Bolehkah Bayi Makan Makanan Instan? Berikut Penjelasannya!
Makanan instan dalam kemasan kian banyak ragam dan variannya.
Moms tinggal menyeduh biskuit yang dilumerkan dengan susu, atau sereal dalam bungkusan dan siap disantap oleh Si Kecil.
Meski instan dan dalam kemasan, rasa dan aromanya sangat menyerupai makanan pendamping ASI (MPASI) yang dibuat dari bahan alami seperti sayur, buah, ataupun daging.
Namun, mungkin Moms ragu mengenai kandungan nutrisi dalam makanan instan tersebut.
Apakah memberikan makanan instan pada bayi aman dan memenuhi kebutuhan gizinya?
Baca Juga: 12 Rekomendasi ASI Booster untuk Melancarkan Produksi ASI
Bolehkah Bayi Makan Makanan Instan?
Banyak orang tua khawatir memberikan anaknya makanan instan.
Banyak yang bilang makanan instan tidak baik untuk kesehatan Si Kecil. Apakah betul demikian?
Pakar Nutrisi Prof. Dr. dr. Saptawati Bardosono, M.Sc. mengatakan bahwa pada dasarnya makanan instan tidak berbahaya bagi kesehatan Si Kecil.
Hanya saja, sebaiknya makanan instan tidak dijadikan makanan sehari-hari.
Makanan instan, kata Prof Tati, sebenarnya ditujukan untuk para orang tua yang benar-benar sibuk dan tidak memiliki waktu luang untuk menyiapkan makanan untuk anak-anak mereka.
Dengan demikian, memberikan makanan instan seperti bubur bayi, biskuit, sereal, dan sebagainya boleh-boleh saja dan aman bagi bayi.
Namun, makanan tersebut sebaiknya tidak dijadikan sebagai menu utama. Melainkan sebagai menu pengganti jika Moms tidak sempat memasak.
Baca Juga: 15+ Makanan Bayi 1 Tahun yang Dianjurkan dan Dilarang
Makanan Instan Membuat Anak Ketagihan
Menurut Prof. Tati, terlalu sering mengonsumsi makanan instan akan membuat Si Kecil jadi susah makan sayur.
Meskipun sudah ada penambahan gizi, makanan instan tidak lebih bergizi dari makanan segar.
Selain itu, kandungan dalam makanan instan juga bisa membuat anak ketagihan.
Alih-alih memberikan makanan instan, Prof Tati menyarankan para Ibu Sibuk untuk memasak makanan bayi dalam jumlah agak banyak untuk bisa disimpan di dalam lemari es.
Saat jam makan Si Kecil tiba, Moms bisa langsung menghangatkan dan menyajikannya.
“Makanan instan itu jangan jadi rutinitas. Ini hanya untuk kondisi darurat,” ucapnya.
Baca Juga: Mengulik Makanan Tambahan Balita, Manfaatnya hingga Contoh Makanannya
Mengapa Makanan Instan Tidak Boleh Rutin Diberikan?
Dikutip dari Smartparenting.com.ph, ada beberapa alasan mengapa orang tua sebaiknya tidak memberikan makanan instan secara rutin kepada Si Kecil.
Apa saja? Yuk, lihat daftarnya!
1. Mengandung Garam, Gula, dan Lemak Tinggi
Meskipun akan mudah untuk merujuk pada label, faktanya adalah Moms tidak benar-benar tahu apa yang masuk ke dalam makanan bayi instan.
Ada aditif dan pengawet dan kemungkinan mengandung lebih banyak gula dan garam.
Kandungan ini bisa membuat anak jadi gemuk dan lebih berisiko menderita diabetes dan hipertensi di kemudian hari.
2. Bisa Jadi Minim Nutrisi
Menurut sebuah penelitian yang dilakukan di Universitas Glasgow, bayi perlu makan dua kali jumlah makanan yang dibeli di toko untuk mendapatkan jumlah energi, protein, dan nutrisi yang sama dengan makanan bayi buatan sendiri.
Pada penelitian itu juga ditemukan bahwa produk makanan instan tidak memperhatikan nutrisi, rasa, ataupun tekstur yang sesuai dengan tahapan makan bayi.
3. Anak Jadi Picky Eater
Cita rasa makanan bayi instan tidak sama dengan makanan rumahan. Hal ini akan membuat Si Kecil sulit untuk beradaptasi dengan makanan rumahan.
Begitu Si Kecil mulai makan makanan rumahan, dia jadi picky eater alias memilih-milih makanan.
Baca Juga: 5 Inspirasi Menu Nugget Ayam Wortel untuk Anak Picky Eater
Memberikan Makanan Instan Tak Boleh Sembarangan
Menurut dr. Caessar Pronocitro, seorang dokter spesialis anak dari RS Pondok Indah Bintaro Jaya, makanan yang dibuat sendiri atau instan sebenarnya boleh saja jika dipandang dalam sudut pandang medis.
Sebagai catatan, makanan instan tidak dibuat sembarangan tetapi harus mematuhi standar internasional untuk makanan anak.
“Apabila makanan tersebut sudah lulus BPOM berarti aman untuk dikonsumsi serta harus diperhatikan kebutuhan nutrisinya menurut usia, berdasarkan standar internasional. Namun, hindari pemakaian bumbu atau pemanis tambahan pada makanan instan anak,” ujar dr. Caessar pada Kulwap Orami Community
Kandungan makanan instan yang dikonsumsi anak juga perlu diperhatikan, ya, Moms. Jangan sampai anak kurang mendapatkan asupan gizi.
Gizi yang cukup dapat mencegah anak terkena gangguan pertumbuhan, seperti stunting.
Gizi yang cukup mampu menjaga perkembangan anak agar sesuai dengan usianya.
Selain itu, Moms juga perlu membedakan antara makanan instan dengan makanan cepat saji.
Memberikan makanan cepat saji untuk anak boleh saja, selama tidak berlebihan.
Perlu diketahui, bahwa makanan cepat saji tidak memiliki nutrisi yang cukup bagi pertumbuhan anak sehingga hindari pemberian makanan tersebut kepada mereka.
Selain mengandung kadar lemak dan gula yang banyak, makanan cepat saji mengakibatkan anak mengalami obesitas di kemudian hari.
Dampak lainnya adalah mengganggu perkembangan otak, mudah lemas, dapat menurunkan rasa percaya diri.
Untuk itu, hindari pemberian makanan cepat saji terutama jika anak sedang dalam masa pertumbuhan.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Botol Susu Bayi Berkualitas, Sudah Pakai?
Fakta Makanan Instan Bayi
Simak fakta-fakta memberikan makanan instan pada bayi berikut ini, lengkap dengan saran para ahli.
1.Nutrisi Makanan Instan
Sebuah penelitian gabungan universitas di Kamerun, Afrika, pada 2016, meriset para bayi yang mengonsumsi makanan instan berbahan baku kacang-kacangan, umbi-umbian, sayuran, daging, bahkan lobster.
Studi ini mengungkapkan bahwa produk makanan pelengkap siap makan yang diformulasikan dari komoditas makanan yang tersedia secara lokal, dapat memenuhi kebutuhan gizi makro bayi dan anak-anak.
Meski perlu diteliti lagi lebih lanjut, sebagai temuan awal, makanan instan bayi dapat menjadi diet rehabilitasi untuk anak-anak kurang gizi.
Selain efektif menambah berat badan, pengolahan makanan lebih hemat biaya.
Dengan catatan, kadar kandungan dalam semangkuk MPASI sesuai dengan rekomendasi badan pangan dan kesehatan PBB.
MPASI instan diformulasikan, dalam kajian tersebut, dibuat dari kacang kedelai, udang karang, kentang Irlandia, wortel, beras, dan gula memiliki kandungan protein yang sesuai dengan nilai rekomendasi FAO/WHO 10 persen.
2. Hanya Sebagai Selingan
Meskipun secara nutrisi, dengan catatan bahan-bahannya alami, makanan instan bayi sebaiknya diberikan sebagai selingan, dari makanan padat yang Moms masak sendiri.
Gunakan makanan instan hanya pada saat bepergian atau kondisi terdesak.
Sebab umumnya produk MPASI instan telah dibumbui gula dan garam, sejak kemasan untuk 6 bulan sekalipun.
Jika dalam MPASI homemade Moms menambahkan bumbu seperti bubuk jintan, buah-buahan, kayu manis, ketumbar, bawang, untuk aroma alami, makanan instan juga mengandung perisa buatan.
Para ahli merekomendasikan pemberian garam baru boleh diberikan setelah usianya satu tahun.
Jika ingin mencoba sedikit demi sedikit, maka batasi penggunaannya, kurang dari 1 gram sehari bagi bayi setelah 6 bulan.
Mengonsumsi garam berlebihan di usia ini meningkatkan risiko hipertensi dan gangguan ginjal ketika dewasa.
Komite Penasihat Ilmiah tentang Gizi (SACN) Inggris menyatakan termasuk di antaranya untuk dihindari pada pasta kalengan, makanan mengandung ekstrak ragi, bahkan susu formula yang mengandung tambahan gula dan garam.
Penting buat Moms memerhatikan kandungan gula dan garam pada table komposisi.
Memberi makan hasil olahan sendiri, Pauline Emmett dan Vicky Cribb, ahli gizi yang melakukan penelitian, memungkinkan kita selalu memantau asupan terbaik bagi Si Kecil.
Selain juga membiasakan lidah bayi dengan masakan rumahan dalam bentuk encer sekalipun.
3. Makanan Instan yang Dianjurkan
Pemberian oat pada bayi, diakui sangat praktis dan memenuhi kebutuhan nutrisi karena kaya akan mineral, vitamin, serat dan antioksidan.
Makanan ini dapat dimasak, maupun disiram susu atau air panas. Oat juga bisa dibuat panekuk, atau campuran kue lain.
Dilansir kanal Parenting FirstCry, oat juga sumber energi yang baik untuk bayi Anda. Oat membantu pencernaan lebih lancar.
Telah ditemukan juga bahwa gandum adalah satu-satunya jenis sereal yang paling sedikit alergi pada anak-anak.
Oat dapat menunjang fungsi dan perkembangan otak dan tulang lebih baik, serta menangkal radikal bebas.
Nah, itulah beberapa fakta tentang memberikan makanan instan pada bayi.
Sebagian Moms mungkin ragu untuk memberikannya kepada Si Kecil.
Namun, makanan instan ini bisa sangat membantu jika Moms sedang tidak memiliki akses untuk memasakan makanan sendiri.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.