10 Penyebab Kaki Terasa Panas serta Cara Mengatasinya
Pernahkah Moms merasakan kaki terasa panas dan terbakar secara tiba-tiba?
Jangan diabaikan, ya, Moms, karena kondisi ini bisa jadi tanda adanya sindrom kaki terbakar atau yang dikenal juga sebagai sindrom Grierson-Gopalan.
Gejala ini ditandai dengan sensasi panas yang mungkin disertai nyeri dan ketidaknyamanan lainnya pada kaki.
Penyebab paling umum dari kaki yang terasa panas dan terbakar ini adalah kerusakan saraf, yang sering kali terkait dengan penyakit diabetes.
Yuk, ketahui lebih lanjut mengenai kondisi ini, penyebabnya, dan berbagai cara mengatasinya!
Baca Juga: 6+ Penyebab Telapak Kaki Gatal dan Cara Mengatasinya
Gejala Kaki Terasa Panas
Gejala kaki terasa panas dapat berkisar dari ringan hingga berat.
Sensasi terbakar bisa menjadi lebih intens di malam hari dan Moms akan merasakan gejala yang membaik di siang hari.
Panas dan nyeri dapat terbatas pada telapak kaki. Namun, keluhan ini juga dapat memengaruhi bagian atas kaki, pergelangan kaki, bahkan kaki bagian bawah.
Infeksi kulit dan peradangan menjadi salah satu ciri-ciri kaki terasa panas yang kerap dirasakan. Selain itu, beberapa gejala yang umumnya muncul ketika kaki terasa panas, di antara lain:
- Kesemutan: Banyak yang mengalami sensasi kesemutan atau seperti ada jarum-jarum kecil yang menusuk di kaki.
- Kaki Terasa Berat atau Mati Rasa: Selain panas, kaki mungkin terasa berat, mati rasa, atau bahkan kehilangan sensasi.
- Gatal: Pada beberapa kasus, rasa panas disertai dengan gatal yang mengganggu
Kaki yang terasa terbakar ini juga bisa menjadi tanda kerusakan saraf atau neuropati perifer.
Kerusakan saraf memiliki banyak penyebab, termasuk diabetes, penggunaan alkohol, kekurangan vitamin B, atau infeksi HIV.
Baca Juga: 13+ Cara Mengecilkan Paha dengan Mudah, Bisa Dicoba!
Penyebab Kaki Terasa Panas
Sensasi kaki terasa panas dan terbakar bisa datang dari berbagai kondisi.
Oleh karena itu, penting untuk menentukan penyebabnya sehingga Moms dapat menerima perawatan yang paling tepat.
Beberapa penyebab, seperti jamur kaki seperti kutu air atau sepatu yang terlalu ketat, bisa diatasi dengan mudah.
Namun dalam beberapa kasus, penyebabnya bisa saja tidak diketahui sehingga tidak bisa diatasi.
Berikut ini beberapa penyebab kaki terasa panas sampai lutut di malam atau siang hari:
1. Neuropati Diabetik
Gula darah tinggi yang tidak terkontrol selama bertahun-tahun secara bertahap dapat merusak pembuluh darah dan saraf.
Gula darah tinggi dapat mengurangi transmisi sinyal dari saraf.
Hal ini dapat memengaruhi sensasi ke berbagai bagian tubuh, termasuk kaki.
Gula darah tinggi juga melemahkan dinding pembuluh darah yang membawa oksigen dan nutrisi ke saraf.
Menurut U.S. National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases, kerusakan saraf dapat terjadi di seluruh tubuh dan sekitar 60–70% penderita diabetes memiliki beberapa bentuk kerusakan saraf.
Risiko Moms untuk mengalami neuropati meningkat jika:
- Mengalami obesitas
- Memiliki tekanan darah tinggi
- Merokok
- Meminum alkohol
Ketika kerusakan saraf terjadi di kaki, maka ini dinamakan neuropati perifer.
Kondisi ini adalah jenis neuropati diabetes yang paling umum. Jenis neuropati ini dapat menyebabkan rasa terbakar di kaki.
Baca Juga: Faktor Pemicu Betis Kram Saat Tidur dan Cara Pencegahannya
Meski lebih jarang, neuropati perifer juga bisa memengaruhi lengan dan tangan.
Selain sensasi terbakar di kaki, ada beberapa gejala tambahan neuropati perifer meliputi:
- Mati rasa atau kesemutan di tangan atau kaki
- Perasaan seperti mengenakan kaus kaki ketat
- Rasa sakit yang tajam dan menusuk
- Kelemahan atau perasaan berat di kaki atau lengan
- Keringat berlebih
Penting untuk menemui dokter jika Moms melihat tanda-tanda neuropati.
Mengontrol gula darah juga dapat mencegah kerusakan saraf atau memperlambat jalannya.
Satu studi mencatat bahwa neuropati perifer yang tidak dapat dijelaskan mungkin merupakan tanda batas atau diabetes yang tidak terdiagnosis.
2. Neuropati Sensorik Serat Kecil (SFSN)
Telapak kaki panas sampai lutut juga bisa menandakan penyakit lainnya yang mirip atau serupa.
Kondisi ini adalah neuropati yang menyakitkan yang sering menyebabkan rasa terbakar yang menyakitkan di kaki.
Gejala lain termasuk hilangnya rasa di kaki dan rasa sakit yang singkat.
Ini terjadi sebagai akibat dari hilangnya selubung mielin, yang menutupi dan melindungi serabut saraf.
Meskipun penyebabnya tidak diketahui dalam banyak kasus, diabetes dapat terlibat dalam kondisi ini.
Baca Juga: Mengalami Cedera Engkel atau Keseleo di Pergelangan Kaki? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya
3. Terlalu Banyak Konsumsi Alkohol
Penggunaan alkohol berat dapat menyebabkan jenis kerusakan saraf lain yang disebut neuropati alkoholik.
Selain kaki terbakar dan terasa panas, gejala lainnya meliputi:
- Kelemahan otot, kejang otot, dan hilangnya fungsi otot
- Disfungsi kemih dan usus
- Pusing
- Gangguan bicara
Menghentikan penggunaan alkohol dapat membantu mencegah memburuknya gejala.
Namun, beberapa kerusakan saraf mungkin tidak dapat dipulihkan.
4. Kekurangan Nutrisi
Kaki terasa panas juga bisa terjadi akibat kekurangan gizi.
Seperti misalnya di area yang sering mengalami bencana kelaparan atau bencana lainnya.
Selama Perang Dunia II, diperkirakan sepertiga dari tawanan perang Amerika di Pasifik mengalami sindrom kaki terbakar yang disebabkan oleh kekurangan gizi.
Pada populasi saat ini, terutama di antara orang tua, kerusakan saraf mungkin terkait dengan kekurangan dalam:
- Vitamin B-12
- Vitamin B-6
- Vitamin B-9 (asam folat)
Kekurangan vitamin B ini dapat menyebabkan kaki terbakar dan masalah koordinasi otot.
Anemia, kekurangan sel darah merah yang sehat, mungkin juga disebabkan oleh kekurangan vitamin B.
Gejala lain dari anemia defisiensi vitamin termasuk kelelahan, pusing, dan sesak napas.
5. Hipotiroidisme
Tiroid yang kurang aktif mengubah keseimbangan hormon dalam tubuh.
Kondisi ini dapat menyebabkan pembengkakan yang memberi tekanan pada saraf.
Selain kaki terasa panas, gejala hipotiroidisme lainnya termasuk kelelahan, penambahan berat badan, dan kulit kering.
6. Penyakit Menular
Selain karena riwayat penyakit, kaki terasa panas juga bisa dipicu karena infeksi menular seksual.
Kaki yang terbakar bisa menjadi salah satu dari banyak gejala berbagai infeksi, termasuk:
- Penyakit Lyme
- HIV
- Sipilis
- Herpes zoster
Penyakit menular ini bisa didapatkan karena berhubungan seks tanpa pengaman ataupun terinfeksi dari penderita.
Baca Juga: 12 Olahraga Ringan di Rumah yang Mudah Dilakukan Agar Badan Tidak Kaku dan Pegal
7. Kutu Air
Kutu air adalah infeksi jamur menular yang sering terlihat pada atlet.
Kondisi ini juga dikenal sebagai tinea pedis, dan mereka bisa memengaruhi kuku kaki dan tangan.
Salah satu gejala kutu air yang paling umum adalah sensasi terbakar, kesemutan, atau gatal di antara jari-jari kaki atau di telapak kaki.
Saat mengalaminya, Moms mungkin juga mengalami beberapa gejala, seperti:
- Lepuh gatal di kaki.
- Kulit pecah-pecah dan mengelupas di antara jari-jari kaki atau di telapak kaki.
- Kulit kering di sisi atau telapak kaki.
Selain itu, ada juga gejala kuku kaki yang terlepas dari dasar kuku, atau tampak berubah warna, tebal, dan rapuh.
Kutu air adalah penyakit yang bisa menular apabila ada kontak langsung ataupun tidak.
8. Penyakit Ginjal
Ketika ginjal berhenti berfungsi dengan baik, racun menumpuk di dalam darah.
Hal ini dapat menyebabkan pembengkakan dan gatal-gatal pada kaki. Penyakit ginjal juga dapat menyebabkan:
- Pengeluaran urine berkurang
- Sesak napas yang tidak dapat dijelaskan
- Mual
- Kebingungan
- Kejang
- Kelelahan
- Koma
Penyakit ginjal yang tak segera ditangani, dapat berisiko menjalar ke penyakit kardiovaskular lainnya.
Baca Juga: 10 Rekomendasi Sepatu Lokal Kekinian, Unisex Lengkap!
9. Kemoterapi
Bahan kimia terapeutik yang digunakan untuk membunuh sel kanker mungkin memiliki efek samping, termasuk neuropati perifer.
Efek samping sistem saraf dan otot lainnya dari kemoterapi mungkin termasuk:
- Perasaan lelah, pegal, atau gemetar pada otot
- Melambatnya refleks atau keterampilan motorik
- Masalah keseimbangan dan koordinasi
- Kelemahan otot
- Nyeri
Orang yang melakukan kemoterapi juga biasanya dikombinasikan dengan perawatan kanker lainnya.
10. Paparan Racun
Waspada terhadap bahan-bahan kimia di sekitar.
Adapun, paparan racun menjadi penyebab kaki terasa panas sampai lutut yang bisa terjadi.
Paparan logam berat dan bahan kimia industri lainnya dalam waktu lama dapat menyebabkan gejala neuropati perifer.
Beberapa obat yang digunakan untuk mengobati kondisi tertentu, seperti HIV atau kejang, juga dapat menyebabkan kerusakan saraf.
Baca Juga: Ini 10 Arti Kedutan Kaki Kanan dari Medis dan Primbon
Cara Mengatasi Kaki Terasa Panas
Cara mengatasi kaki terasa panas ini juga akan berbeda-beda tiap orang, tergantung pada penyebab yang mendasarinya.
Sebetulnya penting untuk menemui dokter jika mengalami gejala kaki terasa panas.
Namun, ada beberapa hal yang dapat Moms coba di rumah untuk pertolongan sementara:
1. Rendam Kaki
Rendam kaki dalam air dingin atau mandi es selama beberapa menit.
Rendam kaki dalam garam Epsom atau larutan sari apel.
Jika Moms menderita diabetes, tanyakan kepada dokter sebelum mencoba obat ini.
2. Konsumsi Suplemen Kunyit
Kurkumin dalam kunyit dapat meredakan nyeri saraf.
Kurkumin diketahui memiliki efek antiradang, antioksidan, dan antimikroba pelindung.
Obat tradisional kaki panas ini juga dianggap sebagai obat untuk membantu gejala neurologis.
3. Oleskan Salep
Oleskan krim topikal yang mengandung lidokain atau capsaicin.
Solusi lain dengan jahe atau kunyit buatan sendiri juga bisa digunakan.
Pijat kaki untuk membantu meningkatkan aliran dan sirkulasi darah, ya.
Baca Juga: Sakit Kaki di Malam Hari, Inikah Tanda Growing Pain pada Anak?
4. Gunakan Cuka Apel
Cuka sari apel dapat memerangi bakteri, jamur, dan mikroba berbahaya lainnya.
Merendam kaki dalam rebusan yang terdiri dari air hangat dan cuka sari apel bisa menjadi cara yang efektif untuk merawat kutu air.
Namun, hingga saat ini tidak ada bukti ilmiah untuk membuktikan seberapa efektif pengobatan ini.
5. Konsumsi Minyak Ikan
Minyak ikan memiliki sifat antiradang yang membantu mengurangi rasa sakit dan ketidaknyamanan.
Jika seseorang menderita kaki terasa panas akibat diabetes, mereka mungkin ingin mengobatinya dengan minyak ikan.
Studi dalam National Library of Medicine melihat bahwa minyak ikan dapat memperlambat perkembangan neuropati diabetes.
Moms dapat mengonsumsi antara 2.400 dan 5.400 mg minyak ikan per harinya.
Baca Juga: Sering Alami Kaki kesemutan, Waspada Menjadi Tanda Penyakit Kronis
Kapan Harus ke Dokter?
Setiap orang harus segera ke dokter apabila kaki terasa panas semakin memburuk seiring waktu.
Moms perlu waspada apabila gejalanya memburuk, meski telah menggunakan ragam pengobatan di rumah.
Kaki dengan sensasi terbakar bisa menjadi tanda peringatan kondisi medis yang lebih serius, seperti diabetes, kerusakan saraf tepi, atau malnutrisi.
Diabetes yang tidak terdiagnosis atau tidak diobati dapat mengakibatkan kerusakan permanen pada saraf perifer, lho.
Oleh sebab itu, jangan sampai terlambat ke dokter untuk mencegah penyakit lain yang lebih serius.
Baca Juga: Varises Kaki: Penyebab, Ciri-Ciri, dan Cara Mengatasinya
Mengingat banyaknya kemungkinan penyebab kaki terasa panas dan terbakar, Moms sebaiknya segera periksa ke dokter apabila mengalami keluhan tersebut.
Hal ini penting untuk memastikan diagnosis serta mengetahui pengobatan yang paling tepat.
Jangan tinggal diam dan membiarkan penyakit terus menggerogoti tubuh bagian dalam Moms, ya!
- https://www.niddk.nih.gov/health-information/diabetes/overview/preventing-problems/nerve-damage-diabetic-neuropathies
- https://www.healthline.com/health/burning-in-feet
- https://my.clevelandclinic.org/health/symptoms/17773-burning-feet-syndrome-grierson-gopalan-syndrome
- https://www.medicalnewstoday.com/articles/319911#causes
- https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/28530530/#:~:text=Pre%2Dclinical%20studies%20from%20my,to%20have%20anti%2Dinflammatory%20properties.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.