8 Organ Tubuh yang Melakukan Proses Pencernaan Makanan
Seperti apa proses pencernaan makanan pada manusia, ya? Proses pencernaan manusia biasanya dipelajari saat anak-anak masuk sekolah dasar, ya Moms.
Proses pencernaan makanan tak hanya sekadar menggigit dan mengolahnya di dalam mulut, lho.
Faktanya, ada sejumlah urutan proses pencernaan, dari mulai masuk hingga keluar lagi dari tubuh.
Proses pencernaan umumnya terbagi secara mekanis dan kimiawi hingga akhirnya makanan yang dikonsumsi bisa diserap oleh tubuh.
Apakah perbedaan dari kedua proses tersebut? Yuk, cari tahu selengkapnya tentang proses pencernaan makanan pada manusia!
Baca Juga: Diet OCD Lengkap: Jendela Makan, Jenis Olahraga, Serta Dampak Bagi Kehamilan
Proses Pencernaan Makanan pada Manusia
Manusia memerlukan makanan sebagai sumber energi bagi tubuh serta membantu pertumbuhan dan perbaikan sel yang rusak atau regenerasi.
"Saluran pencernaan mengkonversi makanan yang manusia konsumsi menjadi bentuk yang lebih sederhana, seperti glukosa (gula), asam amino yang membentuk protein, atau asam lemak yang membentuk lemak," jelas dr. Hikmat Pramukti, Sp.PD, Dokter Spesialis Penyakit Dalam, RS Pondok Indah, Jakarta Selatan.
Bahan makanan yang sudah diurai menjadi nutrisi lebih sederhana kemudian diserap ke aliran darah oleh usus halus.
Nutrisi ini kemudian didistribusikan ke seluruh sel tubuh.
Saluran cerna bermula dari mulut dan berakhir di anus yang keseluruhannya berbentuk seperti tabung yang memiliki lapisan otot.
Ukuran panjangnya dapat mencapai 10 meter dengan berbagai komponen organ pencernaan di sepanjang saluran tersebut.
Nah, sistem pencernaan manusia telah dirancang sempurna dan unik untuk mengolah sebuah makanan yang diterima.
Jadi, makanan yang masuk akan diubah menjadi nutrisi dan digunakan tubuh sebagai energi atau stamina.
Berikut cara kerja dan urutan proses pencernaan makanan secara mekanis dan kimiawi:
1. Mulut
Mulut adalah awal dari saluran pencernaan pada manusia.
Faktanya, pencernaan dimulai di tahap ini setelah seseorang makan suapan pertama.
Makanan yang diterima akan dipecah menjadi potongan-potongan kecil agar usus mencernanya lebih mudah.
Proses mekanis mulut dilakukan oleh gigi, sedangkan proses kimiawi dibantu oleh sejumlah enzim seperti amilase, ptialin, dan maltase.
Hal ini senada dengan penjelasan dr. Hikmat:
"Pencernaan berawal di mulut, di mana makanan dicerna secara mekanik oleh gigi dan dilembapkan oleh air liur hingga mudah untuk dikunyah," jelasnya.
Air liur pada mulut akan bercampur dengan makanan untuk memulai proses pemecahannya menjadi bentuk yang dapat diserap tubuh.
"Air liur memiliki enzim yang mencerna makanan secara kimiawi sehingga karbohidrat diurai menjadi gula. Setelah ditelan, kontraksi otot esofagus mendorong makanan ke lambung," jelasnya.
2. Kerongkongan
Berdasarkan laman resmi Kemendikbud, tahap selanjutnya adalah kerongkongan sebelum mencapai lambung atau usus.
Proses pencernaan kerongkongan adalah dengan bantuan mekanis gerakan peristaltik (seperti meremas-remas).
Tujuannya adalah guna mendorong makanan menuju lambung.
Pada kerongkongan ini, sering menjadi penyebab seseorang tersedak karena menyangkutnya makanan yang masuk.
Akalasia pun jadi salah satu kondisi yang bisa dialami akibat sulitnya masuk makanan melalui kerongkongan.
3. Faring
Sementara itu, terdapat faring yang letaknya dekat dengan kerongkongan.
Faring adalah sebuah sambungan menuju lambung yang ada pada zona tekanan tinggi atau disebut sfingter.
Dikenal juga sebagai organ katup yang dimaksudkan untuk menjaga makanan agar tidak kembali ke kerongkongan.
Proses pencernaan pada manusia di tahapan ini menjadi akhir dari tahapan sebelum menuju ke lambung untuk dicerna lebih lanjut.
Baca Juga: Perut Buncit? Simak 20 Cara Mengecilkan Perut Berikut Ini!
4. Lambung
Makanan kemudian masuk ke lambung melewati katup yang tersusun oleh lingkaran otot.
Melansir Cleveland Clinic, lambung adalah organ seperti kantung dengan dinding otot yang kuat.
"Di dalam lambung, makanan dicampur dengan asam lambung untuk memungkinkan pencernaan secara kimiawi dan mekanik.
Makanan kemudian diteruskan ke usus melalui katup kedua menuju bagian duodenum, atau “pintu masuk” makanan ke usus halus," kata dr. Hikmat.
Selain sebagai wadah penerima makanan, ini pun menjadi penggiling segala asupan yang diterima tubuh.
Pada lambung, terjadi proses pencernaan secara kimiawi melalui enzim-enzim.
Enzim pencernaan pada lambung terdiri dari:
- Enzim pepsin: pengubah protein menjadi asam amino
- Enzim renin: pengubah protein menjadi kasein
Terdapat juga enzim HCL (asam klorida) yakni pemecah protein dan pelawan virus dan bakteri.
Kemudian, makanan akan bergerak menuju usus kecil untuk dicerna dengan lebih sempurna.
5. Usus Halus atau Usus Kecil
Proses pencernaan usus halus terdiri dari 3 bagian, yakni duodenum (usus 12 jari), jejunum (usus kosong), dan ileum (usus penyerapan).
Setelah mencapai duodenum, makanan kemudian dicampur dengan enzim pencernaan dari pankreas dan cairan empedu dari liver.
Makanan kemudian didorong ke bagian jejunum (bagian kedua dari usus halus) dan ileum (bagian ketiga dari usus halus).
Nutrisi kemudian diserap oleh ileum yang dilapisi oleh jutaan struktur villus lengkap dengan pembuluh darah kapilernya untuk menyerap nutrisi ke aliran darah
Sebagai informasi, usus kecil letaknya berada di lambung yang melingkari perut dan fungsinya untuk pemecah makanan dengan bantuan enzim.
Setelah makanan dipecah, dinding usus halus kemudian menyerap air dan nutrisi dari makanan ke dalam aliran darah.
Pada tahapan ini, proses kimiawi dibantu oleh enzim-enzim dari organ pankreas, empedu, dan hati.
Sejumlah enzim yang digunakan yakni seperti tripsin, amilase, maltase, sukrase, laktase, dan lipase.
Baca Juga: 4 Cara Menanam Lidah Buaya dan Manfaatnya untuk Kesehatan
6. Usus Besar
Selanjutnya, terdapat usus besar sebagai proses pencernaan makanan pada manusia.
Setelah nutrisi terserap di usus halus sebelumnya, sisa makanan akan mengalami pembusukan di usus besar.
"Setelah seluruh nutrisi diserap oleh usus halus, bagian makanan yang tidak diserap kemudian dipindahkan ke usus besar.
Bagian dari sistem pencernaan ini bertugas menyerap air dari sisa makanan dan membentuk sisa makanan sehingga dapat dibuang melalui anus," tambah dr. Hikmat.
Usus besar terdiri dari berbagai bagian seperti sekum, asenden kolon, kolon transversum, kolon desendens, dan kolon sigmoid.
Selain pembusukan, usus besar juga berfungsi sebagai penyerap air sehingga makanan siap diubah sebagai feses (kotoran).
Kotoran akan disimpan di dalam kolon sigmoid dan dibutuhkan sekitar 36 jam untuk kotoran melewati usus besar.
Kotoran itu sebagian besar adalah sisa makanan, bakteri, dan produk limbah lainnya.
7. Rektum
Rektum adalah saluran yang menghubungkan usus besar ke anus.
Proses pencernaan makanan di tahap ini adalah rektum menerima kotoran dari usus besar.
Nantinya, usus besar akan memberikan 'sinyal' bahwa seseorang perlu buang air besar (BAB) untuk mengeluarkan kotoran atau feses.
Ketika sesuatu (gas atau tinja) masuk ke dalam rektum, sensor akan mengirim pesan ke otak.
Otak kemudian memutuskan apakah isi kotoran tersebut bisa dikeluarkan atau tidak.
Jika bisa, sfingter (otot) rileks dan rektum berkontraksi, mengeluarkan isinya.
Baca Juga: 7+ Manfaat Air Mani, Bukan Hanya untuk Reproduksi lho, Moms!
8. Anus
Melansir WebMD, anus adalah bagian terakhir dari saluran pencernaan pada manusia.
Anus terdiri dari sejumlah otot dasar panggul dan dua sfingter anal (otot internal dan eksternal).
Lapisan anus bagian atas dikhususkan untuk mendeteksi isi rektal. Ini memberi tahu tubuh apakah isinya cair, gas, atau padat.
Otot dasar panggul memiliki sudut antara rektum dan anus yang mencegah feses keluar ketika tidak dalam waktunya.
Sementara itu, seseorang yang sedang mengejan ketika BAB mengandalkan otot sfingter eksternal.
Masalah Pencernaan yang Kerap Dialami
Gangguan pada sistem pencernaan dapat menimbulkan masalah kesehatan dengan spektrum yang luas, mulai dari gangguan ringan hingga berat.
Sesuai dengan lokasi dari sistem pencernaan yang terganggu, maka seseorang dapat mengalami masalah-masalah berikut:
- Dehidrasi karena tidak dapat menyerap air dan elektrolit
- Malnutrisi karena tidak dapat menyerap nutrisi yang dibutuhkan tubuh
- Makanan atau minuman yang terlalu lama transit di dalam saluran cerna juga dapat menimbulkan pertumbuhan bakteri atau jamur yang merugikan bagi tubuh.
Baca Juga: Kenali Fungsi Enzim Amilase dalam Sistem Pencernaan
Cara Menjaga Pencernaan
Nah, sejauh ini Moms sudah tahu kan proses pencernaan makanan? Pencernaan tentunya harus dirawat sedemikian rupa untuk menghindari masalah pencernaan.
Jika pencernaan terganggu, tubuh akan kesulitan untuk menyerap energi dan akan memengaruhi aktivitas manusia.
Jadi, yuk simak cara menjaga pencernaan menurut dr. Hikmat.
Menjaga kesehatan pencernaan dapat dilakukan dengan beberapa hal berikut, antara lain:
- Mengonsumsi makanan tinggi serat
- Mengonsumsi makanan yang mengandung lemak baik
- Menjaga hidrasi tubuh dengan mencukupi asupan cairan
- Menghindari junk food
- Mengelola stres emosional dengan sebaik mungkin
- Berolahraga secara teratur
- Menghindari kebiasaan buruk seperti merokok, mengonsumsi alkohol, dan makan tengah malam.
Ini dia cara menjaga kesehatan pencernaan lainnya.
1. Makanan Harus Dikunyah
Mungkin terdengar sepele, ya Moms. Nmaun, makanan yang dikunyah dengan baik bisa membantu menjaga kesehatan pencernaan, lho.
Apalagi, kegiatan mengunyah dikaitkan dengan proses penyerapan nutrisi yang baik. Sebaliknya, tidak mengunyah makanan berdampak pada penyerapan nutrisi.
Mengunyah menghasilkan air liur. Air liur berfungsi untuk membantu proses pencernaan makanan.
2. Jangan Malas Bergerak
Dewasa ini, rebahan mungkin adalah kegiatan yang kerap dilakukan banyak orang ya, Moms. Sedangkan terlalu banyak rebahan tidak baik untuk tubuh.
Mulailah menggerakan tubuh dengan ringan. Bisa dengan berjalan santai untuk memperlancar proses pencernaan makanan hingga olahraga sedang.
Mengutip dari artikel jurnal yang terbit di National Library of Medicine, olahraga ringan hingga sedang dalam waktu singkat mempercepat proses pencernaan makanan.
Sedangkan, olahraga ringan dalam waktu lama bisa lebih membantu memperlancar semuanya di dalam tubuh termasuk membuat tubuh lebih sehat.
Jadi, banyak-banyak bergerak, ya Moms.
Baca Juga: Mengenal Suplemen Vitazym untuk Atasi Masalah Pencernaan
3. Makan dengan Santai
Siapa dari Moms dan Dads karena sibuk membuat makan menjadi serba buru-buru? Nyatanya, hal tersebut tidak baik bagi kesehatan, lho.
Makan cepat menyebabkan kembung, adanya gas dalam pencernaan, hingga masalah pencernaan lainnya.
Makan dengan pelan dan penuh perhatian adalah praktek yang tepat agar terhindar dari masalah pencernaan.
Berikut langkah-langkah makan dengan baik dan benar:
- Makan perlahan.
- Fokus pada makanan, seperti juahkan fokus dari TV dan handphone.
- Fokuskan pandangan ke dalam piring dan cium baunya.
- Makan secara sadar untuk setiap gigitan yang diambil
- Fokuskan pada tekstur, suhu makanan, dan rasa makanan yang dimakan.
Demikian penjelasan mengenai proses pencernaan makanan pada manusia, baik secara mekanis maupun kimiawi. Sekarang jadi lebih paham, 'kan, Moms?
- https://ditsmp.kemdikbud.go.id/seperti-apa-proses-pencernaan-makanan-di-dalam-tubuh/#:~:text=Untuk%20proses%20pencernaan%20mekanik%20dilakukan,ptialin%2C%20dan%20juga%20enzim%20maltase.&text=Setelah%20diproses%20melalui%20mulut%2C%20selanjutnya,terlebih%20dahulu%20sebelum%20mencapai%20lambung.
- https://my.clevelandclinic.org/health/body/7041-digestive-system
- https://www.webmd.com/heartburn-gerd/your-digestive-system
- https://guides.hostos.cuny.edu/bio140/5-16#:~:text=Digestive%20Processes,alimentary%20canal%20through%20the%20mouth.
- https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/30843436/
- https://www.healthline.com/nutrition/ways-to-improve-digestion#TOC_TITLE_HDR_7
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.