Kenali Dampak Jangka Panjang dan Jangka Pendek Bullying pada Korban
Percaya atau tidak, tindakan bullying sudah mengakar kuat, bahkan sudah menjadi budaya yang akan kita temukan hampir setiap saat di sekolah-sekolah di Indonesia. Korban dan pelaku bullying pun tidak hanya dilakukan oleh anak remaja saja, anak SD sekalipun sudah familiar dengan tindakan bullying.
Tidak tanggung-tanggung, bahkan ada beberapa kasus di mana anak SD diketahui mem-bully teman sekolahnya hingga meregang nyawa. Tentu hal ini sangat meresahkan para orang tua, baik itu saat anak menjadi korban ataupun pelaku.
Jane Cindy Linardy, psikolog anak RS Pondok Indah - Puri Indah menyebutkan bahwa bullying merupakan satu bentuk intimidasi atau penindasan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok yang merasa lebih kuat, untuk menyakiti, mempermalukan, dan menindas seseorang.
Baca Juga: 5 Cara Mencegah Balita Menjadi Pelaku Bullying
“Dilakukan secara berulang-ulang (dari waktu ke waktu) dengan tujuan untuk membuat korban menderita dan merasa tidak berdaya,” sambung Jane.
Dalam bullying, seseorang pasti memiliki niat untuk menimbulkan rasa sakit dan ketidaknyamanan terhadap seseorang, baik itu secara fisik maupun emosional.
Bagi korban bullying, tindakan yang ia terima akan membawa berbagai dampak, baik itu dampak jangka pendek maupun dampak jangka panjang. Apa saja dampak bullying bagi korban?
Dampak Jangka Pendek Bullying
Foto: alodokter.com
Dampak bullying jangka pendek yang paling pertama akan dirasakan korban adalah syok. Kondisi ini biasa akan disertai dengan rasa takut dan tidak aman untuk datang ke tempat terjadinya bullying dan cenderung menghindari tempat tersebut.
“Dengan kata lain anak akan mengalami traumatik dari tindakan bullying yang ia alami,” jelas Jane.
Baca Juga: Ketika Cyberbullying Mengancam Buah Hati
Selain itu, karena bullying tidak hanya berbentuk kekerasan verbal melalui kata-kata saja, tetapi juga kekerasan fisik, anak bisa saja menderita cedera fisik. Cedera ini pun ada yang sifatnya ringan hingga parah.
Sementara itu, karena rasa traumatik yang dialami anak, ia juga akan terlihat cemas saat berpapasan atau berinteraksi dengan pelaku.
Dampak Jangka Panjang Bullying
Foto: ceweknews.com
Sedangkan untuk jangka panjang, dampak bullying mampu menyebabkan anak salah dalam melihat gambaran dirinya. Anak kita memiliki konsep diri yang negatif dan menjadi rendah diri.
Hal ini juga secara tidak langsung akan menyebabkan penurunan nilai akademis anak. Jika tadinya ia rajin, akan sangat terlihat anak memiliki penurunan dalam memiliki motivasasi belajar dan bersekolah. Si Kecil tidak akan peduli lagi terhadap kehidupan sekolahnya.
“Bahkan anak bisa malas pergi ke sekolah pada akhirnya,” tutur Jane, psikolog anak RS Pondok Indah - Puri Indah.
Baca Juga: Duh, 4 Artis Ini Malah Dibully Saat Hamil
Setelah malas pergi ke sekolah, selanjutnya anak akan menjadi pribadi yang cenderung menutup diri dari pergaulan dan lingkungan luar. Atau bahkan mungkin anak akan berubah haluan malah menjadi pelaku bullying, namun hal ini tidak semua terjadi pada korban bullying.
Akibat terburuknya adalah anak mengalami depresi berat hingga akhirnya melakukan percobaan bunuh diri. Agar hal ini tidak sampai terjadi, itulah pentingnya peran psikolog dalam bullying anak. Jadi jangan ragu untuk membawa anak menemui ahlinya ya Moms dan Dads.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.