20 Februari 2024

Tanda dan Dampak Terlalu Mengekang Anak, Moms Wajib Tahu!

Terlalu mengekang anak malah akan berbalik menimbulkan masalah

Belakangan ini pola asuh strict parents atau orang tua yang terlalu mengekang anak menjadi pembicaraan banyak orang.

Aturan dan disiplin memang harus ada untuk kebaikan anak sendiri, tapi tetap tidak boleh berlebihan sampai mengekang anak lho, Moms.

Menurut buku The Psychology of Parental Control: How Well-Meant Parenting Backfires dan beberapa penelitian ilmiah lain, terlalu banyak melarang anak sudah terbukti akan memicu masalah seperti:

  • Anak memiliki disiplin diri dan tangggung jawab yang rendah
  • Beresiko membuat anak menjadi pelaku bully
  • Anak memendam perasaan marah dan cenderung depresi
  • Anak kurang bisa berpikir kritis dan hanya mengikuti perintah
  • Anak sering membangkang dan melakukan tindakan beresiko secara sembunyi
  • Hubungan orang tua dan anak yang tidak baik

Mungkin asal mula Moms mengekang anak adalah untuk kedisiplinan atau pembentukan perilaku Si Kecil.

Namun, terlalu banyak mengekang anak juga bisa memberikan dampak buruk untuk perkembangan anak-anak.

Tanpa disadari mengekang anak berhasil membentuk Si Kecil menjadi sosok yang telah disebutkan di atas.

Untuk itu, mari kita cari tahu tanda-tanda jika Moms dan Dads terlalu mengekang Si Kecil di bawah ini.

Baca Juga: 4 Tipe Pola Asuh Anak, Mana yang Moms Pilih?

Jenis-jenis Pengekangan

Ilustrasi Orang Tua Marahi Anak
Foto: Ilustrasi Orang Tua Marahi Anak (freepik.com/peoplecreations)

Sebagai informasi pengekangan ternyata terdiri dari berbagai jenis, lho Moms.

Dari setiap jenis pengekangan ini memiliki cara-cara yang berbeda, di antara lainnya:

Pengekangan Fisik

Pengekangan fisik adalah perangkat yang membatasi gerakan anak.

Ini bisa termasuk penahan lengan, kaki, pangkuan, atau rompi, pencabutan alat bantu mobilitas, seperti kerangka berjalan, kursi atau tempat tidur yang sulit digunakan anak, dan lainnya.

Biasanya pengekangan fisik digunakan untuk salah satu dari tujuan berikut:

  • Sebagai hukuman
  • Untuk kenyamanan orang di sekitar
  • Sebagai cara untuk menimbulkan rasa sakit

Pengekangan Kimia

Pengekakan kimia adalah pengekakan yang dilakukan dengan memberikan obat-obatan yang digunakan untuk membius anak dengan cepat jika dia melakukan kekerasan.

Ini akan diberikan sebagai pil atau suntikan. Berbeda dengan pengekangan fisik, pengekangan jenis ini cenderung jarang dilakukan oleh orang tua.

Pengasingan

Sesuai dengan namanya, pengangisan adalah menempatkan anak di kamar sendirian tanpa perlu bersosialisasi dengan orang lain.

Dengan melakukan pengasingan biasanya Si Kecil tidak diberikan kesempatn untuk mengekspresikan dirinya.

Baca Juga: Mengenal Pola Asuh Permisif dan Dampak Buruknya pada Anak

Tanda-tanda Terlalu Mengekang Anak

Supaya niat baik mendidik anak tidak berbalik jadi masalah, tidak ada salahnya kalau Moms melakukan introspeksi dalam pola asuh.

Berikut ini terdapat beberapa tanda terlalu mengekang anak yang mungkin bisa terjadi, di antara lain:

1. Tidak Sabar Menghadapi Tingkah Anak

Ilustrasi Anak dimarahi (Orami Photo Stock)
Foto: Ilustrasi Anak dimarahi (Orami Photo Stock)

Tanda selanjutnya yang menunjukkan jika Moms terlalu mengekang anak adalah Moms tidak sabar menghadapi tingkah anak.

Siapa nih, Moms yang sering tidak sabaran dan cepat kesal saat buah hati sesekali mengajak bercanda, bermain, atau melakukan keisengan?

Menganggap kesenangan kecil seperti tadi sebagai gangguan, membuang waktu, atau perilaku tidak disiplin bisa menjadi tanda terlalu mengekang anak lho, Moms.

2. Jarang Memberikan Anak Kesempatan Untuk Bermain

Ilustrasi Anak dimarahi (Orami Photo Stock)
Foto: Ilustrasi Anak dimarahi (Orami Photo Stock)

Jangankan bermain bersama teman, anak bahkan seringkali tidak punya kesempatan untuk istirahat sepulang sekolah karena harus segera pergi mengikuti berbagai jenis les untuk mendukung pendidikannya.

Walau awalnya dilakukan dengan niat untuk membuat anak menghabiskan waktunya secara produktif.

Namun, memadatkan jadwal anak dengan berbagai aktivitas terstruktur tanpa menyisakan waktu untuk bermain juga bisa jadi tanda terlalu mengekang anak.

Waktu bermain yang cukup penting bagi anak untuk bereksplorasi, berinteraksi sosial, dan mengembangkan keterampilan yang tidak dapat diperoleh melalui kegiatan terstruktur.

Baca Juga: Waspada Terapkan Pola Asuh Otoriter, Bisa Berdampak Negatif pada Anak!

3. Memberikan Banyak Aturan Tanpa Menjelaskan Alasan

Ilustrasi Anak dimarahi (Orami Photo Stock)
Foto: Ilustrasi Anak dimarahi (Orami Photo Stock)

Tanda terlalu mengekang anak yang paling mudah dikenali adalah menuntut anak mengikuti aturan yang Moms buat tanpa menjelaskan alasannya.

Saat anak bertanya kenapa, orang tua yang melakukan ini biasanya sering mengucapkan, “Pokoknya kata mama begitu!”, sebagai kalimat andalan.

Tidak heran, akhirnya anak merasa terkekang dan frustasi karena merasa pendapat dan pemikirannya tidak berarti bagi orang tua.

Padahal dengan memberikan penjelasan yang jelas tentang aturan yang ditetapkan, anak dapat memahami alasan di balik aturan tersebut.

Jadi, anak merasa lebih terlibat dalam proses pengambilan keputusan. Ini juga membantu anak mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan mandiri.

4. Sering Memberikan Ancaman

Ilustrasi Ibu Marahi Anak (Orami Photo Stock)
Foto: Ilustrasi Ibu Marahi Anak (Orami Photo Stock)

Tanda terlalu mengekang anak selanjutnya yang bisa Moms ketahui adalah ketika Moms sering memberikan ancaman.

Moms, mengingatkan konsekuensi yang akan terjadi saat anak tidak menurut itu tidak sama dengan memberikan ancaman yang membuat anak khawatir atau takut.

Bedakan kalimat, “Memangnya kamu mau berdiri di depan kelas karena tidak menyelesaikan PR?“

“Kalau PR tidak selesai, malam ini kamu tidur di luar saja,” atau “Awas kalau tidak menurut, nanti mama kirim ke asrama.”

Dalam memberikan pengarahan dan mendisiplinkan anak, penting untuk mempertimbangkan pendekatan yang membangun, memberikan penjelasan yang jelas, dan mengajarkan tanggung jawab serta konsekuensi dari tindakan mereka.

Baca Juga: 7+ Contoh Hukuman yang Mendidik Anak Tanpa Kekerasan

5. Sering Melontarkan Perkataan Yang Menyakiti Hati Anak

Ilustrasi Anak Menangis (Orami Photo Stock)
Foto: Ilustrasi Anak Menangis (Orami Photo Stock)

Orang tua yang mengekang anak juga sering melakukan “pemerasan emosional” atau melontarkan perkataan yang menyakiti hati anak saat melakukan kesalahan atau tidak mau menurut.

Misalnya saja dengan kalimat seperti, “Kamu sengaja tidak menurut karena tidak sayang mama, kan?”, atau, “Kenapa sih kamu tidak bisa lebih pintar seperti kakakmu?”.

Hal tersebut dapat merusak harga diri dan menyebabkan anak merasa tidak berarti atau tidak mampu.

Penting bagi orang tua untuk menggunakan komunikasi yang penuh kasih sayang, memberikan dukungan, dan membantu anak untuk belajar dari kesalahan mereka tanpa menyakiti perasaan.


6. Sering Memberikan Hukuman

Strict Parents (Orami Photo Stock)
Foto: Strict Parents (Orami Photo Stock)

Tanda jika Moms strict parents atau terlalu mengekang anak adalah sering memberikan hukuman pada Si Kecil.

Moms dan Dads mungkin tak ragu untuk memberikan hukuman fisik pada anak ketika mereka melakukan kesalahan atau melanggar aturan yang telah dibuat.

Alih-alih memberikan pemahaman, orang tua yang mengekang anak lebih memilih untuk memarahi Si Kecil.

Pemahaman, pengajaran, dan komunikasi yang efektif lebih disarankan daripada menggunakan hukuman fisik.

Hukuman fisik dapat menyebabkan rasa takut, kecemasan, dan trauma pada anak, serta dapat mempengaruhi hubungan orang tua dan anak menjadi negatif.

7. Tidak Percaya pada Anak

Strict Parents (Orami Photo Stock)
Foto: Strict Parents (Orami Photo Stock)

Tanda selanjutnya ketika Moms terlalu mengekang anak adalah hilangnya rasa kepercayaan Moms dan Dads pada Si Kecil.

Orang tua yang menerapkan pola asuh strict parents tidak memiliki kepercayaan pada anak termasuk untuk membuat suatu keputusan dalam hidupnya.

Bahkan orang tua tak jarang menghilangkan kebebasan Si Kecil.

Hal ini dapat menghambat perkembangan mandiri, kreativitas, dan kemampuan anak untuk belajar menghadapi konsekuensi dari keputusan mereka sendiri.

Penting bagi orang tua untuk memberikan kebebasan yang sehat kepada anak, memberikan kepercayaan pada kemampuan anak untuk mengambil keputusan yang tepat.

Lalu, jangan lupa melibatkan anak dalam proses pengambilan keputusan yang relevan dengan usia dan perkembangan mereka.

Baca Juga: 7 Penyebab Anak Berperilaku Buruk, Bisa Karena Stres atau Pola Asuh Otoriter

Dampak Terlalu Mengekang Anak

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, orang tua yang terlalu mengekang anak ternyata dapat memberikan dampak buruk pada perkembangannya, lho Moms.

Berikut ini beberapa dampak orang tua yang terlalu mengekang anak.

1. Anak Sering Berbohong

Ilustrasi Anak Berbohong (Parentedge.in)
Foto: Ilustrasi Anak Berbohong (Parentedge.in)

Salah satu sikap Si Kecil ketika Moms terlalu mengekang anak mereka akan berubah menjadi sosok yang mudah berbohong.

Karena tahu akan dimarahi dan dihukum Moms bila melakukan kesalahan atau mencoba melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan aturan, anak jadi sering berbohong demi merasakan sedikit kebebasan.

Bila pola asuh Moms tidak kunjung berubah, anak akan semakin pandai berbohong agar terlihat baik dan menurut di depan Moms.

Jadi, penting bagi orang tua untuk menciptakan lingkungan yang membangun kepercayaan dan komunikasi terbuka dengan anak.

Sehingga anak merasa aman untuk berbicara jujur tanpa takut dihukum atau dimarahi secara berlebihan.

2. Anak Tidak Pernah Membawa Teman Ke Rumah

Ilustrasi Anak (Yourfamilysolutions.com)
Foto: Ilustrasi Anak (Yourfamilysolutions.com)

Tanda selanjutnya yang menunjukkan jika Moms terlalu mengekang anak adalah Si Kecil jarang terlihat membawa teman ke rumah.

Coba Moms perhatikan, seberapa sering buah hati membawa teman ke rumah?

Bila nyaris tidak pernah, ingat lagi apakah sebelumnya Moms pernah memarahi atau melarang anak saat ada temannya?

Anak juga bisa saja enggan atau menolak temannya datang ke ruma karena khawatir sikap Moms yang tanpa kompromi pada sekian banyak aturan di rumah akan membuat temannya tidak nyaman.

Jadi, yuk ciptakan lingkungan yang ramah dan terbuka bagi teman-teman Si Kecil, agar mereka merasa diterima dan diizinkan untuk bermain di rumah.

3. Anak Menjadi Tidak Aktif

Anak Tidak Aktif (Orami Photo Stock)
Foto: Anak Tidak Aktif (Orami Photo Stock)

Jika Moms terlalu mengekang anak, secara tidak langsung Moms akan membuatnya menjadi kurang aktif dan kurang mandiri.

Misalnya, pengekangan fisik, seperti berada di kursi makan setiap hari, dapat mencegahnya bergerak bebas, yang dapat menyebabkan frustrasi.

Pembatasan kebebasan ini juga dapat menyebabkan hilangnya kepercayaan diri dan harga diri.

Oleh karena itu, berikan anak kebebasan yang sesuai dengan usia dan bantu mereka mengembangkan keterampilan dan kepercayaan diri.

4. Kehilangan Kemampuan

Ilustrasi Anak Malas (Orami Photo Stock)
Foto: Ilustrasi Anak Malas (Orami Photo Stock)

Pembatasan yang diciptakan oleh pengekangan dapat mengakibatkan hilangnya kemampuan kognitif dan fisik.

Misalnya, jika Si Kecil dilarang untuk beraktivitas di sekolah ia mungkin tidak akan pernah mendapatkan kembali kemampuan yang sebelumnya ia miliki.

Dikutip dari jurnal Physical Restraint of Children and Adolescents in Mental Health, disebutkan bahwa anak-anak yang mengalami pengekangan didiagnosis memiliki gangguan perkembangan dan gangguan psikotik.

Jadi, penting bagi orang tua untuk memahami pentingnya memberikan kebebasan dan kesempatan bagi anak untuk belajar dan berkembang secara optimal sesuai dengan kemampuannya

Baca Juga: 5 Alasan Pola Asuh Ayah yang Santai Punya Nilai Lebih Bagi Anak

Memberikan anak kesempatan untuk berekspresi, bermain, dan berkreasi sama pentingnya dengan aturan dan batasan dalam mendidik anak.

Jangan sampai niat baik Moms malah merusak hubungan dengan anak seumur hidup.

Apa Moms punya strategi positif untuk mendisiplinkan anak agar tumbuh menjadi pribadi dengan karakter tanpa mengekang anak?

  • https://alzheimer.ca/en/help-support/im-caring-person-living-dementia/ensuring-safety-security/using-restraints
  • https://www.health.vic.gov.au/sites/default/files/migrated/files/collections/factsheets/h/health-literacy-physical-restraint.pdf
  • https://www.drugs.com/cg/restraint-use-in-children.html
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC8422777/

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.