Pernikahan Bahagia Bikin Panjang Umur, Kok Bisa?
Tahukah Moms bahwa sudah ada penelitian yang membuktikan bahwa pernikahan yang baik bisa berdampak pada panjangnya umur?
Hal ini dibuktikan oleh beberapa penelitian yang sudah dilakukan di luar negeri, lho.
Nyatanya, banyak pernikahan yang baik pun membuat hidup lebih bahagia dan keluarga jadi harmonis.
Lalu, seperti apa penelitian yang sudah membuktikan adanya hubungan pernikahan yang bahagia dengan umur panjang?
Pernikahan Bahagia Bikin Panjang Umur
Menurut sebuah studi yang baru-baru ini diterbitkan dalam jurnal Health Psychology, orang menikah yang menilai hubungan mereka “sangat bahagia” atau “cukup bahagia” memiliki peluang 20% lebih rendah untuk meninggal lebih awal dariapda pasangan yang mengatakan pernikahan mereka “tidak terlalu bahagia.”
Studi ini menghubungkan pernikahan dengan sejumlah hasil kesehatan positif, dari jantung yang sehat hingga lingkar pinggang yang lebih kecil.
Tanggapan wawancara lebih dari 19.000 orang menikah hingga usia 90 tahun yang berpartisipasi dalam General Social Survey antara tahun 1978 hingga 2010 menjadi dasar dari studi ini.
Semua pasangan itu diminta untuk menilai kebahagiaan dan kualitas pernikahan mereka, juga dengan pertanyaan-pertanyaan lain. Para peneliti lalu melacak kesehatan dan kelangsungan hidup mereka hingga 2014.
Dari hasil meneliti, ditemukan bahwa orang-orang yang mengatakan bahwa pernikahan mereka “sangat bahagia” atau “cukup bahagia”, punya kemungkinan lebih kecil untuk mati selama jangka waktu penelitian dibandingkan dengan orang-orang yang bilang bahwa pernikahan mereka “tidak begitu bahagia.”
Hasil studi ini nyatanya benar lho, Moms, bahkan setelah disesuaikan dengan usia, jenis kelamin, ras, pendidikan, dan wilayah geografi.
Baca Juga: Merayakan 5 Tahun Pernikahan? Ini Kado yang Cocok untuk Suami
Hubungan Antara Pernikahan Bahagia dengan Umur
Salah satu penulis dari studi tersebut, Mark Whisman, seorang profesor psikologi dan ilmu saraf di University of Colorado Boulder mengatakan ada beberapa sebab mengapa pernikahan yang bahagia bisa meningkatkan kesehatan.
“Misalnya saja, orang yang sudah menikah bisa mendorong pasangannya untuk mengadopsi gaya hidup sehat seperti makan makanan bergizi, berolahraga, dan mengunjungi dokter secara teratur,” ujar Whisman.
Selain itu, ada pula beberapa faktor yang mendukung kesehatan psikologis yang nantinya akan berdampak ke kesejahteraan fisik.
“Secara umum, pernikahan memberi orang peran dan identitas yang bermakna, tujuan hidup, dan rasa aman,” ujar Whisman. Faktor-faktor psikologis seperti inilah yang mungkin bisa memengaruhi kesehatan.
“Pernikahan yang kuat terutama bisa meningkatkan kesehatan mental dan kesejahteraan, yang nantinya terkait dengan kesehatan fisik,” lanjut Whisman.
Baca Juga: 5 Perbedaan Cinta dan Nafsu dalam Sebuah Hubungan
Pernikahan yang Tidak Bahagia Meningkatkan Risiko Penyakit
Namun, bagi sebagian orang, pernikahan pun tidak lebih membahagiakan dibanding menjadi single, Moms.
Pasalnya, pernikahan yang tidak harmonis terbukti memiliki konsekuensi kesehatan yang negatif, seperti risiko penyakit jantung yang lebih tinggi. Selain itu, ada pula implikasi kesehatan mental yang perlu dipertimbangkan.
“Beberapa orang benar-benar lebih bahagia ketika lajang daripada dalam suatu hubungan. Dan hal ini normal-normal saja dan sehat,” ujar Antonia Hall, psikolog, pakar hubungan, dan penulis buku Sexy Little Guide dalam wawancaranya dengan Bustle.
Baca Juga: 3 Manfaat Morning Sex, Mengawali Hari dengan Kebahagiaan
Jadi Moms, agar mendapatkan pernikahan yang bahagia, pastikan memilih pasangan yang memang sudah benar-benar sesuai kriteria.
Perlu diingat, pasangan adalah orang yang akan menemani kita dalam suka dan duka seumur hidup. Jadi, jangan sembarang memilih, ya.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.