Mengenal Hormon Aldosteron, Penting untuk Kesehatan Ibu Hamil!
Aldosteron adalah hormon steroid yang berperan mengatur garam dan air dalam tubuh, sehingga berpengaruh pada tekanan darah.
Kandungan garam dan air dalam tubuh harus seimbang, sebab melansir Journal of Pediatric Nephrology terlalu banyak konsumsi garam dapat menyebabkan retensi cairan, yang dapat meningkatkan tekanan darah.
Padahal, tekanan darah tinggi merupakan faktor risiko utama serangan jantung, stroke, dan gagal jantung.
Aldosteron juga sangat penting untuk kesehatan ibu hamil, lho. Yuk ketahui lebih lanjut mengenai aldosteron di bawah ini.
Baca Juga: 6 Cara Mengatasi Pemanasan Global yang Bisa Dilakukan Sehari-hari
Mengenal Aldosteron
Menurut dr. Thomas Chayadi, Sp.OG Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan, RS Pondok Indah – Puri Indah, aldosteron adalah salah satu hormon yang dibuat oleh kelenjar adrenal.
Di dalam darah, hormon ini berperan dalam mengatur tingkat natrium dan kalium dalam tubuh yang diekskresikan dalam urine.
Hormon ini juga memainkan peran dalam pengaturan tekanan darah terutama dengan bekerja pada organ-organ seperti ginjal dan usus besar untuk meningkatkan jumlah garam (natrium) yang diserap kembali ke dalam aliran darah.
Semua tindakan ini merupakan bagian integral untuk meningkatkan dan menurunkan pembuluh darah. Secara tidak langsung, aldosteron juga membantu menjaga pH darah dan kadar elektrolit.
"Dengan adanya aldosteron, tekanan darah serta keseimbangan cairan dan elektrolit dalam darah dapat terjaga." ucap dr. Thomas Chayadi.
Hormon satu ini berkaitan erat dengan dua hormon lain, yaitu renin dan angiotensin, yang menciptakan sistem renin-angiotensin-aldosteron.
Sistem ini diaktifkan ketika tubuh mengalami penurunan aliran darah ke ginjal, seperti setelah penurunan tekanan darah atau penurunan volume darah yang signifikan setelah perdarahan atau cedera serius.
Renin bertanggung jawab untuk produksi angiotensin, yang kemudian menyebabkan pelepasan aldosteron.
Setelah tubuh direhidrasi dan memiliki kadar garam yang tepat dalam darah, kadar renin turun, dan akibatnya kadar hormon menjadi lebih rendah.
Baca Juga: 10 Cara Menurunkan Berat Badan Akibat KB Suntik, Bisa Dicoba!
Fungsi Aldosteron pada Ibu Hamil
Foto Cek Tekanan Darah (Orami Photo Stock)
Perubahan hormon adalah suatu proses yang tidak dapat dihindari selama kelahiran. Biasanya hormon kehamilan baru muncul saat hamil, namun ada pula yang terjadi sebelum kehamilan.
Aldosteron adalah salah satu hormon yang memiliki peran penting dalam mendukung kesehatan ibu hamil dan janin di dalam perut.
"Aldosteron dalam kehamilan berfungsi untuk meningkatkan kadar plasma dalam darah selama hamil agar dapat mengakomodasi kebutuhan selama hamil." jelas dr. Thomas Chayadi.
Berikut ini fungsi aldosteron untuk ibu hamil:
1. Mengontrol Tekanan Darah
Fungsi pertama adalah mengontrol tekanan darah.
Tak sedikit Moms yang mengalami tekanan darah rendah saat hamil. Meski padahal tidak ada riwayat tekanan darah rendah sebelumnya.
Tekanan darah rendah pada ibu hamil biasanya terjadi karena hipotensi atau keadaan di mana darah dalam arteri lebih rendah.
Hormon ini nantinya akan membuat ginjal lebih banyak menyaring air, elektrolit, serta garam di dalam darah. Hal ini kemudian membuat jumlah cairan dan elektrolit di dalam tubuh bertambah, sehingga tekanan darah pun meningkat.
2. Menyeimbangkan Elektrolit
Elektrolit berperan sebagai penjaga keseimbangan fungsi tubuh manusia.
Hormon ini sendiri merupakan peptida yang dapat mengatur tekanan darah, pertumbuhan sel, apoptosis, serta keseimbangan elektrolit di dalam tubuh.
Hormon aldosteron nantinya akan berperan dalam mengontrol tekanan darah, serta homeostasis (keseimbangan) kadar garam dan volume cairan di tubuh.
3. Mencegah Penyakit Gagal Ginjal
Fungsi lainnya adalah mencegah penyakit gagal ginjal pada ibu hamil.
Gagal ginjal saat hamil meningkatkan risiko janin tidak akan tumbuh, terlahir prematur hingga kematian pada janin.
Hormon aldosteron bekerja mengatur ekresi kalium dalam urin terjaga agar tidak kekurangan, karena bila kekurangan ekskresi kalium dala.
Baca Juga: ISK pada Ibu Hamil: Ini Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya
Hanya saja, sebuah penelitian Therapeutic Advances in Cardiovascular Disease, ibu hamil yang memiliki riwayat hipertensi akan mengalami peningkatan hormon ini pada trimester 3.
Hal ini disebabkan peningkatan sirkulasi estrogen yang dihasilkan oleh plasenta. Kondisi peningkatan aldosteron saat hamil berisiko ibu hamil mengalami gangguan tekanan darah yang membahayakan janin.
Baca Juga: 10 Rekomendasi Hotel di Jogja, Cocok untuk Honeymoon hingga Babymoon!
Risiko Kadar Aldosteron Tidak Seimbang
Foto Wanita Sakit Kepala (Orami Photo Stock)
Umumnya sistem renin-angiotensin-aldosteron bekerja dengan baik dan membantu mengatur dan mengontrol tingkat tekanan darah secara alami.
Namun, seseorang dapat memiliki jumlah aldosteron yang terlalu tinggi atau terlalu rendah, dan keduanya dapat memengaruhi fungsi aldosteron.
Individu dengan kadar aldosteron tinggi memiliki kondisi yang dikenal sebagai hiperaldosteronisme dan ini biasanya disebabkan oleh tumor kecil jinak pada kelenjar adrenal.
Hiperaldosteronisme dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, kadar kalium rendah dan peningkatan volume darah yang tidak normal karena cara hormon mempengaruhi tubuh.
Baca Juga: 6 Penyebab Telinga Bayi Bau, Jangan Dianggap Sepele!
Mungkin juga memiliki kadar aldosteron yang rendah. Insufisiensi adrenal primer, yaitu penyakit yang menyebabkan hilangnya fungsi adrenal secara umum dapat menjadi penyebabnya.
Pasien dengan insufisiensi adrenal primer yang menyebabkan rendahnya kadar aldosteron dapat mengalami tekanan darah rendah, peningkatan kadar kalium, dan lesu.
Mutasi genetik juga dapat mempengaruhi produksi aldosteron.
Pasien dengan kelainan genetik langka ini akan mengalami gejala yang mirip dengan insufisiensi adrenal primer tetapi gejalanya biasanya tidak terlalu parah.
Baca Juga: 10 Cara Melatih Keseimbangan Tubuh Si Kecil, Salah Satunya Berjinjit!
Menjaga Hormon Aldosteron
Foto Wanita Berolahraga (Orami Photo Stock)
Fungsi aldosteron penting untuk dijaga agar tekanan darah di dalam tubuh terkontrol dengan baik.
Gangguan fungsi aldosteron dapat dicegah dengan menjaga kesehatan ginjal dan menghindari faktor-faktor pemicu darah tinggi.
Langkah tersebut dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Kurangi Asupan Garam
Cara menjaga aldosteron adalah membantu asupan garam hanya 1.500 mg natrium per hari atau tidak melebihi 2.300 mg per hari. Kadar tersebut setara dengan 1,5 – 2 sendok teh garam per hari.
Mengurangi asupan garam dalam makanan mampu menjaga tekanan darah tetap stabil serta memelihara kesehatan jantung dan ginjal.
Membatasi asupan garam harian dapat dimulai dari membatasi konsumsi makanan kemasan dan mengganti garam dengan bahan atau rempah lain untuk menggurihkan makanan.
2. Jaga Pola Makan
Melansir National Health Service, kunci dari pola makan sehat adalah makan dalam jumlah kalori yang tepat, dan disesuaikan dengan seberapa aktif Moms melakukan aktivitas sehari-hari
Konsumsilah makanan bernutrisi seimbang. Bagi Moms yang berisiko menderita darah tinggi, disarankan menjalani diet DASH untuk menjaga tekanan darah tetap stabil.
Baca Juga: 6 Jenis Imunisasi Ibu Hamil serta Waktu yang Tepat untuk Diberikan
3. Olahraga secara Teratur
Jenis olahraga apapun asalkan dilakuan secara rutin terbukti dapat menjaga berat badan dan menstabilkan tekanan darah. Lama waktu olahraga yang disarankan adalah minimal 30 menit tiap harinya.
Moms bisa memilih olahraga sederhana, seperti berjalan kaki, bersepeda, berenang, atau yoga.
4. Kelola Stres
Menghindari dan mengelola stres dapat menjaga kondisi kesehatan fisik, emosional, dan menjaga tekanan darah tetap stabil.]
Untuk mengurangi stres, lakukanlah kegiatan yang dapat membuat Moms lebih rileks, seperti mendengarkan musik, meditasi, berolahraga, atau berjalan-jalan.
5. Lakukan Tes Aldosteron
Cara menjaga hormon aldosteron adalah melakukan tes. Tes aldosteron dilakukan untuk mendiagnosis gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.
Pada dasarnya, kadar aldosteron dalam sampel darah dapat berubah tergantung posisi Moms ketika darah diambil.
Untuk menghindarinya, dokter mungkin akan melakukan tes urine (24 jam) dan bukan tes darah. Apabila Moms memiliki kelenjar adrenal yang terlalu aktif atau kelainan pertumbuhan adrenal, kadar potasium juga dapat diuji
Baca Juga: 12 Manfaat Kulit Sapi untuk Kesehatan, Mengobati Sakit Maag Hingga Menurunkan Berat Badan
Nah, itu dia Moms penjelasan mengenai hormon aldosteron. Semoga membantu ya!
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7384997/
- https://journals.sagepub.com/doi/pdf/10.1177/1753944708100180
- https://www.nhs.uk/live-well/eat-well/eight-tips-for-healthy-eating/
- https://www.hormone.org/your-health-and-hormones/glands-and-hormones-a-to-z/hormones/aldosterone
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.