Kelebihan Zat Besi: Apa Dampaknya Pada Bayi?
Bayi biasanya dilahirkan dengan cukup zat besi hingga usia empat atau enam bulan, tetapi kemudian mereka membutuhkannya dari MPASI.
Sementara kekurangan zat besi lebih sering terjadi pada masa bayi, kelebihan zat besi pada bayi juga sangat mungkin terjadi, terutama jika menerima suplemen atau memiliki masalah genetik.
Dampak Kelebihan Zat Besi Pada Bayi
Lalu, apa dampaknya jika kelebihan zat besi pada bayi? Simak penjelasannya di bawah ini yuk, Moms:
1. Kebutuhan Zat Besi Bayi
Foto: correofarmaceutico.com
Dalam laman Stanford Childrens Health disebutkan bahwa bayi baru lahir hingga usia 6 bulan membutuhkan setidaknya 0,27 miligram zat besi per hari. Di mana kebutuhan ini umumnya sudah dapat dipenuhi melalui ASI eksklusif.
Sementara ketika berusia 7 - 12 bulan, bayi harus mendapatkan lebih banyak zat besi, yaitu sekitar 11 miligram per hari yang dapat diperoleh dari makanan padat pendamping ASI (MPASI).
Baca Juga: Bagaimana Ciri-ciri Anak yang Kekurangan Zat Besi?
2. Kelebihan Zat Besi Akibat Suplementasi
Foto: romper.com
Salah satu penyebab kelebihan zat besi pada masa bayi yang paling umum adalah pemberian suplemen yang tidak sesuai resep atau dosis. Di mana menurut sebuah studi yang diterbitkan American Academy of Pediatrics (AAP), kelebihan zat besi pada bayi akibat suplementasi dapat menyebabkan toksisitas dengan gejala seperti mual, muntah, diare atau sembelit, feses berwarna gelap dan nyeri perut parah.
Jika kelebihan zat besi masih terus berlanjut, dampaknya dapat menjadi semakin parah seperti menyebabkan terjadinya pendarahan, hipoglikemia hingga kematian.
3. Kelebihan Zat Besi Akibat Kelainan Genetik
Foto: medicalnewstoday.com
Selain suplementasi, kelebihan zat besi pada bayi juga dapat disebabkan oleh kelainan genetik yang disebut hemachromatosis.
“Hemachromatosis adalah kondisi yang diturunkan, yang mengakibatkan terlalu banyak zat besi tersimpan di dalam tubuh,” kata Dr. Sara Trompeter, Konsultan Hematologis dan Hematologi Pediatrik di University College London Hospitals dan NHS Blood and Transplant, seperti dikutip dari BHF.org.uk.
“Tubuh kita tidak dapat menyingkirkan kelebihan zat besi, jadi zat besi yang berlebihan itu akan disimpan di dalam organ, terutama hari. Tetapi pada tingkat yang lebih parah, itu dapat masuk ke jantung, pankreas dan organ lainnya.”
Baca Juga: Jangan Sampai Si Kecil Kekurangan Zat Besi, Ini Dampaknya
Adapun gejala hemochromatosis pada bayi, sebagaimana dikutip dari Children’s Hospital of Pittsburgh, adalah sebagai berikut ini:
- Pembengkakan hati
- Sirosis hati
- Nyeri perut
- Perubahan warna kulit (keabu-abuan atau coklat)
- Edema atau pembengkakan yang disebabkan oleh penumpukan cairan dalam tubuh
- Gagal jantung
- Diabetes
- Lemah atau letih
Hemochromatosis neonatal merupakan kondisi yang sangat jarang. Namun, para ahli berspekulasi bahwa banyak bayi yang meninggal tidak lama setelah lahir mungkin menderita kelainan genetik ini.
Mencegah Kelebihan Zat Besi Pada Bayi
Foto: parenting.firstcry.com
Salah satu cara mencegah kelebihan zat gisi pada masa bayi adalah dengan tidak memberikan suplemen yang tidak sesuai resep atau dosis. Selain itu, menurut studi dalam jurnal Pedicatrics Child Health, suplemen zat besi tidak perlu diberikan pada bayi yang mendapatkan ASI eksklusif atau susu formula yang diperkaya dengan zat besi.
Alih-alih mengonsumsi suplemen, dalam studi tersebut disarankan agar bayi yang sudah mendapatkan MPASI untuk makan makanan yang mengandung zat besi seperti daging sapi, domba, hati, ayam, kalkun, ikan, telur, sereal yang diperkaya zat besi, roti gandum, pasta, nasi, kacang-kacangan (lentil, kacang polong), kacang hijau, bayam, brokoli, dan kubis Brussel.
Baca Juga: Yuk, Berikan 9 Makanan Kaya Zat Besi Ini untuk Anak
Memenuhi kebutuhan gizi dan nutrisi bayi memang sangat penting untuk menunjang tumbuh kembangnya. Namun, jangan sampai kurang atau justru berlebihan.
Apalagi kelebihan zat besi pada bayi dapat menimbulkan dampak seperti yang disebutkan di atas. Selain itu, jangan lupa konsultasikan dengan dokter sebelum memberikan suplemen apa pun pada Si Kecil.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.