22 Oktober 2024

Penyebab Keputihan Bening yang Normal dan yang Tidak Sehat

Cari tahu cara membedakannya, Moms

Keputihan bening adalah cairan alami yang dihasilkan oleh vagina sebagai bagian dari mekanisme tubuh untuk menjaga kebersihan dan keseimbangan pH.

Keputihan ini umumnya muncul pada berbagai fase siklus menstruasi, seperti saat ovulasi atau menjelang menstruasi.

Dalam istilah medis, keputihan dikenal sebagai fluor albus, leucorrhea, atau white discharge.

Meski bisa dibilang situasi yang wajar, keputihan bisa menjadi salah satu keluhan paling banyak yang dilontarkan oleh perempuan dari berbagai belahan dunia.

Ciri Keputihan Bening yang Normal

Berikut ciri-ciri keputihan bening yang dianggap wajar dan tidak perlu dikhawatirkan:

  • Licin dan elastis seperti putih telur mentah, biasanya terjadi saat ovulasi.
  • Cair atau sedikit kental, muncul menjelang menstruasi atau saat kehamilan awal.
  • Berair dan encer, sering terjadi setelah olahraga atau selama stimulasi seksual.
  • Tidak berbau menyengat
  • Tidak disertai gatal atau nyerisi seksual.

Penyebab Keputihan Bening yang Normal

Ilustrasi Keputihan (Orami Photo Stock)
Foto: Ilustrasi Keputihan (Orami Photo Stock)

Melansir The British Medical Journal, keputihan yang normal memiliki sifat tidak berbau, berwarna putih atau keputihan bening, tebal, juga lengket.

Keputihan bening biasanya normal dan disebabkan oleh hal berikut ini.

1. Tanda Ovulasi

Keputihan bening yang terasa licin seperti putih telur mentah biasanya muncul saat ovulasi (masa subur).

Ini terjadi di tengah siklus menstruasi, sekitar 12-16 hari sebelum menstruasi berikutnya.

Keputihan ini membantu mempermudah sperma menuju sel telur, meningkatkan peluang kehamilan.

2. Tanda Kehamilan Awal

Beberapa wanita mengalami keputihan bening dan encer di awal kehamilan.

Ini bertujuan menjaga kelembapan vagina dan melindungi dari infeksi.

Biasanya, keputihan bening menjadi lebih kering dan encer setelah ovulasi, ketika estrogen menurun.

Namun, jika sperma berhasil membuahi sel telur, Moms mungkin memperhatikan bahwa cairan tetap kental, bening, dan elastis.

Keputihan ini muncul karena hormon, termasuk estrogen dan progesteron, terus meningkat setelah ovulasi jika sel telur telah dibuahi.

Keputihan yang lebih kental ini bisa bertahan hingga sekitar delapan minggu.

Pada saat itu, lendir mulai membentuk sumbat lendir, yang melindungi embrio dan leher rahim (serviks).

3. Reaksi terhadap Rangsangan Seksual

Keputihan bening dan berair juga bisa muncul saat tubuh merespons rangsangan seksual.

Ketika Moms merasa terangsang secara seksual, tubuh secara alami akan memproduksi cairan bening sebagai pelumas untuk mempersiapkan hubungan intim.

Cairan ini adalah bentuk keputihan yang normal dan sehat, bertujuan untuk mengurangi gesekan dan menjaga kenyamanan selama aktivitas seksual.

Keputihan bening yang muncul akibat gairah seksual biasanya bersifat sementara dan akan hilang setelah gairah menurun.

Jadi, jika Moms mendapati keputihan bening saat merasa terangsang, ini adalah hal yang wajar dan tidak perlu dikhawatirkan.

4. Menjelang Menstruasi

Beberapa wanita mengalami keputihan bening sebelum menstruasi.

Menjelang menstruasi, tubuh Moms mengalami perubahan hormon, khususnya peningkatan hormon estrogen.

Perubahan ini dapat menyebabkan munculnya keputihan bening yang lebih banyak dari biasanya. Keputihan ini berfungsi sebagai pelumas alami untuk menjaga kebersihan dan kelembapan area kewanitaan.

Jadi, jika Moms mengalami keputihan bening sebelum datang bulan, hal ini sangat normal dan merupakan bagian dari siklus menstruasi yang sehat.

Namun, perlu dipastikan keputihan bening ini biasanya tidak berbau, tidak menyebabkan gatal, dan akan berhenti atau berubah tekstur saat menstruasi dimulai.

5. Olahraga

Olahraga tidak hanya membuat area sekitar vagina dan selangkangan berkeringat, tapi juga merangsang keluarnya keputihan bening.

Kondisi ini adalah hal yang wajar dan Moms tidak perlu khawatir.

Namun, disarankan untuk segera membersihkan diri dan mengganti celana dalam serta pakaian setelah berolahraga.

6. Sedang Menyusui

Melansir StatPearls Journal, lochia adalah jenis keputihan bening yang mungkin dialami sekitar beberapa minggu setelah melahirkan.

Saat Moms menyusui, keluarnya keputihan bening dapat meningkat.

Ini biasanya dimulai sebagai pendarahan merah tua dan kemudian berubah menjadi merah muda atau cokelat berair hinga warna kuning krem.

Keputihan bening saat menyusui ini biasanya berhenti empat hingga enam minggu setelah melahirkan.

Namun, sebagian waniat akan terus mengalami ini ketika masa menyusui buah hati.

7. Menopause

Tubuh mengalami banyak perubahan selama menopause, dan vagina sering kali menjadi kurang lembap selama masa ini.

Kondisi ini terjadi karena menurunnya kadar estrogen dan progesteron.

Meskipun begitu, wanita tetap bisa mengeluarkan keputihan bening, namun jumlahnya lebih sedikit. Cairan yang keluar ini tidak berbau dan tidak mengiritasi.

Perbedaan Lendir Serviks dan Keputihan Bening

Ilustrasi Keputihan (Orami Photo Stock)
Foto: Ilustrasi Keputihan (Orami Photo Stock) (Orami Photo Stock)

Meskipun sering kali tampak mirip, lendir serviks dan keputihan bening memiliki perbedaan penting dalam fungsi, waktu muncul, dan tekstur.

Berikut penjelasan lebih detail:

1. Fungsi

  • Lendir Serviks:

Lendir ini dihasilkan oleh kelenjar di leher rahim (serviks) dan berperan dalam mendukung fungsi reproduksi.

Selama ovulasi, lendir serviks memfasilitasi perjalanan sperma menuju sel telur, meningkatkan peluang kehamilan.

Lendir serviks berperan dalam mendukung fertilitas dengan menciptakan lingkungan yang ideal bagi sperma selama masa subur.

  • Keputihan Bening:

Keputihan adalah cairan yang dihasilkan oleh dinding vagina dan kelenjar leher rahim.

Berfungsi untuk menjaga kelembapan, kebersihan, dan keseimbangan pH vagina, serta mencegah infeksi.

Keputihan bening juga memiliki fungsi pelumasan selama hubungan seksual.

2. Waktu Muncul

  • Lendir Serviks:

Biasanya muncul pada masa ovulasi, sekitar 12-16 hari sebelum menstruasi.

Lendir ini menjadi lebih banyak, bening, dan elastis seperti putih telur mentah pada puncak ovulasi.

  • Keputihan Bening:

Dapat muncul sepanjang siklus menstruasi, terutama menjelang menstruasi, saat rangsangan seksual, atau selama kehamilan.

3. Tekstur dan Konsistensi

  • Lendir Serviks:

Saat subur, lendir terasa licin, elastis, dan bening, memudahkan sperma bergerak. Setelah ovulasi, lendir menjadi lebih kental dan lengket.

  • Keputihan Bening:

Biasanya lebih encer atau cair, namun dapat berubah menjadi lebih kental menjelang menstruasi atau saat hamil.


Ciri Keputihan Bening yang Tidak Sehat

Jenis Keputihan
Foto: Jenis Keputihan

Keputihan bening umumnya menandakan kesehatan tubuh yang normal, namun dalam beberapa kasus bisa menunjukkan adanya masalah.

Berikut ciri keputihan bening yang tidak sehat:

  • Berbau tidak sedap, bau amis atau busuk
  • Disertai gatal, perih, iritasi atau kemerahan di area vagina
  • Volume berlebih atau muncul tidak wajar tanpa sebab
  • Disertai gejala lain seperti nyeri perut bagian bawah atau rasa panas saat buang air kecil.

Penyebab Keputihan Bening yang Tidak Sehat

Pil KB
Foto: Pil KB (Orami Photo Stock)

Ada banyak penyebab keputihan bening yang tidak sehat. Yuk, cari tahu lebih banyak!

1. Reaksi Alergi

Sama seperti di bagian tubuh lainnya, reaksi alergi mungkin terjadi di dalam atau di sekitar vagina.

Hal yang memicu keputihan bening akibat alergi seperti pembersih, douche, mainan seks (sex toys), pakaian, dan bahkan tisu toilet.

Selain mengalami keputihan bening yang abnormal, Moms mungkin mengalami:

  • Gatal
  • Kemerahan
  • Nyeri saat berhubungan seks atau buang air kecil

2. Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS)

Ketidakseimbangan hormon, seperti sindrom ovarium polikistik (PCOS), juga dapat menyebabkan peningkatan keputihan bening dan keluar lendir seperti putih telur.

Melansir UCLA Obestetrics and Gynecology, PCOS mempengaruhi sekitar 10% wanita usia reproduksi.

Biasanya wanita PCOS merasakan gejala keputihan bening yang tidak normal sebagai keluhannya.

Gejala lain termasuk penambahan berat badan hingga menstruasi tidak teratur dan ketidaksuburan.

3. Efek Samping Antibiotik

Siapa sangka ternyata penggunaan antibiotik dapat membantu sejumlah penyakit, tetapi juga dapat mengganggu keseimbangan bakteri di vagina.

Hal ini dapat menyebabkan infeksi jamur vagina, yang sering kali ditandai dengan peningkatan cairan, yakni keputihan bening.

Beberapa wanita yang mengalami efek samping antibiotik, merasakan gejala:

  • Gatal
  • Ruam
  • Nyeri
  • Rasa terbakar saat berhubungan seks atau buang air kecil

4. Menggunakan Pil KB

Menggunakan pil KB dapat memiliki beberapa kelebihan utama, seperti melindungi dari kehamilan dan membantu mengobati menstruasi yang berat, jerawat, dan kista.

Namun, ini dapat memicu terjadinya keputihan bening yang tidak sehat. Salah satunya penggunaan alat kontrasepsi IUD.

Meskipun IUD efektif mencegah kehamilan dalam jangka panjang.

IUD merupakan benda asing dan dapat mengiritasi jaringan sensitif pada rahim wanita.

Dalam Live Journal, ditemukkan beberapa wanita mengalami keputihan bening berwarna cokelat encer dan berbau akibat penggunaan pil KB.

5. Infeksi Jamur (Candidiasis Vaginal)

Infeksi jamur Candida bisa menyebabkan perubahan pada keputihan.

Meskipun keputihan akibat jamur sering berwarna putih kental, pada awalnya bisa muncul bening dan berair.

Biasanya disertai gatal, iritasi, dan kemerahan di sekitar vagina.


6. Infeksi Bakteri (Vaginosis Bakterialis)

Disebabkan oleh ketidakseimbangan bakteri baik dan jahat di vagina.

Gejalanya keputihan bening berlebih disertai bau amis atau menyengat.

Ini dapat disebabkan karena penggunaan sabun dengan pewangi, douching, atau hubungan seksual tanpa kondom.

7. Infeksi Menular Seksual (IMS)

Beberapa IMS, seperti klamidia dan gonore, bisa menyebabkan keputihan bening yang tidak sehat.

Gejalanya antara lain keputihan berlebihan, nyeri saat buang air kecil atau saat berhubungan intim, dan terkadang bercampur dengan darah.

Kondisi ini dapat disebabkan oleh hubungan seksual tanpa pelindung atau dengan pasangan berganti-ganti.

8. Radang Panggul (Pelvic Inflammatory Disease / PID)

Ini merupakan infeksi pada organ reproduksi yang sering disebabkan oleh bakteri.

Gejalanya antara lain keputihan bening atau putih dalam jumlah banyak disertai nyeri perut bagian bawah, demam, dan kelelahan.

Memerlukan penanganan segera untuk menghindari komplikasi seperti infertilitas.

Cara Mengatasi Keputihan Bening

Wanita Buang Air Kecil
Foto: Wanita Buang Air Kecil (Orami Photo Stocks)

Walaupun bukan masalah, membiarkan keputihan bening membasahi celana dalam Moms, pasti menimbulkan ketidaknyamanan.

Terlebih, area yang lembap bisa menimbulkan banyak masalah, seperti vagina dan selangkangan gatal serta infeksi jamur.

Jadi, ikuti beberapa cara merawat kebersihan area vagina dan selangkangan saat Moms mengalami keputihan bening.

  • Mengganti pakaian dalam secara teratur.
  • Pilih celana dalam yang terbuat dari katun agar bisa menyerap keringat dan membuat area vagina dan sekitarnya tidak lembap.
  • Menyeka dari depan ke belakang setelah buang air untuk menghindari kontaminasi tinja.
  • Mencuci tangan setelah buang air kecil dan buang air besar.
  • Menghindari memakai celana dalam yang terlalu ketat.
  • Tidak menyeka vagina menggunakan tisu yang beraroma atau berwarna.
  • Jika memungkinkan, tidurlah tanpa menggunakan pakaian dalam.
  • Mandi setiap hari dan saat mengeringkan area vagina, cukup ditepuk-tepuk ringan.
  • Tidak menggunakan produk pembersih kewanitaan
  • Pola makan sehat dan gaya hidup yang seimbang dapat membantu menjaga kesehatan reproduksi secara keseluruhan. Minumlah cukup air, konsumsi makanan bergizi, hindari stres berlebihan, dan cukup istirahat.
  • Ganti pembalut atau tampon secara teratur saat menstruasi untuk mencegah pertumbuhan bakteri yang berlebihan. Hindari penggunaan pembalut atau tampon yang terlalu lama karena dapat menciptakan kondisi yang lembap dan ideal bagi pertumbuhan bakteri.
  • Menggunakan panty liner dan idealnya mengganti setiap 3-4 jam sekali.

Itulah yang perlu Moms pahami seputar keputihan bening, kapan perlu mewaspadai tanda bahayanya, serta perawatannya agar selalu sehat.

Kapan Harus Memeriksakan Diri ke Dokter?

Periksa ke Dokter
Foto: Periksa ke Dokter (Orami Photo Stock)

Jika Moms mengalami terjadi keputihan bening tak normal dan disertai berbagai macam gejala lain, segeralah untuk memeriksakan diri ke dokter.

Gejala-gejala yang perlu diwaspadai adalah:

  • Demam
  • Nyeri perut tak tertahankan
  • Berkurangnya berat badan tiba-tiba
  • Sakit kepala
  • Sering buang air kecil

Ketika Moms sudah memutuskan untuk memeriksakan diri ke dokter mengenai keputihan bening abnormal, Moms akan melakukan tes fisik yang juga termasuk tes panggul.

Dokter pun akan menanyakan mengenai beberapa hal mengenai gejala, siklus menstruasi, serta aktivitas seksual.

Dalam banyak kasus, infeksi hanya bisa dideteksi dari pemeriksaan fisik dan panggul.

Jika dokter tidak bisa mendapatkan diagnosa secepatnya, biasanya Moms akan diminta untuk melakukan beragam tes.

Biasanya dokter akan melakukan pengecekan area serviks untuk mengetahui penyakit kelamin seperti HPV atau kanker serviks.

Setelah dokter mengetahui penyebab keputihan yang Moms alami, dia akan memberikan pilihan untuk perawatan area vagina.

  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2099568/
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK555904/
  • https://www.uclahealth.org/obgyn/pcos
  • https://iud-divas.livejournal.com/3285960.html
  • https://www.verywellhealth.com/watery-discharge-is-it-normal-and-what-causes-it-5206074
  • https://www.medicalnewstoday.com/articles/321625
  • https://www.buoyhealth.com/learn/clear-vaginal-discharge#treatment
  • https://www.verywellhealth.com/clear-sticky-discharge-causes-and-when-to-get-treatment-5207001
  • https://www.healthline.com/health/clear-stretchy-discharge

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.