Leukosit Tinggi pada Anak, Berbahayakah?
Apakah Moms pernah mendengar tentang penyakit leukemia? Kondisi ini bisa terjadi kepada Si Kecil, lho! Lalu, bisakah terjadi leukosit tinggi pada anak?
Salah satu jenis kanker ini akan menyerang sel darah putih yang dimulai di sumsum tulang, bahan lunak di tengah tulang yang membuat sel darah putih, sel darah merah, dan trombosit.
Sel darah putih abnormal pada leukemia identik secara genetik.
Mereka berkembang biak dan akhirnya melebihi jumlah sel darah normal, dan mengganggu pekerjaan utamanya.
Inilah yang menyebabkan kondisi leukosit tinggi pada anak.
Baca lebih lanjut untuk mengetahui penjelasan mengenai leukosit tinggi pada anak berikut ini, Moms.
Baca Juga: 16 Serial dan Film Kartun Anak Terbaik yang Menghibur dan Punya Nilai Positif tentang Kehidupan
Apa Itu Leukosit?
Melansir National Center for Biotechnology Information, leukosit atau sel darah putih diproduksi oleh sumsum tulang dan diedarkan ke seluruh tubuh melalui aliran darah.
Leukosit merupakan bagian penting dari sistem kekebalan tubuh yang berfungsi untuk menghasilkan antibodi yang dapat melawan virus, jamur, bakteri, dan parasit penyebab penyakit yang masuk ke dalam tubuh.
Pada bayi baru lahir, nilai normal leukositnya adalah 9.000-30.000 per mikroliter darah.
Sedangkan untuk anak berusia di bawah 2 tahun nilai leukosit normalnya adalah 6.200-17.000 per mikroliter darah.
Pada orang dewasa, jumlah sel darah putih atau leukosit dikatakan tinggi apabila mencapai lebih dari 11.000 mcL.
Jenis Leukosit Tinggi pada Anak
Ada empat kategori leukemia berdasarkan seberapa cepat penyakit tersebut berkembang dan jenis sel darah putih yang terpengaruh.
1. Leukimia Akut
Akut, artinya penyakitnya memburuk dengan cepat dan membutuhkan pengobatan yang cepat dan kuat.
Sel abnormal adalah sel darah yang belum matang yang menimbulkan ledakan dan tidak dapat berfungsi dengan baik.
2. Leukimia Kronis
Artinya, penyakit berkembang perlahan dan mungkin tidak menunjukkan gejala awal apa pun. Sel abnormal adalah sel darah matang yang dapat berfungsi normal dalam jangka waktu tertentu.
3. Leukemia Myelogenous
Jenis leukimia ini dimulai di sel myeloid jauh di dalam sumsum tulang. Sel myeloid biasanya menghasilkan sel darah merah dan putih serta trombosit, yang membantu pembekuan darah.
4. Leukemia Limfositik
Pada kondisi leukimia limfositik, penyakit ini memengaruhi sel limfoid, yang membentuk jaringan getah bening sistem kekebalan di seluruh tubuh.
“Jenis leukemia yang berbeda mempengaruhi jenis pasien yang berbeda. Misalnya, leukemia myelogenous kronis (CML) dan leukemia limfositik kronis (CLL) mempengaruhi sebagian besar orang dewasa. Kadang-kadang pasien bahkan tidak memiliki gejala dan menemukan bahwa mereka menderita leukemia ketika tes darah yang menunjukkan jumlah sel darah putih yang sangat tinggi,” terang Sarah.
Leukemia limfositik akut (ALL) adalah jenis yang paling umum terjadi pada anak kecil, dan leukemia myelogenous akut (LMA) terjadi pada orang dewasa dan anak-anak.
Baca Juga: Bahan Viscose untuk Membuat Pakaian: Kelebihan, Kekurangan, dan Cara Merawatnya
Gejala Leukosit Tinggi pada Anak
Gejala awal leukemia mirip dengan beberapa kondisi lain, seperti flu , dan dapat dengan mudah diabaikan.
Gejala lainnya dari leukosit tinggi pada anak adalah:
- Menggigil, demam atau berkeringat saat malam hari.
- Terlihat lemah dan cepat lelah terus-menerus.
- Sesak napas saat beraktivitas.
- Kulit terlihat pucat.
- Bintik merah seukuran kepala peniti di bawah kulit.
- Memar yang tidak bisa dijelaskan.
- Luka yang lama sembuh dan pendarahan berlebih.
- Nyeri pada sendi atau tulang.
- Kelenjar getah bening membengkak
Menurut Cancer.org, anak-anak dengan leukemia sering kali memiliki jumlah sel darah putih yang tinggi.
Tetapi sebagian besar adalah sel leukemia yang tidak dapat melindungi dari infeksi, dan jumlah sel darah putih normal yang tidak mencukupi. Ini dapat menyebabkan:
- Infeksi yang terjadi karena kekurangan sel darah putih normal
Anak-anak dengan leukemia dapat terkena infeksi yang tidak kunjung sembuh, atau mungkin terkena infeksi satu demi satu.
- Demam, yang seringkali merupakan tanda utama infeksi
Tetapi beberapa anak mungkin mengalami demam tanpa mengalami infeksi.
Tanda leukosit tinggi pada anak sering didiagnosis ketika tes darah menunjukkan tanda-tanda penyakit dan dokter meminta tes tambahan.
Misalnya, ketika anak dengan gejala seperti demam atau memar yang tidak dapat dijelaskan pada kulit dibawa ke dokter anak.
Dokter akan melakukan tes darah dan mungkin menemukan sel darah putih yang sangat tinggi, yang menunjukkan bahwa anak mungkin menderita leukemia.
“Untuk memastikan diagnosa, dokter akan melakukan biopsi sumsum tulang untuk mencari sel-sel abnormal,” kata Sarah.
Baca Juga: Keindahan Curug Leuwi Hejo, Wisata Bogor ala Green Canyon
Penyebab Leukosit Tinggi pada Anak
Ada beberapa hal yang menyebabkan kondisi leukosit tinggi pada anak.
Dikutip dari Kids Health , dokter tidak tahu persis apa yang menyebabkan leukemia.
Tetapi kebanyakan kasus terjadi ketika ada perubahan (mutasi) pada gen yang terjadi secara spontan.
Artinya, mutasi genetik tidak diturunkan dari orang tua.
Anak-anak memiliki peluang lebih besar untuk memiliki leukemia.
Hal tersebut jika memiliki saudara kembar identik yang menderita leukemia di usia muda, saudara kembar non-identik atau saudara lain dengan leukemia.
Selain itu, kadar leukosit tinggi pada anak juga bisa disebabkan bila Si Kecil menjalani terapi radiasi atau kemoterapi untuk jenis kanker lainnya.
Minum obat untuk menekan sistem kekebalan setelah transplantasi organ bisa menjadi penyebab.
Masalah kesehatan genetik, seperti Sindrom Li-Fraumeni, Down Sindrom, Sindrom Klinefelter, Neurofibromatosis, Ataksia Telangektasia, dan Anemia Fanconi, juga bisa menjadi penyebab leukosit tinggi pada anak.
Leukemia menyerang orang dewasa dan anak-anak. Ini lebih sering terjadi pada anak laki-laki daripada perempuan.
Jenis leukemia yang berbeda mempengaruhi kelompok usia yang berbeda:
- Leukemia limfoblastik akut (LLA) paling sering terjadi pada anak-anak berusia 2 sampai 8 tahun.
- Leukemia myelogenous akut (AML) dapat terjadi pada semua usia, tetapi kebanyakan kasus terjadi pada anak-anak di bawah 2 tahun dan remaja.
- Leukemia myelogenous kronis paling sering terjadi pada remaja.
- Leukemia myelomonocytic remaja (JMML) mempengaruhi bayi dan balita.
Baca Juga: Kumpulan Doa Ulang Tahun Katolik, beserta Ucapan Syukur dan Harapan
Dilansir Mayo Clinic tubuh akan menghasilkan sel darah putih atau leukosit, yang membantu melawan infeksi bakteri, virus, dan jamur.
Jika anak memiliki terlalu sedikit atau terlalu banyak sel darah putih, berikut ini penjelasannya.
1. Leukopenia, Jumlah Sel Darah Putih Rendah
Jumlah sel darah putih yang rendah juga disebut leukopenia), yang berarti anak memiliki terlalu sedikit leukosit yang beredar di dalam darah.
Jumlah sel darah putih yang rendah dalam jangka panjang meningkatkan risiko infeksi dan mungkin disebabkan oleh sejumlah penyakit dan kondisi yang berbeda.
2. Leukimia, Jumlah Sel Darah Putih Tinggi
Leukimia, atau jumlah sel darah putih yang tinggi, berarti memiliki terlalu banyak leukosit yang beredar di dalam darah, biasanya terjadi karena infeksi.
Sejumlah penyakit dan kondisi yang berbeda dapat menyebabkan jumlah sel darah putih tinggi dalam jangka panjang.
Ada beberapa jenis sel darah putih yang masing-masing memiliki aktivitas melawan penyakit yang berbeda.
Jenis utamanya, yaitu Neutrofil, Limfosit, Monosit, Eosinofil, dan Basofil.
Sementara itu, gangguan sel darah putih yang melibatkan jenis sel darah putih tertentu meliputi:
- Neutropenia
Ini adalah kondisi di mana jumlah neutrofil yang rendah, sejenis sel darah putih yang melawan infeksi jamur dan bakteri.
Neutropenia dapat disebabkan oleh kanker atau oleh penyakit, kelainan atau infeksi yang merusak sumsum tulang.
Selain itu, obat-obatan tertentu dan penyakit atau kondisi lain dapat menyebabkan neutropenia.
- Limfositopenia
Kondisi ini adalah penurunan limfosit, jenis sel darah putih yang antara lain, melindungi tubuh dari infeksi virus.
Limfositopenia dapat terjadi akibat sindrom yang diturunkan, terkait dengan penyakit tertentu, atau merupakan efek samping dari obat-obatan atau perawatan lain yang terjadi sebelumnya.
- Gangguan Monosit
Monosit berfungsi untuk membantu menyingkirkan jaringan yang mati atau rusak dan juga mengatur respons imun di dalam tubuh.
Infeksi, kanker, penyakit autoimun, dan kondisi lain dapat menyebabkan peningkatan jumlah monosit.
Penurunan jumlah monosit dapat disebabkan oleh toksin, kemoterapi , dan penyebab lainnya.
- Eosinofilia
Ini adalah kondisi yang lebih tinggi dari jumlah normal sel eosinofil, sejenis sel darah putih yang melawan penyakit.
Eosinofilia dapat disebabkan oleh berbagai kondisi dan gangguan, paling sering oleh reaksi alergi atau infeksi parasit.
- Gangguan Basofilik
Basofil hanya menyumbang sejumlah kecil sel darah putih, tetapi dapat memiliki peran dalam penyembuhan luka, infeksi, dan reaksi alergi.
Penurunan jumlah basofil dapat terjadi akibat reaksi alergi atau infeksi.
Peningkatan jumlah dapat disebabkan oleh jenis kanker darah tertentu atau kelainan lainnya.
Baca Juga: 7 Rekomendasi Blender yang Awet Dipakai, Catat!
Cara Mengatasi Leukosit Tinggi pada Anak
Jika Moms telah menemukan penyebab dan gejala leukosit tinggi pada anak, Moms harus segera menemui dokter untuk menentukan cara untuk mengatasi penyakit tersebut.
Perawatan untuk leukemia tergantung pada jenis leukemia dan faktor lain seperti usia pasien, jumlah sel darah putih dan genetik dari kanker.
Perawatan utamanya adalah kemoterapi, yang melibatkan penyuntikan kombinasi obat-obatan ke dalam darah dan terkadang ke dalam cairan tulang belakang.
Jika kanker muncul kembali setelah kemoterapi, dokter dapat mempertimbangkan transplantasi sumsum tulang, menurut Cancer.org.
“Mereka akan mencari saudara kandung pasien atau register sumsum tulang untuk menemukan donor yang cocok dengan pasien,” kata Sarah.
Transplantasi sumsum tulang akan menggantikan sumsum tulang yang sakit dengan sumsum tulang yang sehat dari donor untuk memberantas penyakit yang ada sebelumnya.
Pada leukemia myelogenous kronis (CML), para ilmuwan telah mengidentifikasi mutasi genetik yang terlibat dalam penyakit tersebut, dilansir Cancer.org.
“Sebuah obat telah dikembangkan yang secara khusus menargetkan mutasi dan dengan meminum obat tersebut setiap hari, kanker dapat dikendalikan,” terang Sarah.
Leukemia limfositik akut (ALL) adalah kondisi leukosit tinggi paling umum yang terjadi pada anak-anak dan memiliki tingkat kelangsungan hidup tertinggi.
Lebih dari 90 persen untuk anak di bawah 5 tahun dan 66,4 persen untuk pasien dari segala usia, menurut National Cancer Institute.
Meski begitu, hingga kini belum ditemukan cara yang efektif untuk mencegah sebagian besar jenis kondisi leukosit tinggi pada anak-anak.
Orang yang telah dirawat karena kanker lain dengan radiasi dan kemoterapi, atau yang telah menggunakan obat yang menekan sistem kekebalan.
Serta orang dengan kondisi genetik tertentu seperti sindrom Down berisiko lebih tinggi terkena leukemia akut, menurut Center of Disease Control and Prevention (CDC).
Baca Juga: 10 Rekomendasi Wisata Kaliurang, Ada Bukit Klangon, Museum Ullen Sentalu, dan Blue Lagoon Jogja
Itu dia Moms, hal-hal yang perlu diketahui dari leukosit tinggi pada anak.
Kenali jika ada gejala dan penyebab leukosit tinggi pada anak agar Moms bisa segera melakukan pengobatan yang dibutuhkan.
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK261/
- https://www.livescience.com/34763-leukemia-blood-cancer-bone-marrow-transplant.html
- https://seer.cancer.gov/
- https://www.lls.org/facts-and-statistics/overview/childhood-blood-cancer-facts-and-statistics
- https://kidshealth.org/en/parents/cancer-leukemia.html
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/pediatric-white-blood-cell-disorders/symptoms-causes/syc-20352674
- https://www.cancer.org/cancer/leukemia-in-children/detection-diagnosis-staging/signs-and-symptoms.html
- https://www.cancer.org/cancer/chronic-myeloid-leukemia/treating/treating-by-phase.html
- https://www.cancer.org/cancer/leukemia-in-children/detection-diagnosis-staging/survival-rates.html
- https://www.cdc.gov/nceh/radiation/phase2/mleukemi.pdf
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.