Konflik Papua Memanas, Ini 4 Tindakan Rasis dan Diskriminasi yang Tidak Sadar Dilakukan
Kerusuhan di Papua menjadi topik bahasan yang ramai dibicarakan sejak Senin (19/8) kemarin. Demo ini terpusat di daerah Manokwari.
Mengutip Liputan6.com, diketahui terjadinya aksi kerusuhan ini sebagai bentuk kekecewaan dan perlakuan diskriminasi yang kerap diterima masyarakat Papua yang ada di luar daerah.
Berdasarkan pengertian dari KBBI, arti dari kata "diskriminasi" merupakan pembedaan perlakuan terhadap sesama warga negara (berdasarkan warna kulit, golongan, suku, ekonomi, agama, dan sebagainya).
Tentu saja, mengacu pada pancasila, Indonesia menganut semboyan "bhineka tunggal ika" yang memiliki arti "Berbeda-beda, tetapi tetap satu jua."
Sayangnya, masih banyak orang yang mungkin secara tidak sadar atau tidak tahu bahwa ia pernah melakukan suatu tindakan yang rasis dan diskriminatif. Ketahui beberapa tindakan rasis atau diskriminatif yang sering tidak disadari.
Baca Juga: Ketahui 8 Fakta dan Kronologi Kerusuhan di Papua
1. Penghinaan Terhadap Individu
Mungkin tidak disadari, bahwa ada beberapa kata atau ungkapan yang sebenarnya memiliki unsur diskriminasi dan rasisme. Seperti kata "kampungan."
Dalam hal ini , kata "kampungan" memiliki sebuah arti penghinaan bagi orang-orang desa yang mencoba untuk beradaptasi di kota. Selain itu, juga menjadi penghinaan terhadap orang-orang yang kurang memiliki pengetahuan terhadap IPTEK.
2. Stereotip Karakter Seseorang dengan Daerah Tertentu
Moms mungkin pernah mendengar atau bahkan mengucapkan kalimat sederhana, yang mengaitkan sebuah karakter dengan daerah tertentu.
Misalnya, melontarkan kalimat "pelit seperti orang China", "lelet seperti orang Jawa", atau "suka bicara keras-keras seperti orang Batak". Ini merupakan salah satu tindakan rasisme yang bisa tidak disadari.
Baca Juga: 5 Daerah Destinasi Wisata Kuliner di Indonesia, Boleh Dicoba!
3. Diskriminasi Terhadap Gender
Tidak hanya dari ras atau suku, diskriminasi juga bisa terjadi karena gender. Misalnya, sebuah pekerjaan yang dikenal "lebih baik" bila dikerjakan oleh seorang pria, padahal pekerjaan tersebut juga dapat dilakukan oleh wanita.
Contoh lain, seperti kesenjangan terhadap honor pekerjaan yang lebih tinggi diterima pria ketimbang wanita. Ini karena adanya stereotip bahwa kaum pria dapat bekerja dengan lebih baik dari wanita.
Baca Juga: Hindari Kata-kata ini Jika Ingin Menjadi Wanita Sukses
4. Standar Kecantikan yang Memandang dari Warna Kulit
Tindakan diskriminasi atau rasisme terhadap warna kulit tidak hanya terjadi di negara Amerika Serikat, tetapi juga di Indonesia. Hal ini terutama dikaitkan dengan standar kecantikan di mana wanita cantik berarti memiliki kulit warna cerah.
Meski sekarang sudah banyak produk kecantikan yang juga menyorot keindahan warna kulit yang lebih gelap, tetapi secara tidak sadar hal ini masih dilakukan sebagai bentuk candaan.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.