05 Januari 2024

Menurut Dokter Spesialis soal Gangguan Kognitif pada Lansia

Bisa dialami oleh lansia di atas 65 tahun
Menurut Dokter Spesialis soal Gangguan Kognitif pada Lansia

Foto: Freepik

Gangguan kognitif merupakan sebuah spektrum kondisi yang memengaruhi kemampuan otak dalam memproses informasi.

Memproses informasi tersebut mencakup ingatan, pemahaman, pemecahan masalah, dan keterampilan berbahasa.

Dari ringan hingga parah, gangguan kognitif dapat berdampak terhadap kualitas hidup individu dan lingkungan sosial mereka.

Selain dampak fisik dan mental langsung terhadap individu, gangguan kognitif juga memberikan tantangan sosial dan ekonomi.

Dari aspek perawatan kesehatan hingga dukungan keluarga, kondisi ini seringkali memerlukan sumber daya yang signifikan.

Yuk, simak selengkapnya mengenai gangguan kognitif sesuai dengan penjelasan dokter spesialis, Moms!

Baca Juga: Tanya Jawab Dokter tentang Kadar Asam Urat Normal Wanita

Apa Saja yang Termasuk dalam Gangguan Kognitif?

Ilustrasi Gangguan Kognitif Lansia
Foto: Ilustrasi Gangguan Kognitif Lansia (Orami Photo Stock)

Menurut Dr. dr. Gea Pandhita, Sp. N, Dokter Spesialis Neurologi RS Pondok Indah, Bintaro Jaya, gangguan kognitif mencakup serangkaian gangguan yang memengaruhi fungsi kognitif.

Fungsi kognitif tersebut di antaranya adalah:

  • Memori (daya ingat)
  • Pemecahan masalah
  • Atensi (pemusatan perhatian)
  • Pemahaman dan penggunaan bahasa
  • Penilaian, orientasi waktu dan tempat
  • Visuospasial (kemampuan memahami jarak dan ruang)
  • Pengambilan keputusan

Jenis gangguan kognitif yang umum terjadi pada orang-orang lanjut usia di antaranya adalah:

  • Gangguan kognitif ringan (Mild Cognitive Impairment). Pada gangguan ini, penurunan fungsi kognitif terlihat tetapi tidak terlalu mengganggu aktivitas kehidupan sehari-hari secara signifikan.
  • Gangguan kognitif berat atau demensia/kepikunan (seperti penyakit Alzheimer).
  • Penurunan fungsi kognitif terkait usia.

Baca Juga: Tanya Jawab dengan Dokter soal Pelekatan Menyusui yang Benar

Penyebab Gangguan Kognitif pada Lansia

Tangan Lansia
Foto: Tangan Lansia (Freepik.com/rawpixel-com)

Dr. dr. Gea Pandhita menjelaskan penurunan fungsi kognitif pada lansia dapat disebabkan oleh proses penuaan alamiah yang mungkin melibatkan penyusutan volume otak (atrofi otak).

Dengan adanya penyusutan volume otak, maka memengaruhi fugsi sel-sel otak, dan berkurangnya aktivitas neurotransmitter.

Selain proses penuaan alamiah, penurunan fungsi kognitif juga dapat disebabkan oleh:

"Selain itu, faktor gaya hidup dan masalah psikologis seperti depresi juga dapat berkontribusi dalam menyebabkan penurunan fungsi kognitif," jelasnya.

Meski gangguan kognitif dapat terjadi pada semua usia, tetapi gangguan ini lebih sering terjadi pada orang lanjut usia, biasanya pada individu berusia di atas 65 tahun.

Namun demikian, timbulnya gangguan kognitif dapat sangat bervariasi, dipengaruhi oleh kondisi kesehatan individu, gaya hidup, dan faktor genetik.

Baca Juga: Kata Dokter soal Efek Samping Susu Formula Soya pada Bayi

Cara Mencegah Gangguan Kognitif pada Lansia

Ilustrasi Gangguan Kognitif Lansia
Foto: Ilustrasi Gangguan Kognitif Lansia (Health.usnews.com)

Nah, Dr. dr. Gea Pandhita menyebutkan bahwa mencegah gangguan kognitif sangat dipengaruhi oleh gaya hidup sehat.

Untuk menjaga fungsi kognitif tetap baik, lansia disarankan untuk:

  • Melakukan aktivitas fisik secara teratur
  • Menjaga pola makan seimbang yang kaya antioksidan
  • Tetap aktif secara sosial
  • Melakukan aktivitas yang dapat menstimulasi mental seperti permainan teka-teki silang, membaca, menghafal, mempelajari bahasa, serta mempelajari keterampilan baru.

Selain itu, penting juga untuk mengelola gangguan-gangguan kesehatan kronis seperti hipertensi dan diabetes, manajemen stres, dan menjaga pola tidur yang baik.

Strategi pencegahan gangguan kognitif meliputi menjaga gaya hidup sehat, antara lain:

  • Mendapatkan pendidikan yang memadai
  • Olahraga secara teratur
  • Menerapkan pola makan seimbang
  • Menghindari rokok dan alkohol

Selain itu, penting juga untuk menjaga kesehatan jantung dan penyakit-penyakit yang mempengaruhi pembuluh darah seperti diabetes dan hipertensi.

Melakukan aktivitas mental dan interaksi sosial secara teratur, serta menerapkan pola tidur yang baik juga bisa menjadi cara pencegahan gangguan kognitif.

Baca Juga: Bahayakah Minum Susu setelah Minum Obat? Ini Kata Dokter!


Penyembuhan Gangguan Kognitif

Lansia
Foto: Lansia (thenewpulse.com)

Sayangnya, menurut Dr. dr. Gea Pandhita, kondisi ini tidak bisa disembuhkan terutama untuk lansia.

"Beberapa gangguan kognitif, terutama yang disebabkan oleh penyakit neurodegeneratif seperti penyakit Alzheimer kemungkinan tidak dapat disembuhkan," kata Dr. dr. Gea.

"Namun, perkembangannya dapat diperlambat dan gejalanya dapat diatasi," lanjutnya.

Pilihan pengobatannya berupa terapi pengobatan dengan cognitive enhancer atau obat yang dirancang untuk meningkatkan fungsi kognitif.

Terapi ini termasuk stimulasi kognitif dan perilaku, serta perubahan gaya hidup.

Sebaiknya kondisi gangguan kognitif dikonsultasikan dengan dokter spesialis neurologi agar mendapatkan penanganan yang sesuai.

Perlu diingat bahwa penegakan diagnosis dan penatalaksanaan sedini mungkin sangat penting untuk dilakukan.

Dampak Gangguan Kognitif Jika Tidak Ditangani

Pasangan Lansia
Foto: Pasangan Lansia (Freepik.com/pressfoto)

Masalah kognitif yang tidak ditangani dapat menyebabkan penurunan signifikan dalam aktivitas sehari-hari dan kualitas hidup.

Hal ini selanjutnya dapat mengakibatkan:

  • Hilangnya kemandirian
  • Mengganggu kemampuan pengambilan keputusan
  • Peningkatan kebutuhan akan perawatan jangka panjang, khususnya pada kasus gangguan kognitif berat seperti demensia atau kepikunan

Sebab, kondisi ini dapat memengaruhi komunikasi, pemahaman, dan regulasi emosi pada orang lanjut usia.

Hal ini dapat menyebabkan:

  • Kesulitan dalam menjaga hubungan sosial
  • Meningkatnya perasaan frustrasi atau isolasi
  • Menyebabkan penarikan diri
  • Perubahan kepribadian
  • Kecemasan
  • Depresi, yang pada akhirnya dapat berdampak pada kesejahteraan emosional lansia

Baca Juga: Tanya Jawab Dokter tentang Perbedaan BBLR dan Prematur

Seberapa Umum Kondisi Gangguan Kognitif?

Ilustrasi Konsultasi Dokter
Foto: Ilustrasi Konsultasi Dokter (freepik.com/pressfoto)

Menurut Dr. dr. Gea Pandhita, kondisi ini relatif umum terjadi pada orang lanjut usia, dan prevalensinya meningkat seiring dengan bertambahnya usia.

Masalah kognitif ringan terjadi pada sekitar 20 persen populasi lansia.

Prevalensi demensia atau kepikunan meningkat pada individu berusia di atas 60 tahun, dengan 5-8 persen dari populasi lansia terpengaruh.

Puncak prevalensi terjadi pada mereka yang berusia di atas 80 tahun.

Perlu menjadi catatan bahwa meskipun penuaan merupakan faktor risiko gangguan ini, tetapi bukan berarti bahwa gangguan ini tidak dapat dihindari sama sekali oleh para lansia.

Cukup banyak individu yang dapat mempertahankan fungsi kognitif tetap baik hingga berusia lanjut.

Hal ini sangat dipengaruhi oleh kondisi kesehatan dan gaya hidup saat muda.

Gangguan ini merupakan masalah kesehatan yang serius dan memerlukan pendekatan holistik dalam manajemen dan pencegahannya.

Itulah informasi seputar gangguan kognitif sesuai dengan penjelasan dokter spesialis neurologis. Semoga membantu, Moms!

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.