3 Kendala Adaptasi Anak Adopsi dengan Keluarga Baru
Perjuangan adaptasi anak adopsi dengan keluarga barunya ternyata tidak selalu semulus yang disangka. Apalagi kalau adopsi dilakukan setelah anak berusia lebih dari lima tahun.
Seperti dilaporkan situs livescience.com, sebuah studi dalam jurnal Social Work menemukan kalau semakin besar usia anak saat diadopsi maka akan semakin besar pula peluang menemui kendala menyesuaikan diri dengan keluarga baru.
Kendala Adaptasi Anak Adopsi dengan Keluarga Baru
Yuk Moms, lihat lebih dekat apa saja kendala adaptasi anak adopsi dengan keluarga baru berikut ini.
Baca Juga: Membesarkan Anak Adopsi
1. Perbedaan Gaya Hidup dan Pola Pikir
Foto: Medium.com
Kendala adaptasi anak adopsi yang pertama adalah perbedaan gaya hidup dan pola pikir. Anak adopsi yang pernah tumbuh di bawah pengasuhan institusi atau keluarga lain bisa saja memiliki gaya hidup dan pola pikir yang kurang sejalan atau malah bertolak belakang dengan keluarga baru.
Itulah kenapa dalam adaptasi anak adopsi rentan muncul kesalahpahaman akibat perbedaan kecil seperti cara makan dan menjaga kebersihan, sampai yang berhubungan dengan sopan santun, cara berkomunikasi, atau sikap terhadap pendidikan.
Tapi jangan longgarkan aturan supaya anak adopsi lebih cepat kerasan ya, Moms. Direktur eksekutif Adoption Choice Inc. Angie Flannery justru menyarankan agar orang tua mulai menjalankan disiplin dengan penjelasan sedari awal supaya Si Kecil bisa cepat menyesuaikan diri.
2. Konflik Dengan Saudara Angkat
Foto: Scholastic.com
Kendala adaptasi anak adopsi yang selanjutnya adalah konflik dengan saudara angkat. Kesulitan menjalin kedekatan dengan saudara angkat atau anak kandung orang tua juga jadi salah satu kendala yang sering ditemui oleh anak adopsi.
Terutama kalau sebelumnya orang tua tidak cukup memberikan pemahaman.
Kesalahpahaman dan persaingan kecil antar saudara itu memang biasa, tapi perlu segera dicari solusinya kalau tidak kunjung selesai dan membuat dinamika keluarga berubah drastis.
Seperti disebutkan dalam studi yang dimuat oleh The British Journal of Social Work, orang tua harus aktif melibatkan anak kandung sejak awal proses adopsi untuk mengurangi konflik yang mungkin timbul.
Baca Juga: 5 Hal yang Harus Dipersiapkan Sebelum Melakukan Adopsi
3. Reactive Attachment Disorder
Foto: Insider.com
Meski cukup jarang ditemui, Moms juga harus tahu tentang kendala adaptasi anak adopsi akibat trauma dalam menjalin kedekatan ini.
Menurut psikiater anak dan remaja Sean Paul, MD., reactive attachment disorder (RAD) adalah pola perilaku menarik dan menutup diri secara emosional saat diberikan kasih sayang oleh orang tua atau pengasuh.
Dengan kata lain, RAD adalah masalah sosial emosional di mana anak bersikap dingin, kaku, atau malah bereaksi negatif saat orang tua memeluk dan mengungkapkan perasaan sayangnya.
Dijelaskan oleh psikolog Kate Miller, Ph.D., kondisi ini terjadi karena anak trauma akibat sering mengalami kegagalan dalam menjalin hubungan dekat di masa lalu. Misalnya karena sering dipindahkan ke keluarga atau panti asuhan yang berbeda.
Baca Juga: Adopsi Dulu agar Hamil Kemudian, Mitos atau Fakta?
Nah, untuk mengatasi kendala adaptasi anak adopsi ini Moms memang harus berkonsultasi dengan psikiater.
Berita baiknya, sebagian besar kendala yang dihadapi anak adopsi saat beradaptasi dapat teratasi dengan dukungan, empati, kasih sayang, serta kesabaran seluruh anggota keluarga.
Nah, apa Moms punya pengalaman dalam mendekatkan diri dengan anak adopsi?
(WA)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.