20 Agustus 2024

Niat Mandi Nifas setelah Melahirkan dan Tata Caranya

Utamakan memulai mandi dari sisi tubuh sebelah kanan
Niat Mandi Nifas setelah Melahirkan dan Tata Caranya

Foto: Orami Photo Stock

Mandi nifas perlu dilakukan oleh setiap wanita beragama Islam setelah melahirkan.

Proses ini tidak hanya penting untuk menjaga kebersihan tubuh, tetapi juga merupakan bagian dari ibadah.

Mandi nifas bertujuan untuk menyucikan diri dari darah nifas yang keluar setelah persalinan.

Sehingga, seorang wanita dapat kembali menjalankan ibadah-ibadahnya dengan sempurna.

Baca Juga: Bolehkah Puasa sebelum Mandi Wajib? Ini Jawabannya!

Apa itu Nifas?

Ibu Melahirkan
Foto: Ibu Melahirkan (Orami Photo Stock)

Nifas adalah darah yang keluar setelah melahirkan, baik secara pervaginam maupun operasi caesar.

Secara fisik, nifas ditandai dengan keluarnya darah dari vagina setelah Moms melahirkan.

Kondisi ini terhitung sejak Moms melahirkan hingga 6 minggu pascamelahirkan, durasinya sekitar 40-42 hari.

Dalam kurun waktu tersebut, tubuh Moms mengalami berbagai perubahan terutama pada vagina, rahim, dan leher rahim (serviks).

Nah, di masa nifas ini, organ-organ yang bekerja di masa kehamilan tersebut perlahan akan membaik atau kembali seperti saat sebelum hamil.

Tidak hanya itu, darah nifas yang keluar melalui vagina yang disebut dengan lokia (lochia) memiliki karakteristik yang berbeda sesuai waktu keluarnya.

Melansir American Pregnancy Association, awal keluar darah lokia biasanya berwarna merah tua dan tidak memiliki bau menyengat.

Di awal nifas, darah tersebut dapat keluar setiap hari.

Setelah 2-3 minggu, darah bisa berubah warna menjadi merah muda hingga perlahan berubah kecokelatan.

Darah ini disebut dengan cairan lochia alba, terjadi karena rahim menyusut ke ukuran semula setelah melahirkan.

Hukum Nifas dan Darah Haid

Hukum keluarnya darah nifas sama dengan darah haid.

Artinya, di masa ini seorang perempuan haram memasuki masjid, melakukan sholat, membawa Al-Qur'an, dan melakukan hubungan suami istri.

Untuk mensucikan diri kembali, Moms wajib melakukan mandi nifas.

Baca Juga: Kapan Batas Mandi Junub Ketika Puasa? Ini Penjelasannya!

Niat Mandi Nifas

Niat Mandi Nifas
Foto: Niat Mandi Nifas (Orami Photo Stock)

Pada dasarnya, tata cara mandi setelah melahirkan ini sama dengan mandi wajib lainnya.

Namun, ada perbedaan sedikit pada bacaan doa atau niatnya, yaitu:

نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ حَدَثِ النِّفَاسِ ِللهِ تَعَالَى

Nawaitul ghusla liraf'i hadatsin nifaasi lillahi Ta'aala.

Artinya: "Aku berniat mandi wajib untuk mensucikan hadas besar dari nifas karena Allah Ta'ala."

Rukun Mandi Nifas dan Sunahnya

Ada beberapa hal yang wajib diperhatikan pada saat hendak melaksanakan mandi wajib, termasuk pada mandi nifas.

Hal-hal tersebut disebut rukun mandi wajib. Berikut adalah rukunnya.

  1. Membaca basmalah
  2. Membaca niat mandi nifas
  3. Mengguyur air keseluruh badan
  4. Mengguyur kepala tiga kali
  5. Mengguyur bagian tubuh yang lain

Hal ini harus dilaksanakan secara berurutan.

Seseorang telah memenuhi rukun mandi wajib di atas, mandinya akan dianggap sah.

Jika seseorang mandi wajib menggunakan shower ataupun pancuran air, lalu airnya mengenai tubuhnya secara menyeluruh, maka mandinya dianggap sah.

Terlepas itu, ada beberapa sunah dalam melakukan mandi wajib, di antaranya:

  1. Madhmadhoh atau berkumur-kumur
  2. Istinsyaq atau memasukkan air dalam hidung
  3. Ad dalk atau menggosok-gosok badan

Tata Cara Mandi Nifas

Setelah memahami rukun serta sunah dan niat mandi nifas, ikuti cara mandi nifas berikut ini:

  1. Membasuh kedua tangan sebanyak tiga kali.
  2. Membersihkan bagian tubuh di sekitar kemaluan.
  3. Cuci tangan dengan sabun.
  4. Berwudu.
  5. Mandi dengan mengguyur badan, mulai dari kepala sebanyak tiga kali hingga kaki.
  6. Membasahi badan dan mandi dimulai dari isi kanan lalu ke sisi kiri. Jangan lupa menggosok-gosok bagian tubuh yang kotor.

Perlu diketahui juga bahwa dalam agama Islam dianjurkan untuk memulai mandi nifas dari tubuh bagian kanan terlebih dahulu.

Setelah itu, baru dilanjutkan di sisi tubuh bagian kiri.

Baca Juga: Tata Cara Mandi Taubat: Niat, Urutan yang Benar, dan Doanya

Mengapa Harus Mandi Nifas?

Ilustrasi Darah Nifas
Foto: Ilustrasi Darah Nifas (Orami Photo Stock)

Dilansir dari Islam NU, terdapat alasan mengapa mandi nifas wajib dilakukan setelah Moms melahirkan.

Anjuran mandi nifas setelah melahirkan dapat Moms temukan dalam surat di Al-Qur'an, di antaranya:

1. Surat Al Maidah ayat 6

Disebutkan dalam penggalan ayat ini bahwa jika seseorang berada dalam kondisi junub, maka haruslah dia mandi.

الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ

Yaa ayyuhalladziina aamanuu idzaa qumtum ilashshollati faghsiluu wujuuhakum wa aidiyakum ilal maroofiqi, wamsahuu biru’usikum wa arjulakum ilalka’bain, wa inkuntum junuban fatthohharuu,

wa inkuntum mardhoo au ‘alaa safarin au jaa a ahadum minkum minal ghoo-ithi aulamastumun nisaa-a falam tajiduumaa-an fatayammamuu sho’iidan thoyyiban famsahuu biwujuuhikum wa aidiyakum minhu,

maa yuriidullahu liyaj’ala ‘alaikum min harojiw walaakin yuriidu liyutoh-hirokum waliyutimma ni’matahuu ‘alaikum la’allakum tasykuruun.

Artinya:

"Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan sholat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki.

Jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan tanah yang baik (bersih);

Sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur."


2. Surat An-Nisa Ayat 43

Selain itu, pada surat An Nisa ayat 43 juga menjelaskan tentang perintah Allah untuk melaksanakan mandi wajib.

Hal ini khususnya bagi umat Islam yang sedang dalam keadaan junub sebelum melaksanakan sholat.

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَقْرَبُوا الصَّلٰوةَ وَاَنْتُمْ سُكَارٰى حَتّٰى تَعْلَمُوْا مَا تَقُوْلُوْنَ وَلَا جُنُبًا اِلَّا عَابِرِيْ سَبِيْلٍ حَتّٰى تَغْتَسِلُوْا ۗوَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَفُوًّا غَفُوْرًا

Yaa ayyuhaa alladziina aamanuu laa taqrabuu alshshalaata wa-antum sukaaraa hattaa ta’lamuu maa taquuluuna walaa junuban illaa ‘aabirii sabiilin hattaa taghtasiluu wa-in kuntum mardaa aw ‘alaa safarin aw jaa-a ahadun minkum mina alghaa-ithi aw laamastumu alnnisaa-a falam tajiduu maa-an fatayammamuu sha’iidan thayyiban faimsahuu biwujuuhikum wa-aydiikum inna allaaha kaana ‘afuwwan ghafuuraan.

Artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu sholat dalam keadaan mabuk sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri masjid) sedang kamu dalam keadaan junub, terkecuali sekadar berlalu saja, hingga kamu mandi."

Nifas setelah melahirkan termasuk ke dalam kategori hadas besar.

Hadas besar merupakan kewajiban bersuci yang harus dilakukan dengan mandi dan membaca niat.

Oleh sebab itu, setelah melahirkan Moms diharuskan menyucikan diri dengan mandi wajib (junub) atau mandi nifas.

3. Pendapat Ahli

Selain melalui dua ayat di atas, dikutip dari NU Online anjuran mandi nifas setelah melahirkan juga dijelaskan oleh Syekh Nawawi Banten dalam Kitab Nihayatuz Zain.

Menurut Syekh Nawawi, melahirkan dianggap sebagai proses pengeluaran sperma yang berkumpul dan berproses di dalam rahim sang ibu.

لِأنّ الغسْلَ يجبُ بِخرُوج الْماء الذِي يخلق منه الولدُ، فَبِخروجِ الولدِ أوْلَى

Artinya:

"Karena, sungguh mandi itu wajib dengan sebab keluarnya air (sperma) yang bayi tercipta darinya, maka dengan kelahiran anak (kewajiban mandi) itu lebih utama."

(Syekh M Nawawi Banten, Nihayatuz Zain, [Surabaya, Al-Hidayah: tanpa tahun], halaman 29).

Tahapan Darah Nifas Berdasarkan Warna

Ilustrasi Masa Nifas
Foto: Ilustrasi Masa Nifas (Orami Photo Stock)

Waktu masa nifas tidaklah mutlak, sehingga Moms tidak perlu mengkhawatirkannya secara berlebihan.

Akan tetapi, darah nifas yang normal harus mengalami tiga tahap perubahan seiring waktu:

1. Berwarna Merah Terang

Di hari-hari awal setelah persalinan, darah nifas berwarna merah terang seperti halnya darah masa haid atau menstruasi.

Moms juga mungkin melihat adanya gumpalan selama beberapa hari pertama setelah melahirkan.

Terkadang, Moms pun mungkin merasakan semburan darah saat berdiri. 

Kondisi itu merupakan hal yang normal karena bentuk vagina yang mirip dengan 'cangkir.'

Jika duduk atau berbaring, maka darah terkumpul di area tersebut, sedangkan saat Moms berdiri akan keluar dengan deras.

2. Berwarna Cokelat Tua atau Merah Muda

Seiring berjalannya waktu, aliran darah biasanya akan mulai berkurang dan gumpalan pun menjadi lebih kecil.

Moms hanya mengalami pendarahan ringan atau flek berwarna cokelat tua atau merah muda.

3. Berwarna Putih atau Krem Kekuningan

Selanjutnya, menjelang akhir masa nifas, cairan yang keluar dari vagina mungkin berwarna putih atau krem kekuningan.

Alirannya pun akan jauh lebih ringan dari sebelumnya. Kondisi ini bisa terjadi secara tak menentu selama beberapa minggu.

Gunakan pembalut yang nyaman dikenakan selama masa nifas.

Menyusui, berolahraga, dan mengejan saat buang air kecil atau besar dapat meningkatkan aliran darah nifas untuk sementara.

Moms juga tetap perlu waspada jika nifas dirasa abnormal. 


Larangan Bagi Perempuan Nifas

Selama masa nifas, ada beberapa hal yang tidak boleh dilakukan oleh perempuan, yaitu:

  1. Perempuan nifas tidak boleh sholat, dan sholat yang terlewat tidak perlu diganti.
  2. Perempuan nifas tidak boleh puasa, dan puasa Ramadhan yang terlewat harus diganti setelah nifas.
  3. Membaca Al-Qur’an dilarang, kecuali sebagai dzikir.
  4. Perempuan nifas tidak boleh menyentuh atau membawa mushaf Al-Qur’an.
  5. I’tikaf di masjid tidak diperbolehkan.
  6. Tawaf di Ka'bah juga dilarang selama nifas.
  7. Hubungan suami istri dilarang sampai masa nifas selesai.
  8. Baik meminta cerai kepada suami atau sebaliknya, dilarang dilakukan selama masa nifas.

Baca Juga: 8 Perbedaan Darah Haid dan Hamil, Jangan Tertukar Lagi!

Perbedaan Haid, Nifas, dan Istihadhah

Ilustrasi Darah Nifas
Foto: Ilustrasi Darah Nifas (Orami Photo Stock)

Terdapat beberapa perbedaan yang cukup signifikan antara darah haid, nifas, serta istihadha, berikut penjelasan singkatnya.

1. Nifas

Darah nifas ini merupakan sisa darah yang tertahan di dalam rahim sewaktu hamil.

Bila seorang wanita telah melahirkan, darah itu pun keluar sedikit demi sedikit.

Durasi waktu keluarnya bisa lama atau panjang, dan terkadang singkat.

Tidak ada batasan minimal waktu nifas ini.

Adapun waktu maksimalnya menurut Mazhab Hambali adalah 40 hari atau lebih.

Apabila tidak bertepatan dengan kebiasaan datangnya waktu haid, maka darah tersebut adalah darah istihadhah.

Namun menurut pendapat yang sahih, tidak ada pula batasan waktu maksimal dari nifas ini.

2. Haid

Darah yang keluar bukan karena melahirkan adalah darah haid sebagai suatu ketetapan dan sunatullah atas seorang wanita.

Di mana bila wanita sudah dapat hamil dan melahirkan, maka secara umum akan datang darah haid di waktu-waktu tertentu, sesuai dengan siklus menstruasi.

Keluarnya darah haid juga menunjukkan sehat dan normalnya seorang wanita. 

Sebaliknya, tidak keluarnya darah haid bisa mengindikasi ketidaksehatan dan ketidaknormalan seorang wanita.

3. Istihadhah

Istihadhah merupakan darah yang keluar dari bagian kewanitaan karena suatu penyakit.

Istihadhah keluar di luar masa nifas maupun masa haid.

Berbeda dengan darah haid dan darah nifas, wanita muslim yang mengeluarkan istihadhah hukumnya wajib untuk melaksanakan ibadah.

Terdapat beberapa aturan bagi wanita yang sedang istihadhah, yakni wajib mandi saat darahnya berhenti, sebelum sholat melaksanakan wudhu, dan sebelum wudu harus membasuh sebagian tubuh yang terkena darah.

Itu dia Moms penjelasan mengenai mandi nifas hingga tata cara mandinya. Jangan sampai salah langkah, ya Moms!

  • https://americanpregnancy.org/healthy-pregnancy/first-year-of-life/postpartum-recovery/
  • https://islam.nu.or.id/thaharah/apakah-ibu-bersalin-dengan-operasi-caesar-harus-mandi-wajib-wiladah-jCeiv
  • https://islam.nu.or.id/thaharah/apakah-ibu-bersalin-dengan-operasi-caesar-harus-mandi-wajib-wiladah-jCeiv

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.