27 April 2020

Ini Langkah Mendiagnosis PDD-NOS pada Anak

Bisakah dideteksi sejak dini?

Pervasive Developmental Disorder – Not Otherwise Specified (PDD-NOS) mengacu pada sekelompok gangguan yang ditandai dengan gangguan dalam perkembangan interaksi sosial, komunikasi verbal dan non-verbal, aktivitas imajinatif dan sejumlah minat dan kegiatan yang cenderung berulang-ulang .

Diagnosis PDD-NOS diberikan ketika seorang anak tidak sepenuhnya memenuhi kriteria Autism Spectrum Disorder (ASD), Sindrom Asperger, Sindrom Rett atau Gangguan Disintegratif Anak, tetapi memiliki beberapa karakteristiknya.

Baca Juga: Mengenali Gejala Autisme Pada Bayi

Semua anak penderita PDD-NOS tidak memiliki gejala yang sama. Gejala dapat terjadi dari tingkat ringan, dengan anak hanya menunjukkan beberapa gejala saat di sekolah atau di rumah.

Journal of Autism and Developmental Disorders menunjukkan bahwa anak-anak dengan PDDNOS kurang dalam teori kemampuan pikiran.

Anak-anak lain mungkin memiliki bentuk PDD-NOS yang lebih parah dan mengalami kesulitan dalam segala aspek kehidupan.

Usia Berapa Anak Bisa Didiagnosis PDD-NOS?

PDD-NOS, autisme pada anak
Foto: PDD-NOS, autisme pada anak

Foto: Orami Photo Stock

“Gejala ini mulai tampak sejak lahir atau saat masih kecil biasanya sebelum anak berusia 3 tahun. Meski seringkali dianggap ringan tapi ternyata dalam beberapa hal manifestasi klinis tertentu justru lebih parah gangguannya,” jelas dr. Anggia Hapsari, Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa Konsultan Psikiatri Anak & Remaja RS Pondok Indah – Bintaro Jaya.

Baca Juga: 4 Olahraga Terbaik untuk Anak dengan Autisme

Seringkali anak-anak dengan PDD-NOS dianggap memiliki bentuk autisme yang "lebih ringan", meskipun mungkin tidak secara teknis benar. Satu gejala mungkin ringan, sementara yang lain mungkin melemahkan.

Tes untuk Mendiagnosis PDD-NOS?

PDD-NOS, autisme pada anak
Foto: PDD-NOS, autisme pada anak

Foto: Orami Photo Stock

“PDD-NOS biasanya didiagnosa oleh psikiater anak, pediatrik, atau psikolog klinis anak. Tidak ada tes khusus tunggal yang dapat diberikan untuk menentukan apakah seorang anak pada spektrum autisme,” terang dr. Anggia.

Diagnosis dilakukan melalui observasi, angket, dan tes. Orang tua biasanya akan memulai pencarian diagnosis dengan pertanyaan untuk dokter spesialis anak mereka tentang perkembangan anak mereka setelah melihat kelainan.

Dari sana, dokter akan mengajukan pertanyaan untuk mengukur perkembangan anak dibandingkan dengan mereka yang sesuai dengan seusianya.

Baca Juga: Patut Disimak dan Diikuti, Ini 3 Cara Mengatasi Tantrum pada Anak Autis

Satu tes yang mengukur ini adalah tes Daftar Periksa Modifikasi Autisme di Balita (MCHAT) yang berisi daftar pertanyaan yang jawabannya akan menentukan apakah anak harus dirujuk ke spesialis seperti psikiater anak, dokter spesialis anak konsultan tumbuh kembang, dokter spesialis anak konsultan saraf anak atau psikolog, atau tidak perlu.

Selain itu, dapat menggunakan tes CARS (Childhood Autism Rating Scale) dan kriteria diagnosis berdasarkan DSM-IV-TR atau yang terbaru adalah DSM V yang merupakan serangkaian karakteristik dan kriteria untuk memenuhi syarat untuk diagnosis autisme.

Menurut jurnal yang diterbikan Ilmu Kesehatan Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, CARS rating system (Childhood Autism Rating Scale), dikembangkan oleh Eric Schopler pada awal 1970-an, berdasarkan pengamatan terhadap perilaku.

Di dalamnya terdapat 15 nilai skala yang mengandung penilaian terhadap hubungan anak dengan orang, penggunaan tubuh, adaptasi terhadap perubahan, respon pendengaran, dan komunikasi verbal.

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.