29 September 2022

Hernia Femoralis: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan

Berisiko membahayakan nyawa jika tak segera ditangani

Hernia femoralis merupakan kondisi ketika bagian usus atau jaringan lemak menonjol ke luar, di bagian paha atas, tepatnya di bawah lipatan selangkangan.

Gangguan ini dikenal dengan sebutan ‘turun berok’ akibat otot atau jaringan di sekitar paha melemah.

Benjolan hilang ketika penderita sedang berbaring. Namun saat berdiri atau beraktifitas, benjolan bisa tampak dari luar.

Jenis hernia ini sulit didiagnosa karena ukurannya terlalu kecil. Terkadang benjolan tidak tampak saat penderita melakukan pemeriksaan fisik.

Benjolan akan terlihat ketika ada bagian usus yang terperangkap dan menghambat aliran darah menuju jaringan yang terjepit.

Dampaknya, kondisi tersebut memicu kematian jaringan (gangrene), sehingga penderita membutuhkan perawatan darurat.

Baca juga: Hernia pada Anak: Gejala, Penyebab, Risiko dan Cara Pengobatan

Penyebab dan Faktor Pemicu Hernia Femoralis

Kegemukan
Foto: Kegemukan (Istockphoto)

Meski belum diketahui apa yang menjadi penyebab pasti dari penyakit ini, tonjolan berasal dari jaringan usus atau lemak.

Kondisi ini bisa terjadi akibat lemahnya kanal femoralis, yaitu saluran berisi lemak dan kelenjar getah bening di jaringan serat tulang paha.

Ada pula kemungkinan lain yang turut meningkatkan risiko hernia femoralis, di antaranya:

  • Kelebihan berat badan
  • Proses persalinan normal
  • Kehamilan
  • Batuk kronis (jangka panjang)
  • Sembelit kronis
  • Mengejan terlalu keras
  • Mengangkat beban berat

Sementara itu, faktor pemicunya, antara lain:

  • Jenis kelamin. Sekitar 70 persen kasus terjadi pada wanita ketimbang pria. Sebab, wanita memiliki panggul yang lebih lebar sehingga ukuran kanal femoralis sedikit lebih besar.
  • Riwayat keluarga. Risiko meningkat jika memiliki ayah, ibu, kakak, adik, bibi, paman, atau kerabat terdekat yang memiliki penyakit ini.
  • Kondisi medis tertentu. Penderita cystic fibrosis, penyakit kronis yang terjadi pada paru-paru dan organ lain lebih berisiko mengalami hernia femoralis.
  • Batuk kronis. Mengalami batuk dalam jangka panjang membuat penderita terus-menerus mengejan.
  • Sembelit kronis. Mengejan terlalu keras ketika buang air besar meningkatkan risiko penyakit.
  • Olahraga terlalu berat. Olahraga dalam intensitas tinggi seperti angkat beban berisiko meningkatkan tekanan pada perut yang memicu munculnya tonjolan.
  • Kehamilan. Kondisi ini meningkatkan risiko melemahnya otot perut dan meningkatkan tekanan pada organ di dalamnya.

Baca Juga: 8 Daftar Buah untuk Sakit Pinggang, Disimak Ya!

Gejala Hernia Femoralis

Gangguan umumnya tidak menimbulkan gejala. Ini terkadang muncul dalam bentuk tonjolan di area selangkangan.

Tonjolan juga menimbulkan rasa sakit, terutama saat beraktivitas, berdiri, mengangkat beban berat, atau mengejan.

Disarankan untuk segera memeriksakan diri jika tonjolan berubah mengeras dan menimbulkan rasa sakit yang intens.

Kondisi tersebut meningkatkan risiko perburukan gejala pada penderita. Itu juga menjadi tanda jika usus sudah terjepit (strangulasi).

Akibatnya, penderita bisa mengalami kematian jaringan usus yang berdampak pada kematian.

Penderita membutuhkan penanganan medis darurat, apalagi jika gejalanya ditambah dengan:

  • Mual
  • Muntah
  • Sakit perut dalam intensitas parah
  • Nyeri selangkangan yang muncul tiba-tiba
  • Peningkatan detak jantung
  • Sembelit kronis

Diagnosis Hernia Femoralis

USG Panggul
Foto: USG Panggul (Istockphoto)

Pertama-tama, dokter akan melakukan sesi tanya jawab terkait dengan gejala dan riwayat kesehatan penderita.

Langkah selanjutnya diikuti dengan pemeriksaan fisik di area selangkangan.

Jika penderita memiliki indikasi hernia femoralis, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan dengan prosedur:

  • Ultrasonografi (USG) Panggul. Tes ini dilakukan menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi untuk menampilkan gambar organ panggul pada layar monitor.
  • USG. Prosedur dilakukan menggunakan gelombang suara untuk menampilkan gambaran organ, jaringan, dan struktur lain di dalam tubuh.
  • CT-scan. Prosedur dilakukan dengan menelan zat pewarna atau disuntikkan melalui infus. Ini akan menunjukkan gambar perut dan panggul termasuk area drainase empedu.

Baca juga: Hernia Inguinalis: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Penanganan

Pengobatan Hernia Femoralis

Meski tidak bergejala, penderita perlu mendapatkan langkah penanganan yang tepat. Beberapa prosedur yang direkomendasikan, termasuk:

  • Operasi. Prosedur ini dilakukan pada penderita yang memiliki benjolan besar, terasa sakit, atau disertai gangguan fungsi usus.
  • Bedah terbuka. Prosedur ini dikenal dengan sebutan operasi konvensional. Caranya dengan membuat sayatan pada bagian tubuh dengan menggunakan pisau khusus.
  • Laparoskopi. Caranya dengan membuat sayatan kecil dan memasukkan alat bernama laparoskop (tabung panjang dengan kamera di sisi ujungnya).

Beberapa prosedur yang disebutkan bertujuan untuk mengembalikan hernia ke posisinya semula.

Dari ketiga prosedur yang disebutkan, laparoskopi adalah teknik yang bisa dibilang paling menguntungkan.

Sebab, ini bisa mempercepat proses pemulihan penderita, sehingga mereka bisa menjalankan aktivitas seperti biasa.

Sebelum prosedur dilakukan, penderita akan diberikan obat bius untuk memberikan efek kebas atau mati rasa di area yang terkena.

Sebelum itu, penderita perlu memberi tahu dokter jika memiliki riwayat alergi terhadap obat jenis apapun.

Prosedur laparoskopi memungkinkan penderita pulang di hari yang sama dengan prosedur.

Sementara proses penyembuhannya bisa berkisar antara 2 hingga 3 minggu.

Komplikasi Hernia Femoralis

Gejala yang dibiarkan tanpa penanganan memicu perburukan gejala yang meningkatkan risiko komplikasi.

Adapun komplikasi serius yang mungkin dialami oleh penderita, antara lain:

1. Hernia Inkarserata

Ini adalah kondisi ketika usus terjebak di dinding perut sehingga memicu munculnya rasa nyeri hebat, mual, muntah, dan kesulitan buang air besar.

Hernia inkarserata adalah kondisi ketika usus yang terjepit sulit dikembalikan ke posisi semula.

Dampaknya, ini bisa memicu obstruksi usus (penyumbatan yang terjadi pada organ usus) dan hernia strangulata.

2. Hernia Strangulata

Ini adalah kondisi ketika usus atau jaringan terjepit. Dampaknya, asupan darah ke area tersebut jadi berkurang.

Bila tak segera ditangani, gangguan bisa menyebabkan kematian jaringan pada organ yang terjepit dan membahayakan nyawa penderita.

Baca juga: Hernia, Benjolan di Tubuh yang Tidak Parah, tetapi Bisa Mematikan

Pencegahan Hernia Femoralis

Berat Ideal
Foto: Berat Ideal (Istockphoto)

Adapun beberapa langkah yang dilakukan guna menurunkan risiko hernia femoralis, antara lain:

  • Menjaga berat badan ideal
  • Makan makanan tinggi serat guna mencegah sembelit
  • Berhenti merokok
  • Perbaiki posisi tubuh saat mengangkat beban berat
  • Jangan terlalu sering membawa beban terlalu berat

Itulah penjelasan mengenai hernia femoralis. Jika Moms merasakan gejalanya, jangan ragu untuk segera berobat ke dokter.

Deteksi dan pengobatan sejak dini adalah hal yang sangat penting untuk mencegah komplikasi mematikan.

Selalu jaga kesehatan, ya, Moms!

  • https://www.healthline.com/health/femoral-hernia
  • https://www.medicalnewstoday.com/articles/324118

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.