25 Oktober 2024

8 Hadis Menjaga Lisan, Pahami agar Tak Menyakiti Sesama

Menjaga perasaan orang lain dengan berbicara yang baik

Hadis menjaga lisan umumnya menekankan pentingnya berkata baik atau diam jika tidak ada hal yang bermanfaat untuk disampaikan.

Lisan bisa menjadi sumber kebaikan yang besar atau sebaliknya, sumber dosa yang berbahaya.

Melalui lisan, seorang mukmin dapat mencerminkan kebijaksanaan dan kelembutan, namun jika tidak dijaga, lisan juga bisa menyebabkan fitnah, gibah, dan perpecahan di antara sesama.

Oleh karena itu, menjaga lisan bukan hanya sekadar sikap berhati-hati dalam berbicara, tetapi juga menjadi bagian dari ketakwaan dan kesempurnaan iman seorang muslim.

Hadis Menjaga Lisan

hadits menjaga lisan
Foto: hadits menjaga lisan (Freepik.com/rawpixel-com)

Moms, menjaga lisan itu tidak hanya ketika kita berucap kepada orang lain.

Ketika kita berbicara tentang orang lain juga termasuk norma kesopanan.

Tanpa sadar kita menceritakan seseorang kepada kawan kita. Akhirnya, perbincangan bisa berisi tentang si orang tersebut alias bergibah ria.

Nah, Moms berikut ini hadits menjaga lisan yang wajib kita tahu disertai tulisan Arab dan artinya.

Bukan hanya untuk mengajari Si Kecil, tetapi juga bisa untuk diri sendiri.

1. Hadis tentang Berkata Baik atau Diam

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ."

Artinya: "Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata baik atau diam."
(HR. Bukhari dan Muslim).

Hadis ini mengajarkan bahwa menjaga lisan adalah salah satu tanda iman kepada Allah dan Hari Akhir.

Rasulullah SAW menegaskan pentingnya berbicara dengan kata-kata yang baik dan bermanfaat, serta menghindari perkataan yang bisa menyakiti atau merugikan orang lain.

Jika seseorang tidak memiliki sesuatu yang baik untuk dikatakan, maka lebih baik baginya untuk diam, karena diam lebih aman daripada berkata yang tidak baik.

2. Hadis tentang Menjaga Lisan dan Kemaluan

عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "مَنْ يَضْمَنْ لِي مَا بَيْنَ لَحْيَيْهِ وَمَا بَيْنَ رِجْلَيْهِ أَضْمَنْ لَهُ الْجَنَّةَ."

Artinya: "Barang siapa yang menjamin untukku apa yang ada di antara dua rahangnya (lisannya) dan apa yang ada di antara dua kakinya (kemaluannya), maka aku menjamin untuknya surga."
(HR. Bukhari).

Hadis ini menjelaskan bahwa siapa yang mampu mengendalikan ucapannya dari perkataan buruk serta menjaga kemaluannya dari perbuatan yang dilarang, maka ia dijanjikan surga.

Kedua hal ini sering kali menjadi sumber berbagai dosa, sehingga mengendalikannya adalah bentuk ketaatan dan ketakwaan

3. Hadis tentang Larangan Gibah

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا الْغِيبَةُ؟ قَالَ: "ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ". قِيلَ: أَفَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ فِي أَخِي مَا أَقُولُ؟ قَالَ: "إِنْ كَانَ فِيهِ مَا تَقُولُ فَقَدِ اغْتَبْتَهُ، وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فِيهِ فَقَدْ بَهَتَّهُ".

Artinya: Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata: "Ditanyakan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, 'Apakah gibah itu?' Beliau menjawab, 'Gibah adalah engkau menyebut saudaramu dengan sesuatu yang ia tidak suka.' Lalu ditanyakan lagi, 'Bagaimana jika yang dikatakan itu benar ada padanya?' Beliau menjawab, 'Jika benar ada padanya, maka engkau telah menggunjingnya. Namun, jika tidak benar ada padanya, maka engkau telah memfitnahnya.'"
(HR. Muslim).

Hadis ini menjelaskan tentang gibah yang dilarang dalam Islam karena dapat menyakiti dan merusak kehormatan orang tersebut.

Jika yang dikatakan tidak benar, maka itu bahkan lebih buruk karena dianggap fitnah. Hadis ini mengajarkan bahwa seorang mukmin harus menjaga lisannya dan berusaha untuk menghindari perkataan yang dapat merugikan orang lain, karena menjaga lisan adalah bagian dari akhlak yang mulia.

3. Dosa Gibah Lebih Berat dari Zina

Melansir NU Online, terdapat hadis yang menjelaskan gibah lebih berat dosanya dari zina.

لْغِيبَةُ أَشَدُّ مِنَ الزِّنَا . قِيلَ: وَكَيْفَ؟ قَالَ: الرَّجُلُ يَزْنِي ثُمَّ يَتُوبُ، فَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَيْهِ، وَإِنَّ صَاحِبَ الْغِيبَةِ لَا يُغْفَرُ لَهُ حَتَّى يَغْفِرَ لَهُ صَاحِبُهُ

Artinya: “’Ghibah itu lebih berat dari zina.’” Seorang sahabat bertanya, ‘Bagaimana bisa?’ Rasulullah SAW menjelaskan, ‘Seorang laki-laki yang berzina lalu bertobat, maka Allah bisa langsung menerima tobatnya. Namun pelaku ghibah tidak akan diampuni sampai dimaafkan oleh orang yang dighibahnya,’” (HR At-Thabrani).

Hadis ini mengajarkan pentingnya menjaga lisan dengan tidak menggunjing orang lain yang dapat melukai, karena dosa tersebut tidak mudah dihapus tanpa memperbaiki hubungan dengan mereka yang dirugikan.

4. Lisan yang Buruk Dapat Menyeret ke Neraka

عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ قَالَ: قُلْتُ: "يَا نَبِيَّ اللَّهِ، وَإِنَّا لَمُؤَاخَذُونَ بِمَا نَتَكَلَّمُ بِهِ؟" فَقَالَ: "ثَكِلَتْكَ أُمُّكَ، وَهَلْ يَكُبُّ النَّاسَ فِي النَّارِ عَلَى وُجُوهِهِمْ، أَوْ عَلَى مَنَاخِرِهِمْ، إِلَّا حَصَائِدُ أَلْسِنَتِهِمْ؟"

Artinya: "Mu'adz berkata: 'Aku bertanya kepada Rasulullah, 'Wahai Nabi Allah, apakah kita akan disiksa karena apa yang kita ucapkan?' Rasulullah menjawab, 'Ibumu kehilanganmu, wahai Mu'adz! Bukankah yang menjerumuskan manusia ke dalam neraka di atas wajah mereka adalah hasil ucapan lisan mereka?'"
(HR. Tirmidzi).

Hadis ini menekankan betapa seriusnya dampak ucapan lisan terhadap keselamatan seseorang di akhirat.

Perkataan yang tidak dijaga dapat menimbulkan dosa besar, seperti fitnah, gibah, dan dusta. Ucapan yang buruk atau menyakitkan bisa menyebabkan permusuhan, keretakan hubungan, dan keburukan lainnya yang mengarah pada kerugian di dunia maupun di akhirat.

5. Diam Dapat Menjauhkan Kita dari Setan

عليك بطول الصمت فإنه مطردة الشيطان وعون لك علي أمردينك

Artinya: "Hendaklah engkau lebih banyak diam, sebab diam dapat menyingkirkan setan dan menolongmu terhadap urusan agamamu." (HR. Ahmad).

Hadis ini menegaskan keutamaan diam sebagai cara menjaga diri dari perkataan yang sia-sia atau buruk yang dapat membuka pintu godaan setan.

Dengan lebih banyak diam, seseorang dapat terhindar dari dosa yang mungkin timbul akibat lisan, seperti gibah, fitnah, atau kebohongan.


6. Menjaga Aib Sesama Muslim

بِحَسْبِ امْرِيْ مِنَ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ الْمُسلِمَ كُلٌ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ حَرَامٌ دَمُهُ وَمَالُهُ وَعِرْضُهُ

Artinya: “Cukuplah seseorang dikatakan buruk jika sampai menghina saudaranya sesama muslim. Seorang muslim wajib menjaga darah, harta dan kehormatan orang muslim lainnya.”

Moms, larangan gibah atau membicarakan aib orang lain tertulis dalam hadits menjaga lisan di atas, ya.

Jika tahu keburukan atau aib seseorang, jangan kemudian dibicarakan kepada orang lain, Moms.

7. Berpikir Sebelum Bicara

إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ، يَنْزِلُ بِهَا فِي النَّارِ أَبْعَدَ مَا بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ

Artinya: "Sesungguhnya seorang hamba mengucapkan kalimat tanpa dipikirkan terlebih dahulu, dan karenanya dia terjatuh ke dalam neraka sejauh antara timur dan barat." (HR. Muslim no. 2988).

Sebelum berbicara tentang atau kepada orang lain mengenai sesuatu, haruslah dipikirkan terlebih dahulu.

Jangan asal bicara ya, Moms. Ada hadits menjaga lisan agar kita berpikir dahulu sebelum bicara.

8. Pentingnya Menjaga Akhlak dengan Berlisan yang Baik

Orang yang memiliki akhlak baik tentu akan berhati-hati dalam berbicara dan akan memilih ucapan yang bermanfaat serta tidak menyakiti orang lain.

Dalam Islam, akhlak yang baik meliputi perilaku dan ucapan yang tidak melukai atau menyinggung orang lain.

Terdapat hadis yang menekankan pentingnya akhlak yang dengan cara menjaga lisan yaitu:

"Dari Abu Musa Al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Aku berkata, 'Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling utama?’ Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Orang yang paling baik akhlaknya di antara kalian.’

Aku berkata, ‘Ya Rasulullah, kemudian orang seperti kami ini, bila salah satu di antara kami memiliki hasrat (kemauan) untuk berbuat baik namun tidak memiliki kemampuan?’ Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Biarlah ia memperoleh berkah (pahala) dengan berbuat baik kepada keluarganya.'

Adab Menjaga Lisan yang Baik

Berikut adalah beberapa adab dalam menjaga lisan sesuai ajaran Islam:

1. Berkata Baik atau Diam

Jika tidak ada kebaikan dalam ucapan, lebih baik diam untuk menghindari dosa.

2. Menghindari Gibah dan Fitnah

Gibah atau membicarakan keburukan orang lain sangat dilarang dalam Islam.

Menjauhi gibah dan fitnah adalah adab penting untuk menjaga lisan, karena keduanya merusak hubungan dan menyebabkan dosa besar.

3. Tidak Berbohong atau Berkata Dusta

Kejujuran adalah salah satu nilai utama dalam Islam.

Rasulullah sangat menganjurkan umatnya untuk selalu berkata jujur dan menghindari kebohongan, karena kebohongan dapat merusak kehormatan dan kepercayaan.

4. Menghindari Ucapan Kasar dan Menyakiti

Perkataan kasar atau menyakitkan dapat melukai hati orang lain.

Islam menganjurkan agar seorang mukmin berkata dengan lembut dan penuh kasih sayang, serta menghindari kata-kata yang merendahkan atau menghina.

5. Berkata dengan Santun dan Sopan

Berbicara dengan cara yang baik, sopan, dan santun adalah bagian dari adab yang mulia.

Hal ini mencerminkan akhlak yang baik dan menunjukkan penghormatan kepada orang lain.

6. Menjaga Rahasia dan Amanah

Menjaga rahasia dan tidak menyebarluaskan informasi yang dapat merugikan atau mempermalukan orang lain merupakan bagian penting dari menjaga lisan.

Membocorkan amanah atau rahasia tanpa izin merupakan pelanggaran adab.

7. Menghindari Perdebatan yang Tidak Bermanfaat

Islam mengajarkan untuk tidak terlibat dalam perdebatan atau perbincangan yang tidak membawa manfaat atau hanya menimbulkan permusuhan.

Diam dan menghindari perdebatan sia-sia lebih baik untuk menjaga ketenangan hati.

Dengan menerapkan adab-adab ini, seorang mukmin dapat menjaga lisannya dari perkataan yang sia-sia atau berbahaya, sehingga senantiasa berada dalam akhlak yang baik.

Baca Juga: 5 Hadis tentang Fitnah, Ketahui Juga Cara Menghindarinya!

Begitu pentingnya kedudukan dan fungsi hadits dalam Islam menjadikannya sebagai pedoman yang perlu dijalankan setiap muslim.

Moms, ternyata ada banyak hadis menjaga lisan yang bisa kita jadikan pedoman. Semoga bermanfaat, ya!

  • https://jabar.kemenag.go.id/portal/read/mimbar-dakwah-sesi-108-pentingnya-menjaga-lisan-menurut-alquran-dan-hadits
  • https://jatim.nu.or.id/keislaman/pentingnya-menjaga-lisan-dan-tulisan-BTWYe
  • https://almanhaj.or.id/3197-menjaga-lisan-agar-selalu-berbicara-baik.html
  • https://nu.or.id/tasawuf-akhlak/benarkah-kejahatan-ghibah-lebih-berat-dari-zina-R4wBc

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.