Milia pada Bayi: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasi
Milia pada bayi adalah bintik putih yang sering muncul di wajah.
Biasa dialami bayi baru lahir, milia merupakan kista jinak berisi keratin yang biasanya sembuh sendiri dalam beberapa minggu tanpa pengobatan.
Selain di wajah, milia juga dapat muncul di kulit kepala bayi dan umumnya tidak berbahaya.
Baca Juga: 3 Bahaya Sinar Matahari untuk Kulit Anak, Berikan Perlindungan Tepat, Moms!
Penyebab Milia pada Bayi
Milia terjadi ketika sel-sel kulit mati yang ada di epidermis (lapisan kulit terluar) terperangkap di pori-pori kulit, yang memicu pertumbuhan benjolan kecil berwarna putih pada kulit bayi.
Benjolan-benjolan tersebut sering disalah artikan sebagai jerawat pada bayi.
Padahal, kedua kondisi tersebut merupakan hal yang berbeda.
Selain itu, milia pada bayi juga dapat disebabkan oleh beberapa hal berikut ini.
- Faktor keturunan
- Penyakit autoimun
- Tidak beristirahat cukup
- Memiliki kondisi kulit lainnya, seperti ketombe, rosacea (peradangan pada wajah), dan eksim
- Mengalami kerusakan kulit, seperti ruam dan cedera
Baca Juga: 9 Penyebab Bentol Berair pada Kulit Bayi dan Cara Atasinya
Gejala Milia pada Bayi
Milia berbentuk benjolan putih dan kekuningan dengan ukuran 1 - 2 mm.
Gejala umum yang dapat dilihat dari Si Kecil adalah adanya bintik-bintik putih yang tumbuh di beberapa bagian tubuh, seperti:
- Bagian wajah, seperti di sekitar hidung, area mata, pipi, dagu, dahi
- Dada
- Lengan
- Kaki
- Bibir
Pada kasus yang jarang terjadi, milia pada bayi dapat terjadi di alat genital, gusi, dan langit-langit mulut.
Kondisi Kulit yang Gejalanya Mirip Milia
Melansir dari Medical News Today, beberapa orang yang mengalami milia gejalanya hampir mirip dengan beberapa kondisi kulit lainnya, seperti:
- Kista kulit (benjolan atau nodul yang berisi cairan)
- Komedo (bintik berwarna seperti kulit yang tampak seperti jerawat)
- Xanthelasma (plak dengan warna kekuningan di sekitar mata)
- Syringoma (tumor jinak yang ditandai seperti benjolan pada permukaan kulit)
- Keratosis seboroik (bintik yang terjadi akibat faktor usia)
Baca Juga: Hindari Bahan Skincare Ini untuk Kesehatan Kulit Bayi
Jenis Milia pada Bayi
Sesuai dengan jenisnya, penyebab dari kondisi ini pun berbeda-beda.
1. Milia Neonatal
Jenis milia ini ditemukan pada hampir setengah dari semua bayi dan kerap kali muncul di area sekitar hidung.
Sering kali milia jenis ini dianggap sebagai jerawat bayi.
Tidak seperti jerawat, milia bisa langsung muncul pada kulit bayi bahkan saat baru dilahirkan.
2. Milia Primer
Jenis milia ini sering muncul pada area kelopak mata, dahi, pipi atau alat kelamin bayi.
Tidak hanya pada anak-anak, milia jenis ini juga dapat dialami oleh orang dewasa.
Munculnya milia primer tidak menandakan bahwa kulit Si Kecil mengalami kerusakan..
Seperti halnya milia neonatal, jenis milia ini juga dapat sembuh dengan sendirinya.
Namun, membutuhkan waktu beberapa bulan agar dapat sembuh sepenuhnya.
Baca Juga: 3 Tanda Kulit Bayi Sensitif dan Cara Merawatnya
3. Milia Sekunder
Nama lain untuk milia sekunder adalah milia traumatis.
Jenis milia pada bayi ini terjadi karena adanya kerusakan pada kulit bayi, misalnya karena luka bakar, ruam, dan lepuh.
Bisa juga terjadi karena terkena paparan sinar matahari yang berlebihan, serta reaksi kulit terhadap krim atau salep yang berat.
Milia ini baru tumbuh saat kulit yang mengalami luka telah sembuh.
4. Milia Juvenil
Milia Juvenil merupakan jenis milia yang disebabkan karena adanya kelainan bawaan dari sejak lahir.
Jenis milia ini terkadang bisa muncul saat lahir, atau bahkan dapat muncul di kemudian hari.
5. Milia en Plaque
Milia en plaque adalah jenis milia yang jarang terjadi, namun sangat rentan dialami oleh lansia perempuan.
Milia ini sering kali ditemukan tumbuh pada area kulit di belakang telinga, kelopak mata, pipi, dan rahang.
6. Multiple Eruptive Milia
Jenis gangguan kulit ini juga termasuk yang jarang terjadi.
Namun, penderitanya dapat mengalami serangan milia ini dalam jumlah yang banyak, dan dapat bertahan selama berminggu-minggu, hingga berbulan-bulan.
Jenis satu ini biasanya akan terasa gatal jika timbul dan sering muncul di area tubuh, seperti wajah, lengan atas, dan perut bagian atas.
Baca Juga: 6 Jenis Alergi Kulit Bayi dan Cara Mengatasinya, Pahami Yuk!
Diagnosis Milia
Pada pasien anak-anak, dokter biasanya dapat menentukan diagnosis hanya dengan melihat kondisi kulit Si Kecil secara langsung.
Namun, jika pemeriksaan pada kulit dianggap belum akurat, dokter akan melakukan pemeriksaan tambahan seperti biopsi, dengan mengambil sampel jaringan lalu mengujinya dengan menggunakan mikroskop.
Baca Juga: 6 Cara Merawat Kulit Bayi Usia 0-6 Bulan Menurut Dokter!
Cara Mengatasi Milia pada Bayi
Saat ini belum ada pengobatan khusus untuk milia pada bayi.
Sebab, benjolan putih tersebut biasanya akan menghilang dalam waktu 2-4 minggu tanpa melakukan pengobatan apapun.
Namun, beberapa hal yang bisa dilakukan untuk dapat sedikit membantu meningkatkan kesehatan kulit Si Kecil, yaitu:
1. Jangan Memencet dan Memecahkan Milia
Tidak memencet atau memecahkan milia pada bayi merupakan langkah yang tepat untuk membantu proses penyembuhan.
Sebab, milia pada bayi umumnya adalah kondisi yang tidak memerlukan intervensi medis langsung karena benjolan-benjolan tersebut cenderung hilang dengan sendirinya dalam beberapa minggu atau bulan.
Memencet atau memecahkan milia justru dapat menyebabkan iritasi, infeksi, atau bahkan meninggalkan bekas luka pada kulit bayi.
2. Gunakan Produk Perawatan Kulit yang Tepat
Meski dapat sembuh dengan sendirinya, pemilihan produk perawatan kulit yang tepat dapat membantu menjaga kesehatan kulit bayi dan mengurangi risiko iritasi atau masalah kulit lainnya.
Dalam hal ini, pastikan Moms menggunakan sabun mandi dan sampo yang dirancang khusus untuk bayi, bebas dari bahan kimia keras atau pewangi yang kuat yang dapat menyebabkan iritasi.
Selain itu, pilih pelembap atau lotion yang lembut dan hypoallergenic untuk menjaga kelembapan kulit bayi.
Hindari produk yang mengandung parfum atau pewangi tambahan.
Perhatikan juga label produk untuk memastikan tidak mengandung minyak atau bahan-bahan yang bisa menyumbat pori-pori kulit bayi.
3. Jaga Kebersihan Kulit
Jangan lupa untuk selalu menjaga kebersihan kulit Si Kecil, ya.
Mandikanlah bayi secara teratur dengan air hangat dan gunakan sabun bayi yang lembut dan hypoallergenic.
Mandi akan membantu membersihkan kotoran dan minyak berlebih dari kulit.
Lalu, pastikan pakaian bayi selalu bersih dan nyaman.
Dalam hal ini, Moms sebaiknya memilih bahan pakaian yang lembut dan tidak menyebabkan gesekan atau iritasi pada kulit sensitif bayi.
Baca Juga: 9 Penyakit Kulit pada Anak yang Umum Terjadi, Wajib Tahu!
Cara Mencegah Milia pada Bayi
Umunya gangguan kulit ini tidak dapat dicegah, karena akan muncul dengan sendirinya.
Namun, pada milia jenis sekunder, Moms bisa melakukan tindakan pencegahan untuk melindungi kulit.
Berikut ini cara mencegah milia pada bayi:
1. Hindari Paparan Matahari Berlebih
Bayi di bawah usia enam bulan sebaiknya tidak terpapar sinar matahari langsung secara berlebihan karena kulit mereka masih sangat sensitif dan belum sepenuhnya matang dalam hal perlindungan terhadap radiasi UV.
Oleh karenanya, pastikan untuk tidak terpapar sinar matahari terlalu sering atau terlalu lama.
Sinar matahari berlebihan dapat membuat kulit bayi lebih rentan terhadap masalah kulit, termasuk iritasi, dehidrasi kulit, hingga milia.
2. Jaga Kelembapan Kulit
Gunakan pelembap yang ringan dan aman untuk bayi setelah mandi untuk menjaga kelembapan kulit.
Kulit yang sehat dan lembap cenderung lebih baik dalam mengatasi masalah kulit, termasuk milia.
3. Hindari Faktor Pemicu Iritasi
Pastikan Moms selalu memerhatikan reaksi kulit bayi terhadap pakaian yang kasar atau produk perawatan yang tidak cocok.
Hindari pakaian yang terlalu ketat atau bahan yang bisa menyebabkan gesekan dan iritasi pada kulit bayi.
Meski tidak dapat mencegah terjadinya milia sepenuhnya, akan tetapi hal ini dapat membantu mengurangi risiko masalah kulit dan mempertahankan kesehatan kulit bayi secara keseluruhan.
Baca Juga: 8 Cara Perawatan Kulit Anak agar Selalu Sehat dan Lembap
Itu dia penyebab, cara mengatasi, dan beberapa jenis milia yang harus Moms waspadai.
Walau kondisi ini sangat umum terjadi, waspada juga jika munculnya bintik disebabkan hal lain seperti virus atau bakteri.
Bila Moms khawatir terhadap kondisi ini, segera memeriksakan Si Kecil ke dokter ya!
- https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17868-milia
- https://www.webmd.com/skin-problems-and-treatments/what-to-know-about-milia
- https://www.medicalnewstoday.com/articles/313623
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/labs/pmc/articles/PMC5574071/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.