Hati-hati! Ada Bahaya yang Mengintai Saat Mengguncang Tubuh Bayi
Tanpa sadar, beberapa orang tua atau pengasuh seringkali hilang kendali saat menghadapi bayi yang sedang rewel.
Berawal dari ayunan lembut dengan harapan bayi akan tenang, namun lama kelamaan ayunannya semakin bertambah keras disertai guncangan pada tubuh bayi.
Hati-hati Moms, hal ini bisa berujung pada shaken baby syndrome yang pada beberapa kasus bisa menyebabkan kematian.
Apakah hanya dengan mengguncang tubuh bayi sudah masuk dalam shaken baby syndrome dan mempengaruhi otak bayi? Temukan penjelasannya berikut ini!
Baca Juga: 5 Kesalahan dalam Menggendong yang Membahayakan Bayi
Penyebab Shaken Baby Syndrome
Bayi memiliki otot leher yang sangat lemah serta bentuk kepala besar dan berat yang tidak sebanding dengan tubuh bayi.
Selain itu, otak bayi juga belum matang sempurna dan membutuhkan ruang untuk berkembang yang terletak di antara tengkorak dan otak bayi.
“Mengguncang tubuh bayi dengan keras dapat menyebabkan otak bayi bergerak di dalam tengkorak, dapat mengakibatkan cerebral contusions (memar jaringan otak) dan merobek pembuluh darah,” ungkap David Perlstein, MD, MBA, FAAP, seperti dikutip dari eMedicineHealth.
Paling umum, cedera yang terkait dengan shaken baby syndrome adalah pendarahan di sekitar otak, pendarahan di mata, dan cedera tulang belakang atau leher.
Baca Juga: Ternyata Cara Merespons Bayi Rewel Mempengaruhi Masa Depannya, Ini Penjelasannya
Gejala Shaken Baby Syndrome
Bayi yang mengalami shaken baby syndrome awalnya bisa memiliki gejala ringan, yang seringkali dianggap karena penyakit atau kondisi lain, misalnya penyakit virus dan kolik.
“Gejala terkait lainnya termasuk lesu, muntah, nafsu makan yang buruk, pingsan, kejang, dan koma. Bayi yang mengalami shaken baby syndrome mungkin mengalami peningkatan lingkar kepala dan benjol di kepala,” ungkap Dr. Damien Jonas Wilson, MD, seperti dikutip dari news-medical.net.
Tidak mudah untuk mendeteksi shaken baby syndrome sebagai akibat dari mengguncang tubuh bayi, namun jika bayi memiliki tanda-tanda memar serta pingsan tanpa sebab, maka perlu diwaspadai atas kemungkinan terjadinya shaken baby syndrome.
Baca Juga: Cara Menggendong Bayi yang Tepat sesuai Usianya
Mungkinkah Shaken Baby Syndrome Dilakukan Tanpa Sengaja?
Shaken baby syndrome hampir selalu merupakan akibat dari kekerasan pada anak. Pada banyak kasus, shaken baby syndrome dilakukan oleh orang tua atau pengasuh anak yang mengguncang tubuh bayi dengan karena tangisan yang terus menerus.
Sedangkan kasus yang sangat jarang terjadi adalah cedera shaken baby syndrome juga bisa terjadi tanpa sengaja. Misalnya, jogging dengan bayi dalam gendongan dan tiba-tiba terjatuh.
Namun biasanya, pada kasus yang tidak disengaja pun, cedera yang dialami tidak separah pada bayi yang mengalami shaken baby syndrome.
Bukanlah hal yang baik untuk mengguncang, memukul atau melempar tubuh bayi dalam keadaan apapun.
Meski merawat bayi seringkali cukup menantang bagi orang tua, terutama yang baru pertama kali memiliki anak, namun hal ini bukanlah sebuah pembenaran untuk menghilangkan rasa frustasi dengan melampiaskannya pada Si Kecil.
“Untuk mencegah kekerasan pada anak, orang tua dihimbau untuk tidak pernah mencoba mendisiplinkan anak saat mereka sendiri dengan kesal. Tidak apa-apa untuk berhenti sejenak, mengambil napas yang sangat dalam, dan menunggu beberapa detik sebelum menanggapi apa pun yang mungkin dilakukan anak,” ungkap Dr. Damien Jonas Wilson, MD berbagi saran kepada orang tua untuk mencegah terjadinya shaken baby syndrome yang bisa mempengaruhi otak bayi.
(GS/INT)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.