7 Penyebab Selaput Dara Robek, Bukan Cuma Hubungan Seks!
Ada berbagai hal yang bisa jadi penyebab selaput dara robek, dan tidak melulu karena berhubungan seks.
Selaput dara merupakan jaringan tipis yang terletak di pintu masuk vagina dan sering kali dikaitkan dengan keperawanan.
Faktanya, selaput dara robek bukan hanya disebabkan oleh hubungan seksual, namun dapat juga terjadi karena berbagai aktivitas fisik lainnya.
Baca Juga: 20 Cara Menghilangkan Bau Vagina, Mudah dan Ampuh!
Perbedaan Kehilangan Keperawanan dan Selaput Dara Robek
Kehilangan keperawanan dan selaput dara robek merupakan dua konsep yang berbeda meskipun sering disalahpahami sebagai hal yang sama.
1. Kehilangan Keperawanan
Secara umum, kehilangan keperawanan biasanya didefinisikan sebagai pengalaman pertama seseorang melakukan hubungan seksual penetratif.
Namun, definisi keperawanan dapat berbeda-beda secara budaya, sosial, dan pribadi.
Keperawanan bukanlah istilah medis dan lebih berkaitan dengan konsep sosial atau kepercayaan individu mengenai seksualitas.
2. Selaput Dara Robek
Selaput dara adalah jaringan tipis yang dapat menutupi sebagian atau seluruh lubang vagina.
Robeknya selaput dara bisa terjadi karena berbagai alasan, bukan hanya hubungan seksual.
Kegiatan seperti olahraga berat atau kecelakaan juga dapat menyebabkan robeknya selaput dara.
Beberapa wanita bahkan mungkin lahir dengan selaput dara yang sangat elastis atau sangat tipis, sehingga tidak mengalami robekan yang signifikan.
Jadi, selaput dara robek tidak selalu berarti seseorang telah kehilangan keperawanan, dan kehilangan keperawanan tidak selalu ditandai dengan robeknya selaput dara.
Baca Juga: 21 Cara Mengatasi Vagina Gatal Akibat Infeksi Bakteri
Penyebab Selaput Dara Robek
Berikut ini adalah beberapa penyebab selaput dara robek.
1. Hubungan Seksual
Hubungan seksual yang melibatkan penetrasi sering kali menyebabkan robeknya selaput dara, terutama pada pengalaman pertama.
Biasanya saat pertama kali berhubungan intim dan selaput dara robek, wanita akan merasa sedikit nyeri dan keluar darah sedikit.
Namun, ini tidak selalu terjadi pada semua wanita. Ada juga yang selaput daranya tidak robek meski hubungan intim.
Atau ada juga yang tidak keluar darah sama sekali saat pertama kali hubungan seksual.
2. Menunggang Kuda
Gerakan naik turun yang intens saat menunggang kuda bisa memberikan tekanan pada area vagina.
Meski tidak selalu menyebabkan robeknya selaput dara, dalam beberapa kasus aktivitas ini bisa saja berkontribusi pada kondisi tersebut.
3. Olahraga Senam atau Split
Gerakan senam, terutama split, bisa memberikan tekanan pada selangkangan dan vagina, sehingga berpotensi merobek selaput dara.
Meski begitu, tidak semua orang mengalami hal ini saat melakukan gerakan tersebut.
4. Bersepeda
Bersepeda, terutama pada jarak jauh atau intensitas tinggi, juga bisa memberikan tekanan pada area vagina.
Seperti aktivitas lain, robeknya selaput dara bisa terjadi namun tidak selalu.
5. Menggunakan Tampon
Melansir Cleveland Clinic, robeknya selaput dara bisa juga disebabkan oleh pemakaian tampon.
Namun, ini tidak terjadi dalam sekali penggunaan, melainkan terjadi secara bertahap. Terlebih jika sedang menstruasi, mungkin saja kita tidak menyadarinya.
6. Pemeriksaan Panggul
Pemeriksaan panggul dengan alat oleh dokter kandungan bisa juga menjadi salah satu penyebab robeknya selaput dara, terutama jika alat yang digunakan cukup besar.
7. Masturbasi
Melansir WebMD, masturbasi juga bisa jadi penyebab selaput dara robek.
Aktivitas masturbasi yang melibatkan penetrasi ke dalam vagina juga bisa menyebabkan robeknya selaput dara.
Apa yang Terjadi Saat Selaput Dara Robek?
Saat selaput dara robek, biasanya tidak ada gejala yang serius.
Beberapa wanita mungkin mengalami sedikit perdarahan atau rasa tidak nyaman.
Namun, bagi banyak wanita, robeknya selaput dara tidak menimbulkan gejala apapun.
Penting juga untuk diingat bahwa tidak semua wanita memiliki selaput dara yang sama.
Selaput dara dapat hadir dalam berbagai bentuk dan ukuran.
Jenis-Jenis Selaput Dara
Selaput dara setiap wanita bisa sangat bervariasi. Ada beberapa jenis selaput dara yang umum ditemukan, antara lain:
1. Imperforate Hymen
Ini adalah selaput dara yang tidak memiliki lubang sama sekali.
Kondisi ini cukup langka dan biasanya baru diketahui saat seorang wanita memasuki masa pubertas tetapi tidak mendapatkan menstruasi.
2. Microperforate Hymen
Selaput dara ini memiliki lubang sangat kecil, yang memungkinkan aliran darah menstruasi keluar, namun bisa menyebabkan kesulitan saat menggunakan tampon atau melakukan penetrasi.
3. Cribriform Hymen
Jenis selaput dara ini memiliki beberapa lubang kecil, yang memungkinkan aliran darah menstruasi keluar tetapi mungkin mempersulit penggunaan tampon atau hubungan seksual.
4. Septate Hymen
Selaput dara jenis ini memiliki jaringan yang memisahkan lubang menjadi dua bagian.
Meskipun tidak sepenuhnya menutup vagina, kondisi ini dapat menyulitkan penetrasi atau penggunaan tampon.
Mengapa Tes Keperawanan Tidak Valid?
Beberapa budaya masih menggunakan kondisi selaput dara sebagai tolok ukur keperawanan, dengan melakukan tes keperawanan.
Tes ini biasanya melibatkan pemeriksaan manual untuk melihat apakah selaput dara masih utuh.
Namun, praktik ini tidak hanya secara medis tidak akurat, tetapi juga merugikan wanita.
Menurut sebuah studi yang diterbitkan di jurnal Reproductive Health, tes keperawanan tidak memiliki dasar ilmiah yang kuat dan tidak bisa dijadikan patokan untuk menentukan apakah seorang wanita pernah berhubungan seksual atau tidak.
Selaput dara bisa robek tanpa adanya hubungan seksual, dan beberapa wanita bahkan lahir tanpa selaput dara sama sekali.
Karena itu, mengukur keperawanan dengan cara ini tidak relevan.
Robeknya Selaput Dara Tidak Menandakan Keperawanan Hilang
Bagi Moms yang masih bertanya-tanya, keperawanan seseorang tidak bisa diukur hanya dari kondisi selaput dara.
Keperawanan adalah konsep yang lebih luas dan sangat subjektif.
Hubungan intim adalah satu-satunya hal yang bisa disebut "menghilangkan keperawanan" dalam konteks tradisional, namun kondisi selaput dara tidak selalu berubah karena hubungan tersebut.
Hal penting yang perlu diingat adalah, banyak kegiatan yang berpotensi menyebabkan robeknya selaput dara, namun hal ini tidak berhubungan dengan keperawanan.
Aktivitas seperti bersepeda, senam, atau bahkan penggunaan tampon bisa menyebabkan selaput dara robek tanpa adanya penetrasi seksual.
Baca Juga: Ini yang Dimaksud dengan Pecah Perawan, Kenali Moms!
Mitos Keperawanan dan Selaput Dara
Selama ini, ada banyak mitos yang berkembang terkait keperawanan dan selaput dara.
Beberapa di antaranya mengklaim bahwa seorang wanita yang selaput daranya robek berarti sudah tidak perawan, atau bahwa keperawanan hanya bisa diukur dari kondisi fisik.
Mitos ini tidak hanya keliru, tetapi juga bisa menyebabkan tekanan psikologis bagi banyak wanita.
Selaput dara, seperti bagian tubuh lainnya, berbeda-beda pada setiap orang.
Beberapa wanita lahir dengan selaput dara yang sangat tipis atau bahkan tidak memilikinya sama sekali.
Penting bagi kita semua untuk memahami bahwa keperawanan bukanlah tentang kondisi fisik semata, melainkan terkait dengan pengalaman pribadi seseorang.
Keperawanan dan selaput dara adalah topik yang sering kali diselimuti oleh mitos dan ketidakpahaman.
Faktanya, tidak ada cara pasti untuk menentukan keperawanan seseorang hanya dengan melihat kondisi selaput dara.
Berbagai kegiatan, mulai dari bersepeda hingga menggunakan tampon, bisa menyebabkan robeknya selaput dara tanpa adanya hubungan seksual.
Jadi, Moms, jangan termakan mitos-mitos lama ya!
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5437416/
- https://www.medicalnewstoday.com/articles/does-it-hurt-when-the-hymen-breaks
- https://www.healthline.com/health/healthy-sex/does-it-hurt-when-your-hymen-breaks
- https://www.self.com/story/the-hymen-what-people-get-wrong
- https://youngwomenshealth.org/2013/07/31/hymen_break/
- https://www.girlfriend.com.au/ways-your-hymen-can-break-without-sex
- https://my.clevelandclinic.org/health/body/22718-hymen
- https://www.webmd.com/women/what-to-know-about-the-hymen
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.