5 Penyakit dengan Gejala Keringat Dingin, Termasuk Vertigo dan Hipoksia, Moms!
Keringat dingin adalah hal yang biasa terjadi. Biasanya keringat dingin hadir tiba-tiba bahkan ketika cuaca sedang dingin. Jadi, tidak pandang suhu dan juga cuaca, Moms!
Kerigat dingin sendiri bisa menjadi salah satu gejala dari berbagai macam jenis kondisi medis. Perlu diketahui bahwa beberapa kondisi medis yang memiliki tanda ini tergolong berbahaya.
Ketika mengalami keringin, biasanya bagian tubuh yang keringaan adalah tangan, telapak kaki dan juga ketiak.
Lalu, apa saja sih penyakit yang bisa menjadi penyebab keringat dingin? Ini dia!
Baca Juga: Kenali Waktu Tepat Menggunakan Kompres Panas Dan Kompres Dingin Untuk Anak, Jangan Tertukar!
Kondisi Kesehatan Penyebab Keringat Dingin
Keringat dingin bisa disebabkan berbagai macam kondisi. Kondisi ini biasa dihubungkan dengan cara tubuh kita melawan atau merespons dari suatu virus.
Ada bebeapa kondisi umum yang bisa mencegah oksigen atau darah mengalir dengan lancar dari dalam tubuh.
Ini dia berbagai kondisi yang bisa menjadi penyebabnya!
Baca Juga: Muncul Bintik Merah pada Kulit Bayi Setelah Demam, Ini Penyebab dan Cara Mengobatinya
1. Mual
Mual sendiri adalah perasaan yang membuat Moms merasa ingin muntah. Namun tidak semua mual bisa membuat kita muntah.
Kondisi mual bisa disebabkan oleh berbagai macam hal. Seperti makan terlalu banyak atau mengonsumsi obat-obatan tertentu.
Dilansir dari sebuah studi pada jurnal Therapeutic Advances in Gastroenterology, rasa mual juga bisa menyebabkan keringat dan keringat dingin.
2. Vertigo
Vertigo adalah rasa pusing. Biasanya ketika vertigo datang, Moms merasa seperti berada di ruangan yang bergerak ketika ruangan tersebut sendiri tidak melakukan gerakan apa pun.
Vertigo sendiri biasanya disebabkan masalah yang berada di bagian dalam telinga yang menghubungkannya dengan otak.
Moms tetap perlu pergi ke dokter untuk memeriksakan gejala vertigo ketika:
- Bola mata bergerak di luar kendali.
- Pengelihatan yang kabur.
- Sulit berjalan.
- Merasa lembah dan kebas yang tanpa alasan.
- Bungi berdecit atau berdengung di telinga.
- Sulit berbicara.
Baca Juga: Ragam Penyebab Vertigo Kambuh yang Terkadang Tidak Disadari, Waspada!
2. Tubuh Syok
Syok sendiri bisa terjadi ketika tubuh bereaksi pada kondisi lingkungan yang ekstrim atau karena cedera.
Ketika tubuh merasakan syok, organ dalam tubuh tidak bisa menerima oksigen atau darah yang cukup seperti yang mereka butuhkan untuk melakukan fungsinya secara optimal.
Jika tubuh merasakan syok untuk waktu yang terlalu lama, organ-organ di dalamnya bisa terancam bahaya.
Dalam beberapa kasus, syok sendiri bisa berujung fatal jika tidak ditangani dengan benar.
Tanda-tanda syok sendiri bisa terlihat dari:
- Kulit jadi pucat tidak normal.
- Napas tersengal-sengal.
- Denyut nadi yang sangat cepat.
- Merasa mual atau mintah.
- Pupil mata yang membesar secara tidak normal.
- Merasa lemas dan juga lelah.
- Merasa pusing.
- Merasa cemas yang tidak normal dan juga stres.
Baca Juga: Syok Hipovolemik, Kekurangan Cairan dan Darah pada Anak yang Harus Segera Ditangani
3. Stres atau Merasa Cemas
Keringat dingin sendiri bisa disebabkan stres dan rasa cemas. Stres dan rasa cemas bisa terjadi pada siapa dan kapan saja.
Dalam sebuah jurnal Deutsches Arzteblatt International dijelaskan bahwa kecemasan atau rasa cemas sebenarnya adalah emosi dasar yang normal dan diperlukan.
Tanpa ada rasa ingin, kelangsungan hidup individu tidak mungkin bisa berjalan dengan normal.
Kecemasan yang meningkat secara patologis sendiri bisa muncul tak hanya pada gangguan kecemasan saja, namun juga sebagian penyakit mental lainnya.
Cemas pun bisa menjadi sebuah sinyal peringatan akan hadirnya berbagai penyakit berbahaya seperti diabetes.
Ciri-ciri orang yang stres dan terus menerus merasa cemas adalah:
- Rasa sakit yang tak bisa dijelaskan
- Muntah
- Otot yang tegang
Ketiga kondisi di atas adalah hasil dari stres dan juga rasa cemas yang hadir dalam tubuh.
Ketika berlangsung secara terus menerus, hal ini bisa menghalangi jalur oksigen untuk masuk ke otak dan juga organ lainnya.
Memiliki gangguan kecemasan bisa mengganggu kehidupan dan memiliki efek jangka panjang pada kesehatan tubuh.
Baca Juga: Rekomendasi Menu Sahur dan Berbuka Bagi Penderita Diabetes
4. Hipoksia
Hipoksia akan terjadi ketika organ-organ dalam tubuh tidak mendapatkan oksigen dengan cukup.
Hal ini bisa disebabkan karena tubuh tak mendapatkan oksigen yang cukup ketika bernapas.
Hal ini bisa terjadi ketika Moms bernapas dengan menghirup asap rokok atau di tempat yang tinggi di mana ketersediaan udara berkurang.
Ketika otak tak mendapatkan oksigan yang cukup, hal tersebut dinamakan cerebral hypoxia.
Nah, karena otak kekurangan oksigen, hal tersebut membuat tubuh meresponnya dengan kondisi keringat dingin dan gejala mental lainnya seperti:
- Kesulitan berjalan atau mengendalikan gerak tubuh.
- Kesulitan untuk fokus.
- Kesulitan untuk memutuskan dan juga menilai sesuatu.
- Kesulitan bernapas.
Dalam beberapa kasus, hipoksia jiga bisa membuat seseorang kehilangan kesadaran dan jatuh koma.
Baca Juga: Mengenal Hipoksia: Jenis, Gejala, Penyebab, dan Cara Mencegah
5. Menopause
Menopause bisa menjadi salah satu penyebab tubuh memiliki kondisi keringat dingin.
Menopause sendiri terjadi ketika tubuh menyeimbangkan 2 hormon yakni estrogen dan progesteron, dan mengubahnya secara drastis dan membuat siklus menstruasi berhenti.
Ya, keringat dingin adalah salah satu gejala yan kerap dirasakan ketika menopause.
Beberapa gejala lain saat menopause adalah:
- Merasakan perubahan siklus menstruasi.
- Kesulitan untuk mengontrol buang air kecil.
- Kesulitan untuk tidur.
- Merasa perubahan mood dan kondisi mental.
- Kenaikan berat badan.
Tidak bisa merasakan kenikmatan hubungan seksual karena vagina yang keringan dan perubahan hormon.
Baca Juga: Ketahui 6 Masalah Kesehatan Setelah Menopause Pada Wanita
Cara Mengatasi Keringat Dingin
Dilansir dari HealthLine, cara mengobati keringat dingin sendiri perlu disesuaikan dengan apa yang menjadi penyebabnya.
Dengan mengonsumsi air putih yang cukup saat siang hari bisa membantu Moms untuk tetap terhidrasi dengan baik.
Olahraga yang teratur dan menghindari kebiasaan merokok dan minum alkohol pun bisa menjadi cara untuk mencegah keringat dingin.
Dalam beberapa kasus, ketika kadar oksigen dalam tibuh sangat rendah, menghirup napas panjang bisa membantu untuk mengembalikan suplai oksigen ke darah.
Meditasi dan relaksasi bisa membantu Moms untuk menghindari stres dan juga kecemasan yang berlangsung lama.
Nah, bagi kondisi yang tidak bisa diatasi seperti menopause, dokter biasanya akan memberikan resep antiperspiran yang mengandung alumunium klorida sebayak 10 hingga 15%.
Kandungan aluminum klorida sendiri akan bekerja untuk menyumbat kelenjar keringat dalam kulit.
Baca Juga: Bisakah Hamil Setelah Menopause? Ini Penjelasan Lengkapnya
Nah, metode lain yang bisa menanganji keringan dingin adalah intophoresis.
Dalam melakukan metode ini, arus listrik rendah akan dihantarkan pada kulit pasien. Hal tersebut bertujuan untuk menyumbat gejala keringat untuk sementara.
Pada umumnya, prosedur ini pun dilakukan untuk mengurangi keringat yang hadir di ketiak, telapak tangan dan juga telapak kaki.
Nah, itu dia Moms beberapa penyebab kondisi keringat dingin. Sebaiknya jika merasakan tanda-tanda di atas, langsung menghubungi dokter untuk dilakukan pemeriksaan, ya!
Dokter sendiri bisa membantu Moms mengatasi kondisi keringat dingin sesuai dengan penyebabnya. Yuk jaga kesehatan tubuh mulai dari sekarang!
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4699282/
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6206399/
- https://www.healthline.com/health/cold-sweats#treatment
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.