5 Dampak Kekerasan dalam Rumah Tangga terhadap Anak, Bahaya!
Moms, kekerasan dalam rumah tangga tidak hanya berdampak bagi Moms sendiri, tapi juga bisa berdampak buruk bagi Si Kecil, lho.
Kekerasan rumah tangga ternyata tidak hanya bersinggungan dengan kekerasan fisik tapi juga psikologi, seksual, dan pengukuhan kontrol serta kekuatan dari satu orang kepada anggota keluarga lain.
Pada anak-anak, praktik dan dampak kekerasan rumah tangga ini akan semakin rumit karena melibatkan trauma yang kemungkinan kalau Si Kecil bisa membawanya hingga usianya menginjak dewasa kelak.
Baca Juga: Tips Terapkan Disiplin Positif pada Anak Usia Dini Tanpa Kekerasan Menurut Psikolog
Dampak Kekerasan dalam Rumah Tangga terhadap Anak
Dikutip dari American Family Physician, ada lebih dari 3,2 juta anak Amerika yang menyaksikan sendiri kekerasan di dalam rumahnya terjadi berulang kali.
Meskipun menahan sakit secara fisik dapat disembuhkan, namun proses penyembuhan terhadap rasa takut bisa jadi menyita waktu yang sangat lama.
Nah, apa saja sih dampak kekerasan dalam rumah tangga terhadap anak?
1 . Risiko Luka Fisik
Foto: Freepik.com
Dampak kekerasan dalam rumah tangga terhadap anak yang bisa terlihat adalah risiko luka fisik bagi mereka yang mengalaminya. Kekerasan fisik ini meliputi memar, luka terbuka, patah tulang, terkilir, kelelahan kronis, nafas pendek, gemetar tanpa sadar, ketegangan otot, dan lain sebagainya.
Anak-anak yang sudah berada di usia sekolah kemungkinan besar akan melawan ketika diserang baik sengaja ataupun tidak disengaja. Apalagi jika melibatkan serangan kepada orang yang mereka sayangi seperti Moms atau Dads.
2. Trauma Emosional dan Psikologi
Foto: unsplash.com
Anak yang tinggal dalam kondisi mengalami kekerasan dalam rumah tangga umumnya akan mengalami trauma emosi dan psikologi sebagai dampak dari perasaan takut dan tensi yang tinggi selama berada di rumah.
Dikutip dari Domestic Violance Prevention Centre Gold Coast Inc, anak-anak yang melihat ibunya diancam, direndahkan atau diserang secara fisik dan seksual akan merespon otomatis terhadap kekerasan dengan memanipulasi pelaku yang ingin melakui ibunya.
Anak-anak yang menyaksikan kekerasan dalam rumahnya umumnya memang memiliki masalah perilaku, somatik atau emosional yang serupa dengan yang dialami akibat dari trauma masa kecilnya.
Baca Juga: Hati-Hati, Kekerasan Dapat Merusak Karakter Anak!
3. Depresi
Foto: Pixabay.com
Dikutip dari Womenshealth, anak yang pernah tinggal dalam praktik kekerasan dalam rumah tangga memiliki risiko yang besar mengulangi siklus hubungan dengan kekerasan yang sama seperti apa yang ia pernah alami.
Besar kemungkinan anak-anak yang menjadi saksi atau bahkan korban kekerasan dalam rumah tangga akan mengalami masalah mental seperti depresi atau stres yang berlebihan akibat dari trauma yang pernah ia alami bahkan hingga ia dewasa.
4. Perilaku yang Tidak Wajar
Foto: Freepik.com
Anak yang mengalami kekerasan dalam rumah juga memiliki risiko untuk tumbuh dengan perilaku yang tidak wajar yang ia lampiaskan karena perilaku yang tidak sepatutnya ia dapatkan di dalam rumah.
Perilaku yang tidak wajar tersebut di antaranya adalah sering berbohong, mencuri, berkelahi hingga aksi bullying yang kemungkinan besar terjadi di sekolah karena pola interaksi sosialnya yang buruk.
Baca Juga: Memiliki Efek Jangka Panjang, Ketahui Dampak Sering Memarahi Anak
5. Masalah Makan dan Tidur
Foto: Pexels.com
Efek negatif paling potensial yang terjadi ketika Si Kecil masih dalam usia batita dan menyaksikan atau merasakan sendiri kekerasan dalam rumah tangga terjadi dalam dirinya adalah dengan menangis sejadi-jadinya dalam momen tertentu.
Karena itu, umumnya batita akan mengalami masalah makan dan tidur yang sulit untuk ubah. Sehingga, penting bagi orang tua untuk memberikan proteksi dan stabilitas kepada Si Kecil.
Nah, itulah lima dampak kekerasan dalam rumah tangga terhadap anak. Semoga membantu dan ingatlah untuk tetap melindungi Si Kecil dari praktik yang tidak baik seperti ini ya, Moms dan Dads.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.