Bacaan Surat Al Baqarah Ayat 183 soal Dalil Puasa Ramadan
Puasa adalah salah satu rukun Islam. Dan dalil dari wajibnya berpuasa bagi umat Islam terdapat pada surat Al Baqarah ayat 183.
Hal menarik dari serangkaian ayat-ayat puasa yakni pada ayat 183-187 ini yaitu ketika Allah SWT menyelipkan ayat yang berisi anjuran berdoa di sela ayat-ayat seputar hukum puasa tersebut.
Beberapa ulama berkata bahwa diselipkannya ayat doa ini di antara ayat-ayat yang secara khusus berkaitan dengan puasa Ramadan memberi isyarat bahwa bulan Ramadan ini adalah bulan doa.
Di dalam bulan tersebut, Allah SWT akan mengabulkan doa hamba-hamba-Nya yang ikhlas dan secara benar meminta kepada-Nya setelah melalui letihnya berpuasa.
Baca Juga: 9 Keutamaan Surah Al Kafirun, Sebanding Pahala Khatam Alquran
Bacaan Surat Al Baqarah Ayat 183 dalam Tulisan Arab, Latin, dan Artinya
Surat Al Baqarah termasuk kategori Madaniyah karena turun di Madinah. Surat terpanjang dalam Alquran ini mengandung beberapa Alquran dalam kehidupan manusia.
Banyak kisah di dalamnya, terutama kisah Bani Israil. Bahkan surat ini dinamakan Al Baqarah karena terdapat kisah Bani Israil yang diperintahkan menyembelih seekor sapi betina (baqarah).
Dan surat Al Baqarah ayat 183 ini juga tergolong madaniyah. Di dalamnya berisi perintah wajibnya berpuasa saat Ramadan di samping penjelasan serupa pada ayat 185.
Berikut ini bacaan surat Al Baqarah ayat 183 dengan tulisan Arab, latin, dan juga artinya untuk memudahkan saat membacanya:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
(Yaa ayyuhal ladziina aamanuu kutiba ‘alaikumush shiyaamu kamaa kutiba ‘alal ladziina min qoblikum la’alakum tattaquun)
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,” (QS Al Baqarah: 183)
Baca Juga: 11 Hadis dan Ayat Alquran tentang Bersyukur, Masya Allah!
Tafsir Surat Al Baqarah Ayat 183
Sebagai dalil wajibnya puasa, dengan mengetahui tafsir surat Al Baqarah ayat 183 memiliki penjelasan lain yang disarikan dari pendapat para ulama. Di antaranya:
1. Kewajiban Puasa
Ayat ini dimulai dengan menyerukan orang-orang yang beriman, kemudian dilanjutkan dengan kewajiban puasa tanpa menunjukkan siapa yang mewajibkannya.
Ini mengisyaratkan bahwa pentingnya dan bermanfaatnya puasa sehingga meski Allah SWT tidak mewajibkannya, manusia seharusnya mewajibkannya demi dirinya sendiri.
Abdullah bin Mas’ud mengatakan, apabila sebuah ayat dimulai dengan kalimat ‘yaa ayyuhal ladziina aamanuu’, pasti ayat itu mengandung hal yang sangat penting atau larangan yang sangat berat.
Sebab, Allah SWT Maha Mengetahui bahwa yang siap menjalankan perintah penting dan menjauhi larangan berat itu hanyalah hamba-Nya yang beriman.
Kata ash shiyam (الصيام) artinya adalah menahan diri. Ibnu Katsir menjelaskan maksudnya adalah menahan diri dari makan dan minum serta hubungan suami istri dengan niat ikhlas karena Allah SWT.
Ibnu Katsir menambahkan, dalam puasa terkandung banyak hikmah. Yakni membersihkan jiwa, menyucikannya serta membebaskan dari endapan-endapan yang buruk (bagi kesehatan tubuh) dan merusak akhlak.
2. Kewajiban Puasa pada Umat Terdahulu
Sebelum umat Nabi Muhammad SAW, umat-umat sebelumnya juga diperintahkan untuk puasa. Ini termasuk salah satu syariat lama. Kewajiban puasa tidak berubah, yang berubah adalah tata caranya.
Syaikh Wahbah Az Zuhaili dalam Tafsir Al Munir menjelaskan, kamaa kutiba (كما كتب) adalah tasybiih yang dikenal dengan istilah tasybiih mursal mujmal.
Tasybiih di sini berkenaan dengan kewajiban puasa, bukan tata caranya. Ibnu Katsir menjelaskan, puasa pada permulaan Islam adalah tiga hari setiap bulan dan wajib sejak zaman Nabi Nuh AS.
Setelah turunnya kewajiban puasa Ramadan, puasa tiga hari setiap tanggal 13, 14 dan 15 hijriyah ini menjadi puasa sunnah yang dikenal dengan nama puasa ayyamul bidh.
Dalam Tafsir Al Azhar diterangkan, agama lain di luar agama samawi juga mengajarkan puasa. Seperti Hindu, Budha, Mesir kuno, hingga Romawi kuno.
Ada pula puasa di zaman Nabi Daud. Puasanya lebih berat, yakni sehari puasa sehari berbuka. Di masa Islam, puasa ini menjadi salah satu puasa sunnah yang dikenal dengan nama puasa Daud.
3. Puasa Membentuk Ketakwaan
Rasulullah SAW bersabda:
يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ، مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ، فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ، وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ، فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ
Artinya: “Wahai para pemuda, barangsiapa di antara kalian yang mampu menikah, maka menikahlah. Karena menikah bisa lebih menjaga pandangan dan lebih memelihara kemaluan. Dan barangsiapa yang tidak mampu, maka hendaklah ia berpuasa; karena puasa menjadi perisai baginya.” (HR Bukhari dan Muslim)
Ketika jiwa lebih suci dan syhawat terkendali, ketakwaan menjadi lebih mudah untuk dicapai.
“Demikianlah tampak jelas tujuan besar dari puasa, yaitu taqwa kepada Allah,” terang Sayyid Quthb dalam Tafsir Fi Zhilalil Qur’an.
Buya Hamka dalam Tafsir Al Azhar menjelaskan, ada dua syahwat besar manusia. Yakni syahwat perut dan kemaluan.
Jika dua syahwat ini lepas kendali, kemanusiaan manusia akan runtuh dan turun hingga berubah menjadi sifat kebinatangan.
Sebaliknya, ketika manusia bisa mengendalikannya dengan puasa, jiwanya akan naik meninggi hingga berubah menjadi orang yang bertakwa.
Baca Juga: 11 Hadis dan Ayat Alquran tentang Kematian untuk jadi Pengingat
Kandungan Surat Al Baqarah Ayat 183
Setelah mengetahui tafsirnya, berikut ini adalah isi kandungan surat Al Baqarah ayat 183 yang dapat disimpulkan:
- Ayat ini berisi perintah puasa dan menjadi dalil kewajiban puasa Ramadan,
- Yang diwajibkan puasa adalah orang-orang yang beriman, sebab merekalah yang siap menjalakan perintah dan menjauhi larangan,
- Puasa telah diwajibkan kepada umat terdahulu. Semua umat punya kewajiban berpuasa, yang berbeda hanyalah tata caranya,
- Tujuan utama puasa adalah membentuk jiwa yang bertakwa,
- Puasa memiliki banyak hikmah dan faedah, yang keseluruhannya mengarah kepada ketakwaan.
Itulah penjelasan mengenai kandungan surat Al Baqarah ayat 183 sebagai dalil dari diwajibkannya puasa Ramadan. Semoga umat Islam dapat mengamalkannya dan termasuk dalam golongan orang-orang yang bertakwa.
- https://bersamadakwah.net/surat-al-baqarah-ayat-183/
- https://webmuslimah.com/isi-kandungan-surat-al-baqarah-ayat-183/
- https://albinaa.sch.id/menelisik-hukum-hukum-ramadhan-di-balik-ayat-ayat-puasa-surah-al-baqarah-183-187/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.