Ini Hukum Suami Berbohong pada Istri, Dads Wajib Tahu!
Moms dan Dads wajib tahu hukum suami berbohong pada istri dalam Islam. Simak ulasannya!
Sepertinya saat ini bohong merupakan hal yang lumrah terjadi, bahkan bisa menjadi sebuah kebiasaan.
Padahal, bohong merupakan salah satu penyebab dari segala kekacauan yang sering ditemukan pada kehidupan sehari-hari.
Akibat dari bohong tidak hanya dirasakan oleh pelaku melainkan juga orang lain.
Bohong biasanya akan berujung pada fitnah dan benci.
Bukan hanya itu, kebohongan juga dapat membuat hilangnya rasa kedekatan sehingga tercipta suasana yang tidak nyaman, bahkan kepada sepasang suami istri.
Jika istri melihat gerak gerik suami seperti sedang berbohong, tanyakan dan minta klarifikasi.
Menurut jurnal Law and Human Behavior, meminta kontak mata, kemudian meminta agar cerita tersebut diceritakan secara terbalik, dapat membantu mengungkap kebohongan.
Dengan dampak berbohong yang begitu besar, maka tidak heran jika Islam melarang perbuatan buruk yang satu ini.
Jadi, bagaimana hukum suami berbohong pada istri? Apakah ada bohong yang dibolehkan oleh Islam?
Cari tahu hukum suami berbohong pada istri di bawah ini!
Baca Juga: Ini Hukum Istri Melawan Suami Menurut Islam, Wajib Tahu!
Pentingnya Kejujuran dalam Pernikahan
Kejujuran adalah nilai yang sangat ditekankan dalam Islam. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيْدًا
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar." (QS. Al-Ahzab: 70)
Ayat ini menegaskan bahwa berkata benar adalah bagian dari ketakwaan kepada Allah.
Dalam konteks pernikahan, kejujuran merupakan elemen kunci yang mendukung keharmonisan dan keberkahan dalam rumah tangga.
Sebab, berbohong baik oleh suami maupun istri, dapat menimbulkan beberapa dampak negatif, antara lain:
- Hilangnya Kepercayaan: Ketika satu pihak berbohong, kepercayaan yang telah dibangun bisa runtuh, dan memulihkannya membutuhkan waktu dan usaha yang tidak sedikit.
- Keharmonisan Terganggu: Kebohongan dapat menimbulkan konflik dan pertengkaran, yang pada akhirnya mengganggu keharmonisan dalam rumah tangga.
- Dampak Psikologis: Kebohongan bisa menyebabkan stres, kecemasan, dan rasa tidak aman pada pihak yang dibohongi.
Hukum Berbohong dalam Islam
Sebelum membahas hukum suami berbohong pada istri, penting untuk memahami dalil-dalil tentang kebohongan, yang harus dihindari karena tidak disukai oleh Allah.
Dalam Al-Qur'an, Allah SWT berfirman lewat surat Al Isra' ayat 36:
وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهٖ عِلْمٌۗ اِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ اُولٰۤىِٕكَ كَانَ عَنْهُ مَسْـُٔوْلًا
Artinya: "Janganlah engkau mengikuti sesuatu yang tidak kau ketahui. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya."
Nah, perlu diketahui bahwa dampak bohong bukan hanya kepada pelaku, tapi juga orang lain, lho.
Selain merugikan, hal ini juga akan dimintai pertanggung jawabannya ketika di akhirat nanti.
Untuk menjelaskan ayat di atas, Imam asy-Syinqithi berkata:
"Allah SWT melarang dalam ayat ini agar manusia tidak mengikuti sesuatu tanpa memiliki pengetahuan yang memadai.
Hal ini termasuk mengklaim telah melihat sesuatu yang belum dilihat, mendengar sesuatu yang belum didengar, atau mengetahui sesuatu yang tidak diketahui.
Ayat ini juga mencakup orang-orang yang berbicara atau bertindak tanpa ilmu yang benar." (Adhwa’ul Bayan, 3/145).
Orang yang gemar berbohong menjadi tanda bahwa orang tersebut termasuk dalam golongan orang munafik yang gemar mengingkari janji.
Rasulullah SAW pernah bersabda:
"Tanda-tanda munafik ada tiga yaitu apabila berkata dusta, apabila berjanji ingkar, dan apabila dipercaya berlaku khianat," (HR Bukhari dan Muslim).
Hadis ini menunjukkan bahwa pembohong biasanya tidak jauh dari sifat gemar mengingkari janji dan khianat.
Sifat-sifat tersebut merupakan sifat orang munafik yang sebaiknya dijauhi karena bisa merugikan diri sendiri dan orang lain.
Jadi, berbohong, termasuk ketika suami berbohong pada istri, adalah perilaku yang dianggap munafik, termasuk mengingkari janji dan berkhianat. Oleh karena itu, berbohong harus dihindari.
Baca Juga: 10+ Cara Mengatasi Suami Selingkuh dan Berbohong, Yuk Simak!
Kebohongan dalam Pernikahan yang Dibenarkan
Sudah jelas hukum suami berbohong pada istri tidak diperbolehkan.
Meskipun sebagian besar merugikan, tapi ternyata ada bohong yang diperbolehkan.
Dalam hadis riwayat Al Imam Muslim, dia berkata:
“Dan aku (Ummu Kultsum) tidak mendengar bahwa beliau memberikan rukhsah (keringanan) dari dusta yang dikatakan oleh manusia;
kecuali dalam perang, mendamaikan antara manusia, pembicaraan seorang suami pada istrinya dan pembicaraan istri pada suaminya.” (HR Muslim).
Beberapa penjelasan dari hadis ini, yakni:
- Berbohong ketika dalam bahaya. Diperbolehkan jika hal tersebut berguna untuk melindungi diri sendiri atau orang lain dari kejahatan yang mengancam.
- Ingin mendamaikan saudara. Jika berkata jujur membuat kedua belah pihak semakin menyala-nyala rasa bencinya terhadap pihak lain, sebagai pihak yang netral tentu harus mampu mendinginkan kedua belah pihak dengan berkata yang baik dan mendamaikan mereka.
- Membuat istri senang. Meski diperbolehkan, bukan berarti segala jenis kebohongan pada istri atau suami diperbolehkan. Contohnya, saat suami merasakan masakan istri yang kurang enak, tapi berkata sebaliknya karena ingin membuat istri senang dan menghargai jerih payahnya.
Baca Juga: Anak Suka Berbohong, Jangan Marah dan Terbawa Emosi Dulu Moms!
Hukum Suami Berbohong pada Istri
Sebenarnya, hukum dasar bohong adalah tidak boleh.
Bahkan dalam Islam, berkata dusta atau bohong termasuk dalam sesuatu yang dilarang. Allah SWT berfirman:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَكُوْنُوْا مَعَ الصّٰدِقِيْنَ
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tetaplah bersama orang-orang yang benar!” (QS At-Taubah: 119).
Akan tetapi, terdapat beberapa pengecualian dari hukum di atas, yaitu diperbolehkannya berkata bohong dalam sebagian keadaan seperti dijelaskan sebelumnya.
Jadi, hukum suami berbohong pada istri dibolehkan dalam beberapa keadaan.
Dalam masalah ini, terdapat hadis yang diriwayatkan dari ‘Atha bin Yasar, ia berkata:
“Ada seseorang yang datang menemui Nabi SAW dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, apakah aku berdosa jika aku berdusta kepada istriku?’
Nabi SAW menjawab, ‘Tidak boleh, karena Allah Ta’ala tidak menyukai dusta.’
Orang tersebut bertanya lagi, ‘Wahai Rasulullah, (dusta yang aku ucapkan itu karena) aku ingin berdamai dengan istriku dan aku ingin senangkan hatinya.’
Nabi SAW menjawab: ‘Tidak ada dosa atasmu." (HR Al-Humaidi dalam Musnad-nya no. 329).
Hadis tersebut menjelaskan hukum dibolehkannya suami berbohong pada istri hanya jika ingin menyenangkan istri.
Jadi, misalnya sedang merajuk dan ingin menghibur hatinya. Artinya, tidak semua kebohongan diperbolehkan.
Perkataan Nabi Muhammad SAW tersebut juga menunjukkan bahwa dusta kepada istri atau kepada suami hukum asalnya tetap haram.
Namun, terdapat pengecualian, yaitu dusta untuk mendamaikan hati istri dan menyenangkan dan menghibur hatinya.
Meski hukum suami berbohong pada istri diperbolehkan, alangkah baiknya untuk tidak dilakukan berulang karena dikhawatirkan akan menjadi kebiasaan.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.