11 Oktober 2023

Mengenal Mental Illness, dari Gejala hingga Pengobatannya

Cari tahu juga jenis-jenis gangguan mentalnya

Menurut Kemenkes, mental illness atau gangguan mental adalah kondisi kesehatan yang mempengaruhi pemikiran, perasaan, perilaku, dan suasana hati seseorang.

Gangguan mental dapat mempengaruhi siapa saja, termasuk anak-anak, remaja, dan orang dewasa.

Menurut World Health Organization (WHO), satu dari lima anak-anak dan remaja di dunia memiliki gangguan mental, sedangkan pada orang dewasa, kondisi ini mempengaruhi satu dari empat orang di dunia.

Beberapa jenis gangguan mental yang umum terjadi antara lain depresi, gangguan bipolar, kecemasan, gangguan stres pasca trauma (PTSD), gangguan obsesif kompulsif (OCD), dan psikosis.

Lantas, apa saja gejala dan cara mengobati gangguan mental ini? Yuk, simak penjelasan lengkapnya dalam artikel ini, ya!

Baca Juga: 10 Cara Mengatasi Stres dengan Mudah, Bebas Overthinking!

Apa Itu Mental Ilness?

Pengertian Mental Illness
Foto: Pengertian Mental Illness (Freepik.com)

Isu kesehatan mental sedang banyak dibahas dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir.

Ironisnya, banyak orang yang melakukan self diagnose dan berakhir salah dalam mengambil tindakan.

Menurut dr. Leonardi Armando Goenawan, Sp. K. J, Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa/Psikiatri RS Pondok Indah – Puri Indah, mental illness merupakan suatu kondisi medis yang menyangkut perubahan pada emosi, pikiran, atau perilaku seseorang.

Kondisi ini mengakibatkan penderitaan atau gangguan dalam menjalankan berbagai aktivitas dengan efektif dan produktif.

Setiap orang tanpa membedakan usia, jenis kelamin, pendapatan, status sosial, ras, agama, orientasi seksual, latar belakang budaya, berpeluang untuk mengalami gangguan mental.

Sekalipun gangguan mental dapat terjadi di sepanjang rentang usia, tetapi sekitar tiga perempat dari seluruh jenis gangguan mental dialami oleh mereka yang berusia 24 tahun ke atas.

Umumnya, seseorang dikatakan memiliki kesehatan mental yang baik jika mampu secara efektif menjalankan aktivitas yang produktif seperti bekerja, sekolah, membantu orang lain, dan sebagainya.

Serta memiliki hubungan interpersonal atau hubungan sosial yang sehat dan kemampuan untuk beradaptasi dan mengatasi masalah dengan baik.

Baca Juga: 21+ Cara Menghilangkan Stres Pikiran, Mudah dan Ampuh!

Jenis Gangguan yang Termasuk dalam Mental Illness

Jenis Mental Illness
Foto: Jenis Mental Illness (Freepik.com)

dr. Leonardi menerangkan bahwa gangguan mental dapat muncul dalam berbagai bentuk.

Sebagian bersifat sangat ringan dan memberikan gangguan yang sangat terbatas pada aspek tertentu saja dalam kehidupan sehari-hari, seperti pada gangguan fobia spesifik.

Sementara sebagian lagi sangat parah, sehingga membutuhkan perawatan di rumah sakit.

Terdapat kurang lebih 300 jenis mental illness yang terdaftar dalam The Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders 5 (DSM-5) maupun International Classification of Diseases 10th Edition (ICD-10) yang terbagi atas 10 kategori (F0 – F9).

Klasifikasi seperti ini dibutuhkan untuk membuat kesepakatan, penelitian, dan menyusun tatalaksana pengobatan yang terbaik bagi mereka yang membutuhkannya.

Berikut beberapa jenis gangguan mental yang sering ditemui dalam masyarakat atau melalui media:

  1. Gangguan Mental Organik: Gangguan ini disebabkan oleh kelainan organik atau struktural di otak, seperti kepikunan atau gangguan mental yang muncul akibat penyakit fisik yang memengaruhi kinerja otak.
  2. Gangguan Mental dan Perilaku Terkait Penggunaan Zat Psikoaktif: Jenis gangguan ini dialami oleh individu yang menggunakan zat psikoaktif seperti amfetamin, ganja, heroin, alkohol, dan sejenisnya.
  3. Skizofrenia: Skizofrenia adalah gangguan mental yang ditandai oleh gejala utama berupa halusinasi pendengaran dan delusi (waham).
  4. Gangguan Suasana Hati (Mood): Kategori ini mencakup gangguan suasana hati seperti depresi dan bipolar, yang memengaruhi perasaan dan emosi individu.
  5. Gangguan Neurotik: Gangguan ini melibatkan kecemasan berlebihan, fobia, serangan panik, obsesif-kompulsif, dan lain sebagainya.
  6. Gangguan Perilaku Terkait Gangguan Fisik dan Fisiologis: Contohnya termasuk insomnia, gangguan makan, dan disfungsi seksual yang berkaitan dengan masalah fisik atau fisiologis.
  7. Gangguan Kepribadian dan Perilaku Orang Dewasa: Kategori ini mencakup berbagai gangguan kepribadian seperti paranoid, narsisistik, obsesif-kompulsif, kesulitan mengendalikan impuls, judi patologis, pyromania, kleptomania, kelainan preferensi seksual, dan lain-lain.
  8. Retardasi Mental atau Disabilitas Intelektual: Gangguan ini mengenai keterlambatan perkembangan intelektual individu.
  9. Gangguan Perkembangan Psikologis: Jenis gangguan ini termasuk gangguan bicara, autisme, sindrom Asperger, dan lain-lain yang berdampak pada perkembangan psikologis individu.
  10. Gangguan Perilaku dan Emosional pada Anak dan Remaja: Contohnya adalah gangguan atensi dan hiperaktivitas yang sering ditemukan pada anak dan remaja.

Penting untuk diingat bahwa setiap individu dengan mental illness memerlukan perhatian dan penanganan yang sesuai sesuai dengan jenis gangguan dan tingkat keparahannya.

Baca Juga: 12+ Penyebab Depresi yang Jarang Disadari, Waspada!

Gejala Mental Illness dan Faktor Pemicunya

Gejala Mental Illness
Foto: Gejala Mental Illness (Freepik.com)

dr. Leonardi juga menjelaskan bahwa setiap jenis gangguan mental dapat menimbulkan gejala yang berkisar dari ringan hingga berat.

Sebagai contoh, pada individu yang mengalami depresi, gejalanya bisa berupa perasaan sedih yang berkepanjangan yang kadang-kadang menghambat aktivitas sehari-hari, bahkan hingga mencapai tahap percobaan bunuh diri yang berulang.


Sementara pada kasus skizofrenia, sebagian besar penderitanya masih mampu menjalankan pekerjaan mereka, meskipun mengalami halusinasi pendengaran dan merasa selalu ada pembicaraan tentang mereka oleh rekan-rekan kerja.

Di sisi lain, ada juga kasus di mana penderita skizofrenia benar-benar terperangkap dalam dunia delusinya dan mengisolasi diri sepenuhnya, bahkan tidak peduli dengan menjaga kebersihan diri mereka.

Lantas, adakah perbedaan antara mental illness dengan mental disorder?

Pada dasarnya, keduanya merujuk pada kondisi kesehatan yang sama.

“Mental illness merupakan hal yang sama dengan mental disorder. Sementara terjemahan yang benar adalah gangguan mental, bukan penyakit mental. Penyakit umumnya disebabkan oleh satu hal saja, sementara gangguan biasanya disebabkan oleh berbagai hal.” Jelas dr. Leo.

Baca Juga: 15+ Ciri-Ciri Depresi, dari Emosional hingga Ingin Bunuh Diri

Cara Mengobati Mental Illness

Pengobatan Mental Illness
Foto: Pengobatan Mental Illness (Freepik.com)

Penanganan gangguan mental harus disesuaikan dengan jenis gangguan, tingkat keparahan, dan kondisi fisik setiap individu.

Selain itu, aspek-aspek seperti latar belakang keluarga, budaya, dan situasi finansial juga perlu dipertimbangkan. Dalam proses pemulihan, peran keluarga sebagai pendukung utama memiliki peran yang sangat penting.

Terapi untuk gangguan mental melibatkan berbagai pendekatan yang didasarkan pada bukti ilmiah dan panduan tatalaksana.

Beberapa bentuk terapi yang umum digunakan antara lain:

1. Medikasi (Farmakoterapi)

Terapi ini bertujuan mengembalikan keseimbangan neurotransmitter yang terganggu di otak.

Dengan cara ini, saraf-saraf otak dapat kembali menjalankan fungsinya dalam mengatur pikiran, perasaan, dan perilaku.

Contoh dari terapi ini termasuk penggunaan obat anti-psikotik, anti-depresan, anti-ansietas, dan stabilisator mood.

2. Psikoterapi

Psikoterapi melibatkan berbagai metode psikologi yang berfokus pada interaksi personal.

Tujuannya adalah membantu individu mengubah pola pikir, perilaku, mengelola emosi, dan mengatasi masalah dengan lebih efektif.

Terapi ini umumnya membutuhkan waktu yang cukup lama dengan pertemuan berkala.

Jenis-jenis psikoterapi termasuk terapi kognitif perilaku, psikoanalisis, analisis transaksional, dan lainnya.

3. Terapi Stimulasi Otak

Terapi ini menggunakan perangsangan pada area tertentu di otak dengan menggunakan impuls listrik atau gelombang magnet.

Terapi stimulasi otak dapat efektif pada beberapa kasus depresi dan gangguan mental lainnya.

Beberapa contohnya adalah electroconvulsive therapy (ECT), transcranial magnetic stimulation (TMS), deep brain stimulation, dan vagus nerve stimulation.

Gangguan mental umumnya dapat diobati karena perbaikan sangat mungkin terjadi.

Telah terbukti bahwa banyak penderita gangguan mental yang dapat kembali berfungsi sepenuhnya seperti sediakala.

“Sebagian gangguan mental bahkan dapat dicegah. Namun semua itu sangat bergantung pada dukungan keluarga, masyarakat, pemangku adat, budaya, agama, hingga pemerintah, terutama dalam memerangi stigma yang menghalangi seseorang untuk mendapat penanganan yang adekuat dan cepat.” Kata dr. Leo.

Gangguan mental harus dilihat sebagaimana mestinya, yaitu sebagai suatu kondisi medis yang tidak berbeda dengan penyakit-penyakit lainnya seperti diabetes atau hipertensi.

Semakin cepat terdeteksi dan mendapat pengobatan, seseorang dengan gangguan mental akan kembali produktif.

Mereka akan menjalankan perannya dalam keluarga serta menjadi bagian dari masyarakat yang dapat memperkuat produktivitas suatu negara.

Baca Juga: 26 Tanda Kehamilan Awal selain Telat Haid, Pahami!

Demikian penjelasan seputar mental illness yang banyak menimbulkan miss-persepsi di masyarakat.

Semoga informasi ini dapat menambah pemahaman Moms tentang pentingnya menjaga diri dan orang tersayang dari gangguan mental, ya!

  • https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1314/definisi-mental-illnessgangguan-mental
  • https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/mental-disorders

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.