Mengenal Iklim Thailand, Memiliki Kelembapan Tinggi!
Salah satu ciri iklim Thailand yang paling mencolok adalah musim monsun yang membawa hujan deras.
Ciri khas iklim Thailand yang memukau, menjadi latar belakang bagi beragam keajaiban alamnya.
Thailand memiliki lebih dari sekadar dua musim cuaca yang lazim yaitu musim hujan dan musim kemarau.
Musim hujan yang deras dengan hujan monsun yang kuat mengubah lanskap menjadi hutan yang semakin hijau.
Sebaliknya, musim kemarau membawa cuaca cerah dan sinar matahari yang terik.
Ingin mengetahui informasi lebih lanjut seputar iklim Thailand? Simak artikel ini hingga akhir, ya.
Baca Juga: 10 Ciri-ciri Iklim Tropis dan Daftar Negara yang Memilikinya
Penjelasan Tentang Iklim Thailand
Thailand memiliki iklim tropis yang dipengaruhi oleh letak geografisnya di wilayah tenggara Asia Tenggara dan dekat dengan garis khatulistiwa.
Iklim Thailand memiliki suhu rata-rata yang tinggi sepanjang tahun.
Suhu di siang hari cenderung berkisar antara 30°C hingga 35°C atau lebih tinggi, terutama selama musim kemarau.
Meskipun suhu ini bisa sangat panas, malam hari seringkali lebih sejuk dan nyaman.
Kemudian Thailand juga memiliki tingkat kelembapan yang tinggi sepanjang tahun, terutama selama musim hujan.
Kelembapan ini bisa membuat cuaca terasa lebih panas dan lembap.
Meskipun sebagian besar waktu cuaca di Thailand adalah cerah dan hangat, negara ini juga dapat mengalami cuaca ekstrem seperti badai tropis dan banjir selama musim hujan.
Daerah pesisir di Thailand berisiko terkena dampak badai tropis.
Baca Juga: Ciri-Ciri Dataran Tinggi dan Iklimnya, Ada Dieng dan Gayo Aceh!
Thailand Punya 3 Musim
Thailand mengalami dua musim utama, yaitu musim kemarau dan musim hujan.
Musim kemarau ditandai oleh cuaca cerah, langit biru, dan panas, sementara musim hujan membawa curah hujan yang tinggi dan kelembapan.
Berikut adalah penjelasan rinci tentang iklim di Thailand:
1. Musim Hujan (Mei-Oktober)
Musim hujan di Thailand adalah salah satu ciri khas iklim tropis negara ini.
Ini adalah periode ketika Thailand menerima curah hujan yang signifikan, dan cuaca menjadi lebih lembap.
Musim hujan di Thailand biasanya berlangsung dari bulan Mei hingga Oktober.
Ini adalah periode ketika hujan monsun yang deras menghantam sebagian besar wilayah negara ini.
Musim hujan ini dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu musim hujan awal (Mei-Juli) dan musim hujan akhir (Agustus-Oktober).
Ketika memasuki musim hujan akan terjadi curah hujan yang tinggi.
Hujan bisa turun dengan sangat deras, terutama di wilayah-wilayah seperti Bangkok, Utara, dan Barat Laut Thailand.
Hal ini yang menyebabkan masalah seperti banjir dan tanah longsor.
Beberapa daerah dapat mengalami banjir parah, terutama ketika hujan turun dalam jumlah besar dalam waktu singkat.
Namun, musim hujan mengubah lanskap Thailand menjadi hijau dan subur.
Hutan hujan tropis yang rimbun menjadi lebih hidup, dan vegetasi di seluruh negara ini berkembang pesat. Ini adalah waktu yang ideal untuk melihat keindahan alam Thailand yang penuh warna.
2. Musim Kemarau (November-April)
Musim kemarau di Thailand adalah salah satu periode iklim Thailand dalam tahun yang paling mencolok, dan seringkali menjadi waktu yang sangat dinantikan oleh wisatawan.
Iklim Thailand musim kemarau biasanya berlangsung dari bulan November hingga April.
Ini adalah periode yang relatif panjang ketika hujan sangat jarang terjadi.
Bulan-bulan awal musim ini, seperti November dan Desember, masih dapat mengalami hujan sesekali, tetapi curah hujan mulai berkurang secara signifikan seiring berjalannya waktu.
Musim kemarau ditandai oleh cuaca cerah, langit biru yang tidak berawan, dan matahari yang bersinar terang.
Suhu udara selama musim ini cenderung tinggi, terutama di wilayah pedalaman dan kota-kota seperti Bangkok dimana suhu harian bisa mencapai 30°C-35°C.
Pada musim kemarau juga menjadi saat untuk berbagai festival dan acara budaya di Thailand. Songkran, Festival Air Tradisional Thailand yang merayakan Tahun Baru Thailand, biasanya diadakan pada bulan April.
Ini adalah waktu yang paling meriah di mana orang-orang saling menyiram dengan air sebagai tanda penyucian dan perayaan.
3. Musim Monsun
Musim monsun pada iklim Thailand adalah fenomena alam yang sangat signifikan dan memengaruhi iklim dan cuaca di negara ini.
Berikut adalah penjelasan lebih rinci tentang musim monsun di Thailand:
- Musim Monsun Barat Daya
Musim monsun di Thailand terdiri dari dua periode utama, yaitu musim monsun barat daya dan musim monsun timur laut.
Musim monsun barat daya biasanya berlangsung dari bulan Mei hingga Oktober.
Pada periode ini, angin monsun dari Samudera Hindia membawa uap air dan curah hujan ke wilayah barat daya Thailand, termasuk daerah seperti Phuket, Krabi, dan pulau-pulau di Laut Andaman.
- Musim Monsun Timur Laut
Musim monsun timur laut biasanya terjadi dari bulan November hingga April.
Pada periode ini, arah angin monsun berubah, dan angin kering bertiup dari daratan Asia ke arah laut.
Ini adalah musim kering atau musim kemarau di sebagian besar Thailand.
Baca Juga: Ciri-ciri Iklim Subtropis, Lengkap dengan Flora dan Fauna!
Fenomena Iklim Thailand
El Niño dan La Niña adalah dua fenomena iklim Thailand yang memiliki dampak signifikan.
Ini menjadi dua fenomena alam yang dapat membawa perubahan ekstrem dalam cuaca dan iklim Thailand.
Berikut penjelasan tentang kedua fenomena ini:
1. El Niño
El Niño adalah fenomena iklim yang terjadi ketika suhu permukaan laut di Samudera Pasifik bagian tengah dan timur menjadi lebih hangat dari biasanya.
Ini bisa berdampak besar pada iklim dunia, di antaranya:
- Musim Kemarau yang Panjang
El Niño biasanya menghasilkan musim kemarau yang lebih panjang dan lebih panas di Thailand. Curah hujan menjadi kurang, dan suhu udara bisa sangat tinggi.
- Kekeringan
Kekeringan bisa menjadi masalah serius selama periode El Niño. Tanah menjadi kering, sumber air berkurang, dan pertanian terpengaruh.
- Kualitas Udara yang Buruk
Kondisi cuaca yang kering selama El Niño dapat menyebabkan kebakaran hutan dan lahan. Asap dari kebakaran ini dapat memengaruhi kualitas udara dan kesehatan manusia.
- Gangguan pada Pertanian
Tanaman padi, jagung, dan tanaman lainnya dapat mengalami kerusakan akibat kekeringan. Hasil panen bisa berkurang, yang dapat berdampak pada ekonomi Thailand.
Baca Juga: 5 Klasifikasi Iklim di Dunia serta Penjelasan Lengkapnya
2. La Niña
La Niña adalah kebalikan dari El Niño, di mana suhu permukaan laut di Samudera Pasifik timur menjadi lebih dingin dari biasanya.
Ini juga memiliki dampak signifikan pada iklim global, di antaranya:
- Musim Hujan yang Lebih Basah
La Niña dapat menghasilkan musim hujan yang lebih basah dan lebih dingin di Thailand.
Curah hujan bisa sangat tinggi, yang dapat menyebabkan banjir dan tanah longsor.
- Peningkatan Sumber Air
Meskipun banjir bisa menjadi masalah selama La Niña, fenomena ini juga meningkatkan pasokan air, yang bermanfaat bagi pertanian dan penyediaan air minum.
- Potensi Pencemaran Air
Banjir selama La Niña dapat menyebabkan pencemaran air dan penyakit terkait air. Oleh karena itu, sanitasi air menjadi penting.
- Dampak Lingkungan
Ekosistem seperti hutan hujan Thailand dapat mengalami perubahan selama La Niña, dengan pertumbuhan vegetasi yang meningkat dan pergerakan hewan yang berubah.
Baca Juga: Doa agar Cuaca Panas dan Langit Kembali Cerah, Coba, Yuk!
Demikian itulah informasi tentang iklim Thailand yang bisa Moms ketahui dan ajarkan pada Si Kecil.
- https://wisatathailand.id/history/weather
- https://climateknowledgeportal.worldbank.org/country/thailand/climate-data-historical
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.