Kenali Warna Darah Haid yang Berbahaya, Waspadai Moms!
Warna darah haid yang berbahaya penting untuk Moms ketahui.
Darah haid yang keluar memiliki warna yang bervariasi dari hari ke hari selama siklus menstruasi berlangsung.
Tidak hanya warna darah haid, jumlah dan konsistensi darah yang keluar sepanjang menstruasi pun bisa mengalami perubahan.
Umumnya darah menstruasi berwarna merah atau kecokelatan ketika sudah akan selesai.
Namun beberapa Moms mungkin mengalami menstruasi dengan warna darah yang berbahaya, seperti abu-abu.
Lantas, apa penyebab warna darah haid yang berbahaya seperti abu-abu? Yuk, simak penjelasannya di bawah ini!
Baca Juga: Serba-Serbi Bentuk Hymen Utuh dan Fakta Seputar Selaput Dara
Warna Darah Haid yang Berbahaya
Banyak perempuan keliru, jika warna darah haid yang berbahaya adalah warna hitam.
Padahal, warna darah abu-abu selama menstruasi merupakan tanda warna darah yang berbahaya.
Hal ini karena mengindikasi adanya infeksi vaginosis bakterialis, yaitu kondisi terganggunya keseimbangan bakteri baik dan buruk pada vagina.
Bacterial vaginosis atau vaginosis bakterialis adalah peradangan pada vulva dan vagina yang disebabkan oleh bakteri gardnerella vaginalis.
Bakteri ini adalah penyebab dari 45-99% kasus vaginosis bakteri.
Selain itu, vaginosis bakterialis dapat pula disebabkan oleh spesies bakteri lain yang hidup secara alami di vagina, seperti bakteri Lactobacillus, Bacteroides, Peptostreptococcus, Fusobacterium, Eubacterium dan bakteri lainnya.
Bakteri Eschericia coli yang merupakan penyebab diare dan infeksi saluran kemih juga ditemukan pada sekitar 25% wanita dengan vaginosis bakteri.
Keluarnya darah abu-abu selama menstruasi ini juga bisa diikuti dengan gejala lainnya seperti gatal di dalam dan sekitar vagina, timbulnya bau tak sedap yang menyengat hingga rasa terbakar dan sakit saat buang air kecil.
Jangan mengabaikan kondisi menstruasi seperti ini, segera periksakan ke dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.
Meski tampak sepele, namun ada baiknya mulai sekarang Moms memperhatikan warna darah menstruasi untuk mengetahui kondisi kesehatan ya.
Jika sedang hamil, pendarahan yang berwarna abu-abu dapat mengindikasikan kemungkinan keguguran.
Selain warna darah abu-abu, berikut beberapa warna darah haid yang penting diwaspadai dan sebaiknya dikonsultasikan ke dokter:
- Oranye terang
Warna ini bisa menandakan infeksi serviks atau vagina. Sering disertai bau busuk dan gatal.
- Pink pucat
Darah haid berwarna pink pucat bisa menandakan kurangnya kadar zat besi dalam tubuh.
- Hitam pekat
Warna ini biasanya muncul jika darah sudah lama berada di dalam rahim dan mengalami oksidasi.
Namun, jika disertai gumpalan besar serta bau busuk, bisa menandakan kondisi seperti endometriosis atau adenomiosis.
- Coklat tua
Warna ini umumnya normal, terutama di hari-hari akhir haid.
Namun, jika disertai bau busuk dan konsistensi yang kental, bisa menandakan adanya sisa jaringan kehamilan yang tertinggal.
Baca Juga: Ragu Darah Haid atau Bukan? Ini Penjelasan Menurut Islam!
Penyebab Warna Darah Haid yang Berbahaya
Seperti pembahasan di atas, salah satu warna darah haid yang berbahaya berwarna abu-abu menjadi tanda vaginosis bakterialis.
Vaginosis bakterialis terjadi akibat pertumbuhan bakteri jahat yang berlebih sehingga mengganggu keseimbangan jumlah bakteri baik di dalam vagina.
Lantas, apa yang menyebabkan pertumbuhan bakteri jahat dalam vagina jadi berlebih?
Penyebabnya belum sepenuhnya dipahami.
Akan tetapi, aktivitas tertentu yang mungkin sering lakukan dapat meningkatkan risiko Moms mengalami infeksi bakteri pada vagina dan menimbulkan warna darah haid yang berbahaya.
Beberapa hal yang dapat memicu infeksi bakteri penyebab bacterial vaginosis adalah:
1. Hubungan Seks
Bacterial vaginosis bukan penyakit menular seksual.
Namun CDC melaporkan, kondisi ini lebih sering terjadi pada wanita yang memiliki banyak pasangan seks atau pasangan seks baru.
Terutama jika berhubungan seks tanpa pengaman.
Memiliki pasangan seks baru atau gonta-ganti pasangan seks dapat mengganggu keseimbangan bakteri di dalam vagina.
Hal ini membuat risiko seorang wanita mengalami vaginosis bakterialis jadi lebih tinggi.
Bacterialis vaginosis jarang menyerang wanita yang belum pernah berhubungan seks.
Namun, bukan mustahil infeksi bakteri pada vagina ini dapat menyerang individu yang tidak aktif secara seksual maupun yang menjalani hubungan monogami.
2. Membersihkan Vagina dengan Douche (Vaginal Douching)
Banyak wanita percaya bahwa membersihkan vagina lebih efektif dengan vaginal douche.
Akan tetapi, pada kenyataannya tidak seperti itu.
Dokter justru tidak menyarankan wanita menggunakan douche untuk membersihkan vagina.
Sangat sedikit bukti ilmiah yang tersedia tentang manfaat douching.
Secara keseluruhan, risiko douching jauh lebih besar daripada manfaatnya.
Memakai douche terbukti dapat meningkatkan risiko infeksi pada vagina, termasuk infeksi yang disebabkan oleh bakteri.
Douching mengganggu keseimbangan alami bakteri dalam vagina dengan membilas koloni bakteri baik.
Hal tersebut membuat lingkungan vagina jadi lebih ideal bagi pertumbuhan bakteri jahat penyebab infeksi.
Tekanan aliran air dari semprotan juga memungkinkan bakteri jahat yang ada di vagina berjalan naik melewati serviks hingga ke dalam rahim, saluran tuba, atau rongga perut dan menyebabkan infeksi di dalam tubuh.
Penelitian telah menemukan bahwa wanita yang berhenti douching memiliki risiko jauh lebih kecil untuk mengalami vaginosis bakteri.
Baca Juga: 20+ Cara Mengatasi Vagina Gatal Akibat Infeksi Bakteri
3. Sedang Hamil
Wanita hamil berisiko tinggi mengalami bacterial vaginosis karena perubahan hormon yang terjadi selama kehamilan.
Para ilmuwan telah menemukan bahwa bakteri bisa mendapat keuntungan dari hormon yang digunakan tubuh kita untuk menjaga sistem kekebalan tubuh guna menyebabkan infeksi.
Sederhananya, bakteri menggunakan hormon kita untuk mendorong pertumbuhannya sendiri.
Hal ini lebih mungkin terjadi pada wanita yang sedang hamil karena sistem imun selama masa ini juga cenderung lebih lemah.
Vaginosis bakteri adalah salah satu jenis infeksi yang umum terjadi selama kehamilan.
Infeksi bakteri pada vagina ini diperkirakan menyerang hingga 30% wanita hamil setiap tahun.
Jika mengalami bakterial vaginosis selama kehamilan, penting untuk berkonsultasi dan mendapatkan pengobatan dari dokter.
Vaginosis bakteri dapat meningkatkan risiko bayi Moms lahir prematur dan memiliki berat lahir rendah (BBLR).
4. Memakai KB Spiral (IUD)
KB spiral alias IUD adalah salah satu jenis alat kontrasepsi yang populer.
Namun pada kasus tertentu, pemasangan KB spiral dapat membuat wanita rentan mengalami infeksi pada vagina.
Penyebabnya belum jelas dipahami.
Namun, studi dari jurnal Sexually Transmitted Diseases menduga peningkatan risiko bakteri vaginosis berhubungan dengan reaksi tubuh akibat adanya benda asing dalam vagina.
Peneliti juga berpendapat bahwa pemasangan IUD dapat meningkatkan volume dan durasi aliran darah haid dan berwarna abu-abu.
Vagina yang terus-terusan terasa lembap dapat menjadi hunian yang ideal bagi pertumbuhan bakteri.
Risiko dan Komplikasi dari Warna Darah Haid yang Berbahaya
Warna darah haid yang berbahaya bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan yang perlu segera diidentifikasi dan ditangani.
Risiko dan komplikasi yang terkait dengan warna darah haid yang berbahaya dapat mencakup hal-hal berikut:
1. Bahaya Perdarahan yang Berlebihan
Salah satu risiko utama dari warna darah haid yang berbahaya adalah perdarahan yang berlebihan atau menetap (menorrhagia).
Ini dapat menyebabkan kehilangan darah yang signifikan setiap bulannya, yang dapat mengakibatkan anemia (kekurangan darah) dan kelelahan yang berlebihan.
2. Dampak Terhadap Kesehatan Reproduksi
Beberapa penyebab warna darah haid yang berbahaya, seperti fibroid atau endometriosis, dapat memengaruhi kesehatan reproduksi seorang wanita.
Ini dapat menyebabkan kesulitan hamil atau komplikasi selama kehamilan.
3. Masalah Hormonal dan Kesuburan
Perubahan warna darah haid yang signifikan dan tidak normal dapat menandakan masalah hormonal.
Kondisi ini dapat mengganggu siklus menstruasi dan berpotensi memengaruhi kesuburan.
4. Potensi Masalah Kesehatan yang Mendasari
Warna darah haid yang berbahaya juga dapat menjadi tanda masalah kesehatan yang lebih besar, seperti infeksi, gangguan perdarahan, atau masalah endokrin.
Memahami perubahan dalam warna darah haid dapat membantu dalam diagnosis masalah yang mendasari.
5. Kualitas Hidup yang Menurun
Perdarahan yang berlebihan atau nyeri yang sangat parah akibat warna darah haid yang berbahaya dapat mengganggu kualitas hidup sehari-hari.
Masalah ini dapat menghambat aktivitas sosial dan pekerjaan serta menyebabkan ketidaknyamanan yang signifikan.
6. Ketidaknyamanan Fisik dan Psikologis
Warna darah haid yang tidak normal juga dapat menyebabkan ketidaknyamanan fisik dan psikologis, seperti nyeri perut yang hebat, kecemasan, atau stres.
Baca Juga: Ini Perbedaan Warna Darah Haid yang Subur dan Tidak, Catat!
Itu dia Moms warna haid yang berbahaya. Jika mengalami tanda di atas beserta gejala lain, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter ya!
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3285477/
- https://www.cdc.gov/std/bv/stdfact-bacterial-vaginosis.htm
- https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/3963-bacterial-vaginosis
- https://www.health.harvard.edu/a_to_z/bacterial-vaginosis-gardnerella-vaginitis-a-to-z
- https://www.healthline.com/health/womens-health/period-blood
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.