Gigi Gigis pada Bayi: Penyebab, Tanda, dan Cara Mengatasi
Pada sebagian besar bayi, gigi susu muncul pertama kali ketika bayi berusia 6 sampai 9 bulan. Setelah itu, Moms perlu memperhatikan jika ada gejala gigi gigis pada bayi.
Gigi susu bayi memiliki peranan penting untuk kesehatan dan perkembangan bayi. Dikutip dari Mouth Healthy, gigi susu membantu bayi mengunyah, berbicara, dan tersenyum.
Selain itu, gigi susu juga menjaga ruang di rahang untuk gigi permanen yang tumbuh di bawah gusi.
Ketika gigi bayi tanggal terlalu dini, gigi yang tumbuh disekitar gigi tanggal dapat bergerak dan menempati ruang tempat gigi tanggal.
Ini menyebabkan gigi dewasa tidak memiliki ruang untuk tumbuh dengan baik dan menyebabkan penumpukan gigi atau arah gigi bengkok.
Waspada Gigi Gigis pada Bayi
Menurut American Academy of Pediatrics, kerusakan gigi atau karies gigi merupakan penyakit menular kronis yang paling umum terjadi pada anak-anak.
Moms perlu memperhatikan kesehatan gigi Si Kecil sejak gigi susu pertama muncul.
Hal ini bisa dilakukan dengan memulai kebiasaan merawat gigi sejak dini karena kerusakan gigi dapat berkembang segera setelah gigi susu pertama muncul.
Mencegah terjadinya gigi bayi rusak bisa dilakukan dengan merawat gigi susu dengan baik.
Selain itu, pencegahan kerusakan gigi bisa dilakukan dengan mengetahui penyebab gigi bayi mengalami kerusakan sekaligus gejala-gejala kerusakannya sehingga kerusakan gigi bisa dihindari.
Penyebab Gigi Gigis pada Bayi
Kerusakan gigi terjadi ketika mulut bayi terinfeksi oleh bakteri penghasil asam. Asam yang dihasilkan bakteri inilah yang akan secara perlahan-lahan merusak gigi bayi.
Salah satu penyebab munculnya bakteri penghasil asam bisa terjadi melalui penularan dari orang tua atau pengasuh ke bayi melalui air liur.
Penyebaran bakteri bisa terjadi ketika orang tua dan pengasuh menggunakan alat makan atau minum yang sama tanpa dicuci lagi terlebih dahulu.
Jadi, bakteri yang ada pada air liur orang tua atau pengasuh ikut masuk dalam mulut bayi.
Gigi bayi rusak juga terjadi ketika gigi dan gusi bayi terpapar asupan bayi yang mengandung karbohidrat (gula dan pati) dalam waktu yang lama atau sering sepanjang hari.
Contoh asupan bayi yang mengandung gula dan pati adalah: susu, permen, kue, jus buah, sereal, dan roti.
Bakteri yang biasanya hidup di mulut mengubah sisa-sisa makanan yang tertinggal pada gigi bayi menjadi asam.
Kombinasi bakteri, makanan, asam, dan air liur membentuk zat yang disebut plak yang akan menempel pada gigi.
Seiring berjalannya waktu, asam yang dibuat oleh bakteri akan merusak gigi sehingga gigi membusuk.
Salah satu kebiasaan yang banyak Moms lakukan pada Si Kecil ternyata menjadi salah satu penyebab terjadinya kerusakan gigi pada bayi.
Banyak Moms menjadikan minum susu sebagai salah satu cara untuk menidurkan bayi.
Bayi akan tertidur dalam keadaan minum susu. Selain itu, karena Moms takut bayi terbangun, botol susu akan dibiarkan untuk terus dalam mulut bayi ketika tidur.
Jangan biasakan bayi untuk tidur dalam keadaan menyusu botol ya, Moms. Kebiasaan itu ternyata turut andil membuat Si Kecil mengalami kerusakan gigi.
Tanda Gigi Gigis pada Bayi
Pada awalnya, tanda-tanda gigi bayi rusak tidak tampak. Kerusakan gigi mungkin pertama kali muncul sebagai bintik-bintik putih pada garis gusi pada gigi depan atas.
Mula-mula bintik-bintik ini sulit dilihat, bahkan untuk dokter atau dokter gigi anak tanpa menggunakan peralatan yang memadai. Bintik-bintik ini merupakan tanda bahwa enamel gigi bayi mulai rusak.
Jika infeksi terus berlanjut, bintik-bintik ini akan menjadi rongga-rongga yang semakin besar, dan berwarna coklat muda.
Jika tidak tertangani, infeksi berlanjut dan mengakibatkan rongga-rongga semakin besar dan berwarna coklat, sampai kehitaman dan gigi bayi menjadi gigis.
Moms harus sesegera mungkin berusaha menghentikan infeksi bakteri gigi ketika melihat gejala gigi bayi rusak muncul, untuk mencegah agar pembusukan gigi tidak menyebar dan mencegah kerusakan yang lebih parah.
Selain tanda-tanda yang tampak oleh mata pada gigi yang mengalami kerusakan, ada juga tanda-tanda yang tampak pada perilaku bayi yang bisa diperhatikan.
Ketika kerusakan gigi mulai terjadi, maka itu berarti enamel gigi mulai rusak. Hal ini akan memberikan sensitivitas dini pada gigi.
Sensitivitas dini pada gigi membuat bayi akan lebih mudah rewel karena akan lebih mudah terpengaruh ketika ada sesuatu yang menyentuh gigi.
Bayi akan lebih sensitif merasakan makanan dingin dan panas, atau makanan manis.
Cara Mengatasi Gigi Gigis pada Bayi
Meskipun gigi gigis terdengar menakutkan, jangan khawatir. Mengobati dan mencegah pembusukan pada gigi bayi bisa Moms lakukan sejak dini.
1. Mencegah Gigi Gigis
Ada bebeberapa hal yang bisa Moms lakukan untuk mencegah kerusakan gigi pada bayi, seperti:
- Mencegah kerusakan gigi melibatkan perpaduan antara menyadari apa yang dimasukkan ke dalam mulut bayi dan mempertahankan perawatan rutin yang sederhana.
- Setelah menyusui bayi baik dari payudara atau lewat botol dengan susu formula, bersihkan gusinya dengan kain lap basah atau kain kasa.
- Hindari berbagi air liur dengan bayi baik melalui sendok atau dot.
- Saat gigi bayi tumbuh, sikatlah dengan lembut menggunakan sikat gigi ukuran anak-anak dan pasta gigi berfluoride seukuran beras.
- Gunakan hanya susu formula, ASI, atau susu dalam botol bayi, dan hindari cairan seperti jus manis atau minuman ringan.
- Pastikan bayi menghabiskan botolnya sebelum tidur dan tidur siang.
- Pastikan dot bersih dan tidak dilapisi gula atau madu.
- Saat menyusui, lepaskan puting dari mulut bayi begitu dia tertidur.
2. Memperbaiki Gigi Gigis
Jika gigi bayi rusak, ada perawatan yang efektif. Menurut Institute of Dental and Craniofacial Research , memperbaiki kerusakan gigi balita bisa dilakukan dan email dapat diperbaiki, terutama melalui fluoride.
Tetapi langkah pertama adalah menghubungi dokter anak atau dokter gigi anak. Dokter akan membantu membuat rencana perawatan tergantung pada usia dan tingkat keparahan kondisi gigi.
Untuk mendapatkan perawatan khusus, itu akan tergantung pada tingkat keparahan kasus kerusakan gigi anak.
Para profesional gigi mungkin merekomendasikan perawatan fluoride seperti pasta gigi fluoride.
Bisa juga perawatan di kantor yang mungkin termasuk silver diamine fluoride (SDF) yang dapat meremineralisasi email dan dentin, atau obat kumur.
Kasus yang lebih parah mungkin memerlukan sealant pit-and-fissure untuk membantu mencegah dan mengendalikan gigi berlubang.
Selain itu, dokter gigi mungkin saja merekomendasikan untuk memberi anak camilan rendah atau non-kariogenik.
Seperti keju, sayuran renyah, dan selai kacang, minum air berfluoride, dan membatasi makanan dan minuman yang mengandung gula.
3. Mengatasi Kerusakan Gigi yang Parah
Jika fluoride tidak cukup kuat untuk Si Kecil, dokter gigi anak mungkin menyarankan pendekatan yang lebih serius untuk perawatan kerusakan gigi anak atau balita.
American Academy of Pediatric Dentistry menyatakan bahwa mahkota stainless steel dapat digunakan dengan rongga besar dan tidak memerlukan perawatan atau perawatan ulang.
Dalam kasus yang sangat parah, gigi bahkan mungkin perlu dicabut. Ini lebih mungkin diperlukan jika gigi terinfeksi atau telah membusuk begitu luas sehingga tidak dapat lagi diperbaiki.
Apakah Gigi Gigis Bisa Lepas Sendiri?
Gigi gigis dapat lepas sendiri, terutama dalam konteks gigi susu pada anak-anak. Gigi susu biasanya mulai tanggal dan digantikan oleh gigi permanen saat anak berusia sekitar 6 tahun.
Proses ini terjadi secara alami ketika gigi permanen mulai tumbuh dan mendorong gigi susu untuk lepas.
Namun, tidak semua gigi gigis akan copot dengan sendirinya; ada beberapa faktor yang mempengaruhi hal ini.
Misalnya, jika kondisi gigi gigis sudah sangat parah dan mengalami infeksi, mungkin dibutuhkan tindakan medis oleh dokter.
Sebaiknya, lakukan konsultasi pada dokter gigi untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Moms, jangan lupa untuk terus merawat kesehatan gigi Si Kecil agar terhindar dari gigi gigis ya!
- https://www.nidcr.nih.gov/health-info/tooth-decay/more-info/tooth-decay-process
- https://www.aapd.org/research/oral-health-policies--recommendations/early-childhood-caries-unique-challenges-and-treatment-options/
- https://www.colgate.com/en-us/oral-health/kids-oral-care/treatment-for-baby-bottle-tooth-decay
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.