Benarkah Botox Bikin Bahagia? Begini Kata Ahli
Botox adalah neurotoksin yang bisa menyamarkan kerutan, mencegah keringat berlebihan dan mengurangi sakit kepala migrain. Suntikan botox juga bisa meringankan gejala depresi.
Penelitian dalam Journal of Psychiatric Research menjelaskan cara kerja suntikan botox dalam meringankan gejala depresi.
Terutama saat seseorang melakukan suntik botox pada garis kerutan yang biasanya terletak di garis tengah antara alis.
"Penggunaan botox atau neuromodulator lain seperti xeomin atau dysport juga akan memblokir saraf trigeminal otak, yang memberi kemampuan untuk mengerutkan dahi dan memberi tahu otak bahwa kita sedih, ”jelas Z. Paul Lorenc, MD, ahli bedah plastik New York City dikutip dari The Healthy.
Baca Juga: Melakukan Botox Saat Hamil, Berbahaya Atau Tidak?
Dalam arti lain, botox memainkan peran penting di otak dalam mengirim pesan dari atau ke seluruh tubuh.
Manfaat Botox untuk Gejala Depresi
Foto: shutterstock.com
Dr. Lorenc mengatakan penelitian tentang hubungan antara suntik botox dalam meringankan gejala penyakit itu sangat menarik. Ia memperhatikan bahwa orang dengan depresi musiman (seasonal depression) bisa meringankan gejalanya.
Ada pula teori lain tentang manfaat suntik botox untuk meningkatkan suasana hati. Suntik botox membuat kita merasa tampil lebih baik yang akhirnya memengaruhi suasana hati menjadi senang.
Satu studi mengatakan efek kosmetik adalah bagian yang memengaruhi suasana hati tersebut. Tapi, efek antidepresan tetap lebih lama daripada efek kosmetik.
Baca Juga: Perbedaan Filler dan Botox, Perawatan Kecantikan yang Selalu Populer
Norman Rosenthal, MD, Profesor Klinis Psikiatri di Georgetown University Medical School dan Eric Finzi, MD, PhD ahli bedah dermatologi Maryland juga optimis tentang kegunaan suntik botox dalam mengobati depresi.
“Kami menyarankan agar toksin botulinum tipe A bisa dianggap sebagai potensi Rx untuk depresi. Bila makin banyak data yang terkumpul, kami akan mencari cara terbaik untuk menggunakan alat baru ini," kata mereka.
Menurut Journal of Psychiatric Research tahun 2012 dilansir dari Psychology Today, peneliti mengidentifikasi beberapa potensi dari suntik botox sebagai pengobatan depresi, salah satunya sedikit interaksi dengan obat tertentu.
Masih Butuh Penelitian Panjang
Foto: shutterstock.com
Meski begitu, ada beberapa keterbatasan penelitian. Karena, lebih dari 90 persen peserta adalah perempuan. Sehingga efektivitas suntik botox sebagai pengobatan pada pria masih kurang.
Selain itu, penelitian ini juga berlangsung singkat sekitar enam minggu, yang artinya daya tahan efek antidepresan masih diragukan.
Sebagian besar, 9 hari berlalu setelah skrining dan pengobatan akan mengubah atau meringankan depresi peserta.
David Straker, DO, seorang psikiater di beberapa Rumah Sakit New York, belum 100 persen menyediakan botox sebagai antidepresan.
"Bukti menunjukkan bahwa botox dapat membantu mengatasi depresi, tetapi penelitian skala besar belum dilakukan," kata David.
David mengatakan sekarang ini uji klinis sedang dilakukan, tetapi belum disetujui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan AS.
Baca Juga: Mengenal Botox, Perawatan untuk Mengurangi Kerutan di Wajah
"Jika seseorang mengalami depresi berat dan menggunakan botox sendiri untuk mengatasinya tanpa pengawasan psikiatris atau psikologis, gejala depresi bisa makin memburuk," katanya.
Sejauh ini, David biasanya merekomendasikan terapi botox hanya untuk kasus depresi yang ringan.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.