Mengenal Melanoma, Salah Satu Kanker Kuku yang Mudah Menyebar
Kuku yang terawat bukan hanya mempercantik penampilan, tetapi juga mencegah terkena melanoma atau kanker kuku.
Melanoma memang salah satu jenis kanker yang jarang terjadi.
Meski begitu, kanker kuku ini tidak boleh diabaikan karena dapat menyebar ke organ lain di dalam tubuh jika terlambat ditangani.
Yuk, simak penjelasan lebih lanjut mengenai melanoma kuku dari gejala, penyebab, hingga cara mengatasinya di bawah ini!
Baca Juga: Mengenal Adenomiosis, Masalah yang Dapat Hadir pada Rahim Perempuan
Apa Itu Melanoma Kuku?
Foto: Orami Photo Stock
Melansir Canadian Medical Association Journal, subungual melanoma adalah jenis melanoma pada kuku dan terjadi pada matriks kuku.
Matriks kuku adalah bagian utama yang bertugas untuk membentuk keratin sekaligus melindungi jaringan pada lapisan-lapisan kuku.
Kondisi ini bisa dipicu oleh cedera, trauma, dan sering menyerang orang dewasa dengan kulit cenderung gelap.
Munculnya garis hitam ini cukup sulit diidentifikasi karena sering menyerupai memar.
Tak hanya itu, kanker ini juga sering salah didiagnosis sebagai infeksi jamur.
Pasalnya, gejala perubahan warna dan tekstur kuku yang serupa pada kedua penyakit ini.
Menurut American Academy of Dermatology (AAD), melanoma kuku dapat berkembang di bawah dan di sekitar kuku jari tangan dan kaki.
Kondisi ini sering muncul di ibu jari atau jempol kaki dominan tangan atau kaki.
Kanker kuku ini merupakan kondisi yang relatif jarang terjadi dibandingkan dengan kanker kulit lainnya.
Namun, bukan berarti kita mengacuhkan kesehatan kuku.
Deteksi dan perawatan dini adalah suatu keharusan dan penting untuk mempelajari tanda-tanda melanoma subungual sehingga bisa mendapatkan bantuan sebelum kanker menyebar.
Baca Juga: Osteosarcoma (Kanker Tulang): Gejala, Penyebab, Komplikasi, dan Pengobatan
Gejala Melanoma Kuku
Foto: rd.com
Tak seperti kanker melanoma umumnya, yakni memiliki tanda di kulit, subungual melanoma menyerang kuku tetapi sulit terdeteksi.
Dokter kulit dan spesialis kuku dari American Academy of Dermatology (AAD), Shari Lipner, MD, PhD, FAAD, mengatakan jika tanda utama kanker kuku ini adalah terdapatnya garis cokelat atau hitam di kuku.
Namun, secara umum gejala melanoma kuku antara lain:
- Garis cokelat atau hitam di bawah kuku kaki atau tangan, yang bukan disebabkan oleh cedera
- Garis lengkung di dasar kuku yang bertambah besar
- Memar di kuku yang tidak kunjung hilang
- Kuku tangan atau kaki yang terpisah dari dasar kuku
- Kulit yang menggelap di sekitar kuku
- Kuku berdarah atau berkembang menjadi nodul
- Penipisan, retak, atau distorsi lempeng kuku
- Kadang muncul perdarahan di area kuku yang berubah warna
Melanoma yang terus berkembang pada kuku dapat mengakibatkan perdarahan serta kelainan bentuk kuku.
Penting untuk diingat bahwa tidak semua kasus melanoma kuku ditandai dengan adanya perubahan pada warna kuku.
Baca Juga: Ketahui Prosedur Rontgen pada Anak dan Pahami Risiko serta Manfaatnya
Penyebab Melanoma Kuku
Foto: Orami Photo Stock
Meskipun sampai saat ini kanker kuku ini masih belum diketahui penyebabnya.
Namun, melansir StatPearls Journal, ada banyak faktor risiko terjadinya melanoma kuku, meliputi:
1. Trauma atau Cedera
Munculnya garis hitam di kuku bisa terjadi karena trauma atau cedera yang melukai bagian dasar kuku.
Kondisi ini bisa membuat pembuluh darah di bawah kuku pecah.
Trauma atau cedera ini terkadang tidak disadari.
Seperti ketika Moms menekan sesuatu sangat erat dengan jari, jari terbentur, atau terjepit sesuatu.
2. Memiliki Banyak Tahi Lalat
Tahi lalat atau nevus pigmentosus adalah bintik kecil berwarna coklat atau agak kehitaman yang terlihat di atas permukaan kulit.
Beberapa dokter beranggapan bahwa, memiliki banyak tahi lalat di tubuh dapat memicu munculnya kanker kulit melanoma.
Namun, memiliki banyak tahi lalat tidak selalu akan mengalami kanker kuku ini.
Baca Juga: Kenali Moluskum Kontagiosum, Infeksi Kulit Menular yang Bisa Menimpa Si Kecil
3. Faktor Keturunan
Penyakit keturunan berasal dari mutasi atau perubahan sifat genetik yang diwariskan dari salah satu atau kedua orang tua kepada anak.
Jika Moms memiliki keluarga dengan riwayat kanker kuku ini atau kanker jenis lain akan berisiko lebih tinggi untuk terkena.
Jadi, penting kenali diri wayat keluarga untuk dapat melakukan pencegahan dini.
4. Paparan Sinar UV (Ulraviolet)
Manfaat sinar matahari memang memanuhi vitamin D dalam tubuh, tetapi ternyata dapat memberikan efek negatif lho, khususnya bagi kulit.
Terlalu sering terpapar sinar matahari dapat meningkatkan risiko kanker kulit melanoma.
Oleh karena itu, sebisa mungkin kurangi paparan terlalu lama sinar matahari langsung.
Ingat untuk selalu menggunakan pelembap kulit dengan SPF minimal 24 sebelum beraktivitas di luar ruangan.
Baca Juga: Ingin Menjalani Program Hamil di Usia 43 Tahun? Simak Informasi Lengkapnya di Sini!
5. Memiliki Penyakit Autoimun
Pada dasarnya, imun tubuh bertugas untuk melawan sel-sel penyakit yang menyerang tubuh.
Sayangnya penyakit autoimun terjadi di mana sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel yang sehat dalam tubuh
Apabila imun tubuh ini lemah, maka penyakit akan mudah masuk, tidak terkecuali kanker melanoma kuku.
6. Gender dan Usia
Beberapa dokter menemukan penyakit kanker kulit ini banyak dialami oleh laki-laki di bandingkan perempuan.
Selain itu, kebanyakan dari mereka sudah berusia lanjut sekitar 50 hingga 65 tahun.
Namun, melanoma termasuk jenis kanker yang sering dijumpai pada wanita dewasa muda sehingga jika dijumpai kurang dari 50 tahun kebanyakan terjadi pada wanita.
7. Memiliki Kulit dengan Sedikit Pigmen (Melamin)
Kulit yang memiliki sedikit pigmen melanin rentan terkena kanker kuku ini.
Sebab, fungsi melanin adalah untuk melindungi kulit dari paparan sinar UV.
Baca Juga: 5+ Ide Desain Tempat Cuci Baju Outdoor, Cocok untuk Rumah yang Memiliki Ruang Terbuka
Diagnosis Melanoma Kuku
Foto: Orami Photo Stock
Dokter akan melakukan tanya jawab pada pasien, terutama tentang riwayat penyakit dan kapan perubahan pada kondisi kuku terjadi.
Setelah itu, dokter akan memeriksa kulit kuku pasien.
Jika dokter mencurigai kuku yang diperiksa sebagai melanoma, pasien biasanya akan diarahkan untuk menjalani pemeriksaan biopsi.
Jenis biopsi kuku yang dilakukan adalah biopsi pukulan.
Dokter akan menggunakan tabung dengan ujung yang tajam untuk mengambil sedikit sampel.
Sampel tersebut akan diuji di laboratorium untuk mendeteksi ada tidaknya sel kanker.
Biopsi juga dapat digunakan untuk menyingkirkan kondisi lain, seperti infeksi jamur.
Jika dokter memastikan diagnosisnya adalah melanoma, dokter mungkin akan menyarankan pasien untuk menjalani beberapa tes lanjutan.
Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah kanker telah menyebar atau tidak.
Baca Juga: Mengenal Siklus Hidup Katak yang Bermanfaat untuk Edukasi Anak
Cara Mengatasi Melanoma Kuku
Foto: Orami Photo Stock
Cara mengatasi melanoma kuku tergantung dari tingkat keparahan penyakit dan seberapa lama pasien sudah mengalami kondisi tersebut.
Beberapa langkah penanganan yang biasanya disarankan dokter, yaitu:
- Kemoterapi yang diberikan secara sistemik melalui vena atau langsung ke tumor
- Terapi radiasi atau radioterapi, terutama sebagai pengobatan paliatif untuk mengurangi rasa sakit
- Imunoterapi yang bertujuan merangsang sistem kekebalan tubuh pasien untuk melawan sel-sel kanker
- Mengonsumsi obat-obatan tertentu
Apabila kanker kuku ini tidak ditangani dengan cepat dan tepat, akan menyebabkan komplikasi serius berupa amputasi jari kaki atau tangan.
Cara ini dilakukan sebagai pencegahan penyebaran sel kanker melanoma ke bagian tubuh lain.
Baca Juga: Punya Gejala yang Sama, Apa Beda Delta dan Omicron?
Itu dia Moms penjelasan mengenai melanoma kuku.
Jika Moms melihat garis hitam di kuku, sebaiknya jangan diremehkan dan segera temui dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut ya!
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482480/
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6110648/
- https://www.healthline.com/health/subungual-melanoma#symptoms
- https://www.webmd.com/melanoma-skin-cancer/what-is-subungual-melanomas
- https://www.verywellhealth.com/subungual-melanoma-1069379
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.