Jatuh saat Hamil, Ini Penyebab dan Bahayanya untuk Kandungan
Jatuh saat hamil bisa menjadi peristiwa yang memicu kekhawatiran banyak calon ibu.
Jika sudah terjadi, Moms mungkin bertanya-tanya: Benarkah jatuh saat hamil berbahaya? Kapan harus khawatir?
Sementara banyak mitos beredar mengenai dampak jatuh saat hamil, jadi penting untuk membedakan fakta dari mitos, Moms.
Dalam artikel ini, kita akan membahas semua hal tersebut dan memberikan beberapa saran tentang cara mencegah jatuh saat hamil agar Moms dan bayi tetap aman.
Baca Juga: 28 Larangan untuk Ibu Hamil Muda, Hindari Aktivitas Berat!
Penyebab Jatuh saat Hamil
Ada berbagai alasan medis mengapa ibu hamil lebih rentan terjatuh, salah satunya adalah tergelincir di lantai licin.
Berikut ini beberapa penyebab jatuh saat hamil yang Moms ketahui dan waspadai:
1. Perubahan Titik Keseimbangan Tubuh
Ketika Moms hamil, perubahan signifikan terjadi pada tubuh, salah satunya adalah pergeseran titik keseimbangan.
Seiring bertambahnya berat badan, terutama di bagian perut, pusat gravitasi tubuh menjadi berbeda.
Perubahan ini dapat mempengaruhi cara Moms berjalan dan menyeimbangkan diri.
Dengan titik keseimbangan yang bergeser, ibu hamil mungkin merasa lebih canggung atau tidak stabil, yang tentunya meningkatkan risiko terjatuh.
Oleh karena itu, sangat penting bagi ibu hamil untuk bergerak dengan hati-hati.
Lalu, memastikan lingkungan sekitar aman dari halangan yang mungkin menyebabkan mereka tersandung atau tergelincir.
2. Hormon Relaxin
Selama kehamilan, tubuh memproduksi hormon relaxin yang memiliki fungsi utama untuk meregangkan otot di sekitar rahim dan serviks, mempersiapkan tubuh untuk proses persalinan.
Namun, efek dari hormon ini tidak terbatas hanya pada area tersebut.
Hormon relaxin juga berdampak pada sendi-sendi di kaki, membuatnya lebih lentur dan kurang stabil.
Dampak ini pada kaki Moms dapat mengurangi kemampuan untuk menyeimbangkan diri dengan baik, sehingga meningkatkan risiko jatuh saat hamil.
Penting bagi Moms untuk menyadari perubahan ini dan mengambil tindakan pencegahan agar tetap aman.
3. Tekanan Darah Rendah
Banyak ibu hamil menghadapi masalah tekanan darah rendah.
Kondisi ini bisa menyebabkan gejala seperti pusing, lemas, dan kesulitan mempertahankan keseimbangan, terutama saat beraktivitas atau berjalan.
Dengan adanya gejala-gejala ini, risiko jatuh saat hamil menjadi meningkat.
Penting bagi ibu hamil untuk memahami dan mengenali tanda-tanda ini agar dapat mengambil langkah pencegahan.
4. Kaki Bengkak
Selama trimester kedua atau ketiga kehamilan, banyak ibu hamil yang mengalami pembengkakan pada kaki.
Pembengkakan ini, selain bisa menimbulkan ketidaknyamanan, juga dapat mempengaruhi kemampuan Moms untuk menyeimbangkan diri dengan baik saat berjalan atau beraktivitas.
Akibatnya, kondisi ini bisa meningkatkan risiko jatuh saat hamil.
Oleh karena itu, penting bagi Moms untuk berhati-hati dan mungkin mempertimbangkan untuk mengenakan sepatu yang nyaman.
Baca Juga: Bolehkah Ibu Hamil Makan Sate? Ini Risiko dan Tips Amannya!
Jatuh saat Hamil, Berbahaya atau Tidak?
Meski Moms jatuh saat hamil, jika tidak ada luka parah, janin biasanya tetap aman. Ini karena tubuh ibu hamil dirancang untuk melindungi janin dari guncangan.
Janin di dalam rahim Moms dilindungi oleh lapisan seperti cairan ketuban, membran kokoh, rahim yang berotot, dan rongga perut dengan tulang serta otot.
Nah, kombinasi dari semua lapisan tersebut dapat mengurangi guncangan pada janin jika ibu hamil terjatuh.
Namun, perlu diingat bahwa perlindungan tersebut tetap dapat rusak jika Moms terjatuh atau terbentur cukup parah.
Berikut ini adalah beberapa hal yang mempengaruhi keparahan dampak buruk jatuh saat hamil:
1. Posisi Ibu saat Jatuh
Salah satu faktor yang menentukan adalah posisi ibu saat jatuh.
Posisi sangat penting untuk diperhatikan. Posisi yang menghantam perut ibu dapat lebih berbahaya dibandingkan dengan jatuh miring saat hamil atau jatuh ke belakang.
Jika tidak jatuh ke depan dan perut tidak terkena benturan langsung, maka kemungkinan besar janin dalam kondisi aman.
Beberapa ibu hamil yang jatuh ke belakang atau samping, tidak mengalami masalah dengan janinnya.
Baca Juga: 10+ Penyebab Sakit Perut Saat Hamil dan Pengobatannya
2. Umur Ibu saat Hamil
Semakin tua usia ibu saat hamil, semakin besar pula kemungkinan komplikasi terjadi.
Jika ibu mengandung saat berumur di atas 35 tahun dan jatuh saat hamil, sebaiknya langsung mendapatkan penanganan medis walaupun tidak menunjukkan gejala atau keluhan tertentu.
3. Usia Kehamilan
Usia kehamilan ketika jatuh saat hamil juga dapat menentukan seberapa besar dampak yang bisa diakibatkan pada ibu dan janin.
Risiko Moms jatuh saat hamil dapat meningkat seiring dengan bertambahnya usia kehamilan.
Baca Juga: Hyperemesis Gravidarum, Mual dan Muntah Ekstrem pada Ibu Hamil
Kapan Harus Khawatir?
Dampak jatuh saat hamil beragam, tergantung pada usia kandungan Moms.
Jatuh pada trimester pertama akan berbeda jika terjadi pada trimester akhir.
Berikut hal-hal yang perlu diwaspadai:
1. Jatuh pada Trimester Pertama
Pada masa ini, janin sangat dilindungi oleh dasar panggul. Setelah terjatuh, cobalah berbaring dan tenangkan diri.
Segera periksa ke dokter jika merasakan sakit di perut atau punggung setelah jatuh saat lahir, ya, Moms.
2. Jatuh pada Trimester Dua
Di trimester kedua, janin tidak lagi menempel pada dasar panggul dan mulai dilindungi oleh cairan ketuban.
Jika Moms terjatuh dan merasakan hal-hal di bawah ini, segera periksakan diri ke dokter:
- Merasa sangat sakit setelah jatuh
- Pergerakan janin berkurang
- Pendarahan
- Sulit bernapas atau pusing
- Merasakan kontraksi
- Keluar cairan ketuban
3. Jatuh pada Trimester Tiga
Jatuh pada trimester tiga berpotensi pada persalinan prematur. Sebaiknya Moms tetap memeriksakan diri walaupun tidak mengalami hal-hal tersebut.
Baca Juga: Kehamilan Serotinus, Kondisi Kehamilan Lebih dari 42 Minggu
Mitos tentang Jatuh saat Hamil
Terdapat mitos seputar jatuh saat hamil. Meski beberapa belum tentu benar menurut Mayo Clinic, Moms tetap disarankan untuk berhati-hati.
Namun, Moms tetap bisa menjadikannya arahan agar tetap berhati-hati.
Berikut ini mitos-mitos seputar jatuh saat hamil yang tidak perlu dikhawatirkan:
- Jatuh saat hamil pasti mengakibatkan keguguran
- Terjatuh ketika hamil pasti membuat rahim dan tuba falopi rusak
- Jatuh di kala hamil pasti membuat janin mengalami patah tulang
- Terjatuh saat hamil pasti menyebabkan kerusakan otak pada janin
Baca Juga: 3 Perbedaan Jerawat Tanda Hamil dan Haid, Jangan Salah!
Cara Mencegah Jatuh saat Hamil
Meskipun ada risiko jatuh saat hamil, berikut beberapa langkah pencegahan yang bisa Moms terapkan:
1. Beri Lem pada Karpet
Moms dapat terjatuh jika menginjak permadani yang bergeser karena tidak merekat kuat pada lantai.
Untuk mencegah jatuh saat hamil, rekatkanlah karpet pada lantai dengan menggunakan lem yang cukup kuat.
2. Gunakan Alas Anti-slip di Kamar Mandi
Terpeleset di kamar mandi sangat berisiko terjadi saat bobot kandungan Moms semakin berat.
Untuk mencegah jatuh saat hamil, gunakanlah keset karet pada lantai kamar mandi.
3. Rapikan Kabel
Kabel-kabel dari barang elektronik yang malang-melintang di seantero rumah dapat berisiko membuat Moms tersandung.
Untuk mencegahnya, rapikan kabel-kabel tersebut dengan menggunakan selotip atau alat khusus.
Baca Juga: 10 Makanan Cepat Hamil, Cocok untuk Program Hamil, Catat Moms!
4. Gunakan Alas Kaki yang Nyaman
Saatnya meninggalkan sepatu hak tinggi selama hamil untuk menghindari jatuh saat hamil.
Menggunakan alas kaki yang nyaman dan tidak licin adalah salah satu cara mencegah Moms jatuh saat hamil.
5. Hindari Ketinggian
Selama hamil, sebaiknya Moms hindari berada di tempat yang tinggi. Misalnya menaiki tangga untuk mengambil barang yang Moms simpan di atas lemari.
Lebih baik meminta bantuan orang lain untuk meraih barang tersebut.
6. Hindari Lantai yang Licin
Lantai yang licin sangat berisiko menyebabkan ibu hamil jatuh terpeleset. Untuk mencegahnya, sebisa mungkin hindarilah lantai licin dan genangan air.
Bila perlu, sebaiknya Moms tidak mengepel dulu selama hamil.
7. Tidak Keluar Rumah saat Hujan
Bukan hanya di dalam rumah, risiko terjatuh juga bisa terjadi di luar rumah.
Saat hujan turun, jalanan akan menjadi lebih licin. Oleh karena itu, sebaiknya Moms tidak keluar rumah dulu untuk mencegah jatuh saat hamil.
8. Atasi Rasa Pusing
Saat hamil, Moms umumnya seringkali merasa pusing. Kondisi tersebut dapat membuat keseimbangan tubuh terganggu.
Kondisi inilah yang meningkatkan resiko jatuh saat hamil. Atasi rasa pusing tersebut dengan mengonsumsi obat-obatan yang sesuai dengan anjuran dokter.
9. Jaga Kadar Gula Darah
Jagalah gula darah Moms agar tetap tetap stabil sehingga tidak cepat lemas dan pusing. Jika mulai terasa pusing, sebaiknya duduk dan tenangkan diri.
10. Perhatikan Pijakan saat Berjalan
Dengan perut yang terus membesar ke depan, tentu Moms lebih sulit untuk melihat kaki atau hal-hal yang ada di bawah saat berjalan.
Jika tidak yakin, mintalah bantuan orang lain untuk menuntun saat berjalan.
Baca Juga: Kenapa Perut Sakit Saat Hamil setelah Naik Motor? Ini Penjelasan Ilmiahnya!
Nah, itu dia Moms seputar jatuh saat hamil dan beberapa tips yang bisa diikuti.
Semoga Moms dapat mengantisipasi hal yang tidak diinginkan ini, ya!
- https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/pregnancy-week-by-week/expert-answers/fall-during-pregnancy/faq-20119023
- https://www.verywellfamily.com/can-falling-during-pregnancy-cause-a-miscarriage-2371489
- https://www.healthline.com/health/pregnancy/falling-while-pregnant
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.