Mata Silinder: Gejala, Faktor Penyebab, dan Cara Menanggulanginya
Pernah alami penglihatan kabur atau sering merasa pusing? Moms, ini saatnya untuk ke dokter. Siapa tahu Moms mengalami gangguan mata silinder.
Mata silinder merupakan kondisi di mana mata mengalami penglihatan kabur dan berbayang akibat bentuk kornea atau lensa mata tidak cembung sempurna.
Tidak hanya orang dewasa, mata silinder juga kerap dialami oleh anak-anak, lho, Moms!
Untuk mengetahui tentang gejala, penyebab dan cara mengatasi mata silinder, simak ulasannya berikut ini!
Baca Juga: 5 Cara Menggunakan Baking Soda untuk Gigi Agar Putih, Tertarik Mencoba Moms?
Apa Itu Mata Silinder?
Sama halnya dengan rabun jauh (miopi), rabun dekat (hipermetropi) dan mata tua, mata silinder merupakan kelainan refraksi mata.
Melansir Ophthalmic And Physiological Optics, mata silinder yang dikenal dengan istilah astigmatisme terjadi akibat tidak sempurnanya kelengkungan atau kurvatur pada kornea atau lensa mata.
Sehingga menyebabkan penglihatan menjadi kabur dan berbayang atau fokus lebih dari satu.
Pada kondisi normal, kornea atau lensa mata memiliki lengkungan atau kurvatur seperti bola bundar.
Sedangkan penderita mata silinder, kornea atau lensa mata memiliki permukaan berbentuk telur atau oval.
Kondisi ini biasanya bawaan sejak lahir dan dialami bersamaan dengan rabun jauh dan rabun dekat.
Baca Juga: 4 Pilar Gizi Seimbang dari Kementerian Kesehatan Indonesia yang Perlu Moms Ketahui
Gejala Mata Silinder
Mata silinder merupakan kelainan refraksi mata yang sangat umum terjadi pada orang dewasa dan anak.
Jika dialami oleh anak-anak, maka mereka mungkin tidak menyadarinya karena pemahaman tentang benda yang belum sempurna.
Tanda-tanda atau gejala mata silinder setiap orang pun berbeda-beda.
Pada penderita astigmatisme ringan, kemungkinan tidak mengalami gangguan penglihatan yang berarti, sehingga kerap diabaikan.
Sementara untuk gejala umum, selain penglihatan kabur dan berbayang, orang dengan mata silinder juga kadang mengalami sakit kepala.
Mengutip All About Vision, adapun gejala mata silinder meliputi:
1. Penglihatan Buram pada Semua Jarak
Astigmatisme terjadi ketika kornea mata atau lensa memiliki bentuk tidak simetris.
Artinya, cahaya yang masuk ke mata dari sudut berbeda, akan dibiaskan ke beberapa titik fokus di dalam mata, bukan hanya satu.
Itulah sebabnya astigmatisme dapat memengaruhi penglihatan dekat, menengah dan jauh secara bersamaan.
2. Penglihatan Terdistorsi atau Penglihatan Ganda
Tidak simetrisnya bentuk kornea atau lensa akan membiaskan cahaya sedemikian rupa sehingga benda terlihat bengkok atau melengkung.
Selain itu, mata silinder menyebabkan penglihatan ganda dengan melihat dua gambar dari satu objek.
Objek juga mungkin terlihat lebih kecil dan lebih besar dari yang sebenarnya.
3. Persepsi Kedalaman Mata yang Buruk
Mata silinder akan memengaruhi persepsi kedalaman mata, di mana sulit untuk menilai seberapa dekat atau jauh suatu objek.
Biasanya kondisi ini mengakibatkan pusing atau mual.
4. Penglihatan buruk di Malam Hari
Orang dengan mata silinder juga akan menyulitkannya melihat dengan baik di malam hari.
5. Ketegangan Mata dan Sakit Kepala
Meski tidak mengalami penglihatan kabur, orang dengan mata silinder gejala ringan mungkin akan mudah mengalami mata tegang dan kelelahan.
Sehingga tak jarang orang yang menderita mata silinder kerap mengalami sakit kepala.
6. Menyipitkan Mata Agar Penglihatan Lebih Fokus
Sering menyipitkan atau memicingkan mata ketika melihat sesuai juga bisa menjadi salah-satu tanda mata silinder.
7. Gejala Mata Silinder pada Anak
Kebanyakan anak-anak tidak menyadari jika memiliki astigmatisme.
Untuk itu, Moms perlu melihat kebiasaannya.
Jika saat membaca atau menonton Si Kecil sering memicingkan mata, atau mengeluh mata sakit, bisa jadi tanda-tanda ia mengalami astigmatisme.
Faktor Penyebab Mata Silinder
Mata silinder atau astigmatisme biasanya merupakan bawaan sejak lahir dan mungkin berkembang di kemudian hari.
Selain itu bisa terjadi setelah mengalami cedera mata dan operasi mata.
Kelainan refraksi mata ini dapat dialami siapapun, namun paling sering dialami oleh mereka yang memiliki kondisi berikut:
- Riwayat anggota keluarga dengan astigmatisme atau kelainan mata lainnya seperti keratoconus
- Terdapat jaringan parut pada kornea
- Rabun jauh dan rabun dekat yang parah
- Pernah menjalani operasi mata seperti operasi katarak
Baca Juga: Daftar Gizi pada Makanan yang Mendukung Daya Pikir Anak, Moms Perlu Catat!
Tahap Pemeriksaan Mata Silinder
Jika Moms atau si kecil mengalami salah satu gejala mata silinder, maka sebaiknya segera memeriksakan mata ke dokter spesialis mata (Sp.M).
Dengan begitu, dokter akan melakukan pemeriksaan mata secara lengkap.
Sebelum melakukan pengobatan, beberapa pemeriksaan yang mungkin dilakukan oleh dokter yaitu:
1. Pemeriksaan Penglihatan
Salah satu tes untuk mengetahui mata silinder adalah dengan melakukan pemeriksaan penglihatan.
Pemeriksaan ini adalah pemeriksaan standar yang sudah kerap dilakukan saat berkunjung ke dokter mata.
Moms pasti pernah lihat ada suatu kertas berisi huruf dengan berbagai ukuran yang ditempel di tembok saat berada di ruangan dokter mata.
Kertas tersebut yang akan digunakan sebagai salah satu instrumen untuk tes mata silinder.
Saat pemeriksaan, Moms akan diinstruksikan berdiri atau duduk sejauh 20 kaki atau sekitar 6 meter dari tembok, sebelum membaca huruf yang ada di sana.
Jika Moms bisa melihat semua huruf dengan baik dari jarak 20 kaki, maka hasil pemeriksaan mata menunjukkan visus 20/20.
Artinya, tidak ada gangguan penglihatan yang Moms alami.
Bila salah satu angka hasil pemeriksaan tersebut berbeda, ada suatu gangguan yang perlu mendapat perawatan.
Misalnya, pada hasil pemeriksaan visus 20/80, Moms perlu berdiri di jarak 20 kaki untuk bisa melihat jelas, layaknya orang normal yang membaca dari jarak 80 kaki.
2. Refraksi
Dilansir dari Asosiasi Optimetris Amerika Serikat, tes mata silinder juga bisa dilakukan dengan metode refraksi.
Berikut ini tahapannya.
- Dokter akan menempatkan sejumlah lensa di depan mata dengan menggunakan alat bernama phoropter.
- Lalu, dokter akan mengukur kemampuan mata dalam memfokuskan cahaya dengan alat lain yang dinamakan retinoskop.
Dari sana, akan terlihat respons mata terhadap cahaya yang diberikan dan dokter akan mencocokkan jenis lensa yang membuat Moms bisa melihat dengan lebih jelas.
3. Keratometri
Cek mata silinder juga dapat dilakukan dengan tes mata keratometri.
Tes ini dilakukan menggunakan alat keratometer yang dapat mengukur lengkungan atau kurvatur yang terletak di belakang kornea mata.
Dengan alat ini, dokter bisa mengetahui lengkungan yang paling tajam dan datar.
Hal ini berguna untuk mengetahui kinerja kornea dan kemampuannya untuk fokus ke suatu objek.
4. Topografi kornea
Melansir British Journal of Ophthalmology, topografi kornea merupakan tes mata silinder modern yang bisa memberikan informasi detail ke dokter mata mengenai bentuk kornea.
Saat melakukan tes ini, dokter akan menginstruksikan Anda untuk fokus melihat ke suatu objek.
Lalu, selama berusaha fokus melihat, alat tersebut akan mengumpulkan berbagai informasi dan ukuran dari mata.
Alat ini lalu akan membuat gambaran atau pemetaan kornea pasien berdasarkan warna.
Baca Juga: 9 Cara Memperbanyak ASI Secara Alami serta Makanan Pelancar ASI untuk Ibu Menyusui
Cara Menanggulangi Mata Silinder
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengoreksi penglihatan kabur dan berbayang akibat mata silinder. Beberapa di antaranya yaitu:
1. Menggunakan Kacamata
Penggunaan kacamata merupakan cara paling mudah dan banyak dilakukan untuk megoreksi penglihatan kabur dan berbayang pada mata silinder.
Lensa kacamata silinder didesain khusus untuk mengatasi kelengkungan mata yang tidak simetris agar penglihatan menjadi jelas.
Artinya, jika tak memakainya, Moms mungkin akan tetap mengalami gangguan penglihatan.
Ukuran silinder Moms pun kemungkinan tidak akan berkurang dengan memakai kacamata terus-menerus.
2. Memakai Lensa Kontak
Menggunakan lensa kontak juga bisa membantu mengoreksi penglihatan pada mata silinder.
Fungsinya sebenarnya hampir sama dengan kacamata yaitu untuk mengatasi kelengkungan mata yang tidak simetris.
Jenis lensa kontak untuk orang dengan mata silinder ringan, berbeda dengan mata silinder yang tergolong parah.
3. Operasi LASIK
LASIK mata dilakukan dengan dengan membuat flap, yaitu lapisan atau lipatan tipis di kornea.
Flap itu kemudian dilipat kembali.
Dengan menggunakan laser excimer, jaringan kornea yang terletak di bawah flap akan dikikis sampai kornea membentuk kelengkungan yang normal.
Pemulihan operasi biasanya LASIK kurang dari sebulan sehingga banyak orang yang memilih opsi ini.
Baca Juga: 9+ Dokter Kandungan Surabaya Terbaik untuk Konsultasi dan Atasi Gangguan Kesuburan
4. FemtoLASIK
Prosedur FemtoLASIK merupakan salah satu prosedur LASIK dengan metode terbaru. Laser femtosecond digunakan untuk membuat flap atau bukaan pada area kornea.
Kemudian, dengan laser excimer, jaringan kornea yang terletak di bawah flap akan dikikis sampai kornea membentuk kelengkungan yang normal.
Setelah selesai, flap akan dikembalikan ke posisi semula. FemtoLASIK diklaim memberikan kenyamanan lebih pada pasien dibanding dengan LASIK biasa.
5. ReLEx SMILE
ReLEx SMILE merupakan metode operasi LASIK yang tidak memerlukan pembukaan atau flap pada kornea.
Melainkan, dengan membuat lenticule yaitu lapisan tipis dari jaringan kornea dan insisi/potongan kecil pada sisi kornea dengan laser khusus.
Kemudian lenticule akan dikeluarkan sehingga mengubah bentuk kornea dan jalan sinar yang masuk ke mata sehingga dapat mengembalikan tajam penglihatan.
Meski metode ini terbilang aman, tak semua penderita mata minus dan silindris bisa menggunakan metode ReLex SMILE.
Beberapa syarat untuk menjalani proses ReLEx SMILE, yaitu:
- Berusia 18 tahun ke atas
- Tidak mengalami perubahan resep kacamatan signifikan selama satu tahun terakhir
- Miopia hingga minus 10 atau astigmatisme hingga 5 D
- Tidak sedang hamil
- Tidak memiliki sejarah medis mata signifikan
- Tidak memiliki sejarah penyakit mata di keluarga seperti katarak
6. Photo Refractive Keratectomy (PRK)
Sama halnya dengan LASIK, PRK juga menggunakan laser dalam prosesnya.
Prosedur ini merupakan metode lama untuk mengubah bentuk kornea.
Waktu pemulihannya agak lebih lama dari LASIK, yaitu 1-3 bulan.
Moms juga biasanya perlu memakai kaca mata pelindung dari sinar matahari ketika keluar rumah.
Pasalnya, paparan cahaya mentari langsung ke mata dapat menimbulkan jaringan parut pada kornea yang sudah dioperasi.
Jaringan ini kemudian bisa mengganggu penglihatan.
Selama masa pemulihan, pastikan Moms cukup istirahat selama beberapa hari pascaprosedur.
Jangan lupa juga untuk menghindari aktivitas fisik yang berat hingga satu minggu setelah prosedur.
Baca Juga: 7 Pilihan Pet Shop Depok untuk Membeli Keperluan Hewan Peliharaan
Nah, itu dia penjelasan tentan gejala, penyebab dan cara pengobatan mata silinder atau agtimatisme.
Apabila Moms mengalami mata silinder, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan pengobatan yang tepat, ya!
Semoga ini bisa membantu Moms yang mengalami masalah mata silinder, ya!
- https://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/opo.12128
- https://bjo.bmj.com/content/83/7/774
- https://www.allaboutvision.com/conditions/astigmatism-treatment/
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/astigmatism/diagnosis-treatment/drc-20353838
- https://www.healthline.com/health/astigmatism#diagnosis
- https://www.aao.org/eye-health/diseases/what-is-astigmatism
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.