Ketahui Efek Samping dari Penggunaan Botol Susu pada Gigi Anak
Moms, apakah anak masih menyusu dengan botol susu sampai sekarang? Sepertinya kebiasaan ini harus mulai dikurangi, karena ternyata penggunaan botol susu dapat berdampak pada gigi anak.
Menjaga kesehatan gigi dan mulut anak memang harus dimulai sejak dini, bahkan sejak gigi geliginya tumbuh pertama kali.
Orang tua juga wajib membawa anak untuk memeriksakan kesehatan giginya ke dokter gigi anak sejak tumbuh gigi pertama kali. Hal ini menjadi tindakan preventif pula agar anak tidak takut ketika harus mengunjungi dokter gigi.
Lalu, apa saja efek samping dari penggunaan botol susu terhadap gigi anak?
Menurut drg. Nydia Hanan, dokter gigi anak yang saat ini aktif praktik di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda, efek sampingnya seperti bentuk lengkung rahang yang berubah hingga risiko terkena karies gigi.
“Pada jangka waktu yang lama, efek samping penggunaan botol susu adalah bentuk lengkung rahang atasnya yang berubah. Keadaan ini bisa diperbaiki ketika gigi permanennya telah tumbuh pada masa geligi pergantian yaitu di usia 7-10 tahun,” ungkap drg. Nydia, saat berbincang-bincang melalui Kulwap Orami Community, pada Senin (15/4) lalu.
Alternatif cara yang bisa Moms lakukan agar anak tidak menggunakan botol susu adalah mengganti dengan gelas atau memakai sedotan saat ia mengonsumsi susu, ya.
Baca Juga : Apa Akibatnya Jika Lalai Memeriksakan Anak ke Dokter Gigi?
Botol Susu Sebabkan Karies Gigi pada Anak
Efek samping lainnya dari penggunaan botol susu pada anak adalah risiko terkena karies gigi.
Karies gigi menjadi gangguan kesehatan yang paling sering terjadi pada anak, karena mereka belum bisa menjaga kesehatan giginya secara mandiri. Untuk itu, butuh dampingan orang tua agar mengajarkan anak mengenai cara menjaga kesehatan gigi dan mulut.
“Kebiasaan minum susu botol pada usia bayi hingga tertidur menjadi penyebab paling umum dari karies gigi. Gula yang terkandung pada susu mampu mengendap menjadi asam yang merusak hingga memicu gigi berlubang. Karies gigi sendiri adalah kerusakan pada jaringan keras gigi karena aktivitas bakteri dalam plak,” ungkap drg. Nydia, menjelaskan.
Karies gigi harus segera ditangani, karena kalau tidak dapat menyebabkan rasa nyeri, gigi tanggal, infeksi berbahaya, dan dampaknya bahkan kematian.
Moms, perhatikan gejala awal dari karies gigi, yaitu munculnya bercak putih (white spot) pada permukaan gigi.
Jika dibiarkan dan tidak ditangani, bercak putih berubah menjadi bercak kecoklatan yang menyebar dan membentuk lubang pada gigi.
Baca Juga : Anak Malas Sikat Gigi Padahal Kena Karies? Ini Cara Atasinya
Selain menyusu dengan botol susu, karies gigi dapat terjadi karena kebiasaan mengonsumsi makanan manis tinggi gula seperti permen, coklat, es krim, dan minuman manis lainnya.
Untuk itu, sangat penting menjaga kebersihan gigi setelah mengonsumsi makanan dan minuman tersebut. Caranya yang utama yaitu mengajarkan anak untuk menyikat giginya.
Jika anak sudah bisa berkumur sendiri, sebaiknya pakai pasta gigi yang mengandung fluoride untuk mencegah karies gigi. Fluor bekerja dengan cara menghambat metabolisme bakteri plak.
Biasanya, tindakan ini dilakukan ketika anak berusia 2,5 -3 tahun, ketika gigi geliginya sudah menuju lengkap atau lengkap, yaitu 20 gigi susu.
Jadi, rawat terus kesehatan gigi dan mulut anak agar terhindar dari berbagai infeksi serta gangguan kesehatan, ya!
(DG/CAR)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.