutaan akibat kerusakan jangka panjang pada pembuluh darah kecil di retina.
Faktanya, hampir satu juta orang mengalami kebutaan akibat diabetes, lho Moms!
Selain itu, orang dewasa yang mengidap diabetes berisiko 2-3 kali lebih tinggi mengalami serangan jantung dan stroke.
Penyakit ini juga menjadi penyebab utama gagal ginjal dan memperburuk sejumlah penyakit menular, termasuk COVID-19.
Baca Juga: Mengenal Diabetes pada Anak, dari Penyebab Hingga Penanganannya
Jadi, sudah jelas bahwa gula darah dan kencing manis adalah dua hal berbeda, namun saling berkaitan. Yuk, jaga pola hidup sehat agar terhindar dari diabetes, Moms!
- https://www.healthline.com/health/diabetes#treatment
- https://www.cdc.gov/diabetes/basics/risk-factors.html
- https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/diabetes
- https://www.herminahospitals.com/id/articles/diabetes-saat-hamil-apakah-berbahaya
- https://medlineplus.gov/bloodsugar.html
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.