Mengenal Vaksinasi Kanker Serviks
Meskipun Moms sudah mendapatkan imunisasi lengkap saat masih kecil, namun ketika berusia dewasa Moms juga perlu melakukan imunisasi agar terhindar dari infeksi virus yang berbahaya. Salah satunya, adalah vaksinasi kanker serviks.
Mengutip dari Mayo Clinic, sebagian besar kanker serviks dikaitkan dengan human papillomavirus (HPV), infeksi menular seksual. Dengan melakukan imunisasi HPV dapat mengurangi dampak kanker serviks di seluruh dunia.
Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan dari RS Pondok Indah – Bintaro Jaya, dr. Aida Riyanti, Sp. OG, MRep, menjelaskan bahwa vaksin HPV bekerja secara maksimal jika diberikan sejak usia muda sekitar usia 11-12 tahun.
"Baik anak laki-laki atau anak perempuan. Ini dikarenakan pada usia tersebut, vaksin akan memberikan respon imun yang lebih baik," jelasnya.
Baca Juga: 7 Bentuk Payudara Wanita dan Cara Memilih Bra yang Tepat
Siapa yang Bisa Dilakukan Vaksin HPV?
Vaksin HPV tidak direkomendasikan untuk ibu hamil atau orang yang sedang sakit parah. Karenanya, penting memberi tahu dokter jika Moms memiliki alergi parah, termasuk alergi terhadap ragi atau lateks.
Jika Moms memiliki reaksi alergi yang mengancam jiwa terhadap komponen vaksin apa pun atau dosis vaksin sebelumnya, maka lebih baik tidak melakukan imunisasi vaksin HPV.
Menurut dr Aida, vaksin HPV mempunyai peran yang sangat penting dalam mencegah kanker yang berhubungan dengan infeksi HPV, seperti kanker anal, orofaring, penil, vulva, vagina, dan yang terbanyak kanker serviks/leher rahim.
"Vaksin HPV memiliki potensial kemampuan untuk mengurangi insidens kanker serviks di seluruh dunia sampai 90 persen," tambahnya.
Efek Samping Vaksin HPV
Mengutip dari Mayo Clinic, secara keseluruhan, efek samping yang terjadi biasanya ringan. Beberapa efek samping usai melakukan vaksin HPV, termasuk rasa sakit, bengkak atau kemerahan di tempat suntikan.
Kadang-kadang, bisa terjadi pusing atau pingsan terjadi setelah injeksi. Duduk selama 15 menit setelah injeksi dapat mengurangi risiko pingsan. Selain itu, sakit kepala, mual, muntah, kelelahan atau kelemahan juga dapat terjadi.
Baca Juga: 9 Benda yang Wajib Jadi Isi Kotak P3K, Apa Saja Ya?
Kapan Waktu Tepat Melakukan Vaksin HPV?
Menurut dokter Aida, agar vaksin HPV bekerja lebih baik, sebaiknya diberikan pada usia di mana belum terjadi kontak dengan virus HPV. Hal tersebut yang membuat vaksin ini direkomendasikan diberikan pada usia yang relatif muda di mana belum terjadi kontak seksual yang aktif.
Vaksin ini dapat diberikan sejak usia 9 tahun. Anak-anak yang mendapatkan vaksin ini akan membentuk antibodi yang akan bekerja melawan virus dan memiliki perlindungan yang cukup lama. "Saat ini Kementerian Kesehatan melalui Puskesmas juga sudah melaksanakan vaksinasi HPV ke beberapa sekolah di kota besar," lanjutnya.
Apa yang Perlu Dilakukan Jika Tidak Bisa Menerima Vaksinasi HPV?
HPV menyebar melalui kontak seksual, seperti oral, vagina atau anal. Untuk melindungi diri dari HPV, gunakan kondom setiap kali berhubungan seks dengan pasangan. Selain itu, jangan merokok, karena merokok meningkatkan risiko kanker serviks.
Untuk mendeteksi kanker serviks pada tahap paling awal, Moms bisa mengunjungi penyedia layanan kesehatan untuk tes pap smear rutin mulai dari usia 21.
Segera cari bantuan medis jika Moms melihat ada tanda atau gejala kanker serviks, seperti pendarahan vagina setelah berhubungan seks, rasa sakit di bagian panggul, atau rasa sakit saat berhubungan seks.
(AP/AND)
Foto: pexels.com
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.