5 Gangguan dan Penyakit Penyebab Mimisan, Waspadai Moms!
Tak ada angin, tak ada hujan, tiba-tiba saat sedang mencuci muka Moms atau Dads mimisan.
Tak perlu cemas, pada dasarnya mimisan atau epistaxis merupakan sebuah reaksi untuk memberikan peringatan bahwa ada yang tidak beres di dalam tubuh.
Hal-hal yang tidak beres itu juga tidak semuanya bersifat kritis, kok Moms!
Di bawah ini, Orami sudah merangkum informasi seputar mimisan. Apa saja, ya?
Baca Juga: 8 Makanan untuk Anak Sering Mimisan, Moms Perlu Tahu!
Jenis Mimisan
Sebelum membahas apa saja penyebab dan penyakit yang dapat mendorong terjadinya mimisan, ada baiknya Moms mengenal jenis-jenis mimisan yang umum terjadi.
1. Mimisan Anterior
Sebagian besar, penyebab sering mimisan bisa termasuk pada kelompok mimisan anterior.
Mengutip Healthline, mimisan jenis ini biasanya lebih sering terjadi pada anak kecil (sekitar usia 2-10 tahun) dan biasanya bukan menjadi tanda hal serius.
Penyebab mimisan anterior biasanya adalah:
- Mengupil terlalu dalam atau dengan kuku yang tajam
- Membuang ingus sangat keras atau kasar
- Hidung tersumbat, biasanya disebabkan oleh infeksi (seperti pilek dan flu)
- Sinusitis
- Rhinitis alergi
- Udara kering
- Sedang berada di dataran tinggi
- Penggunaan dekongestan hidung yang berlebihan
- Cedera ringan pada hidung
- Bentuk hidung yang bengkok, ini bisa terjadi sejak lahir atau karena cedera pada hidung
2. Mimisan Posterior
Mimisan jenis ini lebih jarang terjadi, tapi biasanya lebih sering terjadi pada orang dewasa.
Mimisan posterior juga biasanya terjadi lebih parah, sehingga membutuhkan penanganan yang serius.
Penyebab mimisan posterior biasanya adalah:
- Trauma pada hidung, karena pukulan pada kepala, jatuh, atau hidung patah
- Operasi hidung
- Tumor di rongga hidung
- Aterosklerosis
- Konsumsi obat-obatan tertentu
- Kelainan pembekuan darah, seperti pada penyakit hemofilia atau penyakit Von Willebrand
- Hereditary haemorrhagic telangiectasia (HHT)
- Leukemia
- Tekanan darah tinggi
Tapi apa pun penyebabnya, mimisan tidak selalu diawali dengan gejala khusus.
Walau pada beberapa orang ada yang merasakan gejala seperti:
- Panas
- Perih di hidung
- Sakit kepala
Namun, jika intensitas mimisan lumayan sering dan tidak kunjung berhenti, cepatlah berkonsultasi dengan dokter untuk penanganan lebih lanjut.
Baca Juga: 5 Cara Mencegah Mimisan Pada Anak
Penyakit dan Kondisi Penyebab Mimisan
Melansir Family Doctor, 2 penyebab mimisan bisa karena perubahan musim menjadi terlalu panas atau dingin, serta mengupil yang terlalu dalam dan melukai hidung.
Namun tidak hanya itu, ada beberapa penyebab lainnya yang dapat meningkatkan risiko kondisi ini, seperti:
- Bersin terlalu keras
- Mengalami cedera pada bagian hidung
- Adanya benda asing yang masuk ke dalam hidung
- Penggunaan kokain
- Kondisi gangguan mental, seperti stres
- Memiliki penyakit tertentu, seperti tekanan darah tinggi atau polip hidung
Tidak hanya itu, paparan bahan kimia dan polusi udara juga rentan membuat bagian dalam hidung iritasi yang dapat meningkatkan risiko mimisan.
Adanya bentuk septum yang tidak normal juga membuat seseorang rentan mengalami mimisan.
Nah, berikut pembahasan lengkap mengenai penyakit dan kondisi yang dapat menyebabkan mimisan.
1. Trauma
Untuk Moms dan Dads yang memiliki kebiasaan membersihkan kotoran hidung alias mengupil, ketahuilah bahwa hal ini dapat menjadi penyebab mimisan.
Saking asyiknya, lupa kalau area di dalam hidung Moms dan Dads bisa terluka karena kuku atau lecet karena terlalu sering dicungkil.
Selain kebiasaan tersebut, hidung Moms dan Dads juga bisa mengalami trauma saat membuang ingus.
Jadi, hati-hati saat membersihkan hidung ya, khususnya setelah mandi atau saat sedang flu.
2. Udara yang Kering
Pernahkah Moms dan Dads berada di tempat yang dingin? Saat kelembapan berkurang dan udara menjadi lebih kering, hal ini dapat menimbulkan mimisan.
Udara yang kering dapat menyebabkan membran hidung menjadi lebih mudah mengalami retakan dan menyebabkan perdarahan.
Hal ini sejalan dengan penjelasan profesor Erich Voigt, M.D., rekanan klinis di Departemen Otolaringologi - Bedah Kepala dan Leher di NYU Langone Health, Amerika.
Ia mengatakan saat musim dingin tiba di Amerika, mimisan lebih mudah terjadi.
Saat musim salju, udara jadi dingin dan kering. Kebanyakan orang akan memasang pemanas di dalam rumah.
"Kombinasi keduanya dapat menyebabkan hidung menjadi sangat kering yang memungkinkan retakan terjadi pada membrannya,” ujar Erich.
3. Demam
Saat Moms dan Dads mengalami demam, suhu tubuh akan meningkat, sehingga membuat pembuluh darah jadi lebih rentan terhadap mimisan.
Tak hanya itu, peradangan karena alergi atau virus umum seperti pilek juga bisa membuat lapisan hidung jadi lebih rentan.
Oleh sebab itu, hindari melakukan hal-hal yang dapat menciptakan trauma pada pembuluh darah Moms dan Dads, seperti menggosok hidung terlalu keras.
Baca Juga: Obat Demam Anak, Sebaiknya Gunakan Paracetamol atau Ibuprofen?
4. Hamil
Berdasarkan ungkapan dari pihak The Children’s Hospital of Philadelphia, sakit kepala dan mimisan sudah menjadi hal yang biasa di masa kehamilan.
Moms yang sedang mengandung akan mengalami kesulitan bernapas, khususnya ketika kehamilan semakin besar.
Hal itu terjadi karena lapisan dan saluran hidung mendapatkan kelebihan darah.
Peningkatan jumlah darah yang melewati pembuluh darah yang kecil bisa menjadi penyebab mimisan, khususnya pada trimester pertama.
Jika terus mengalaminya, segera konsultasikan dengan dokter kandungan, karena hal ini bisa jadi tanda-tanda:
- Preeklamsia
- Tekanan darah tinggi
- Gangguan pada organ tubuh Moms
5. Hemofilia
Hemofilia adalah kondisi kelainan yang membuat tubuh kekurangan protein, sehingga terjadi gangguan pada sistem pembekuan darahnya.
Biasanya, hemofilia ditandai dengan memar atau pendarahan pada bagian-bagian tubuh.
Selain itu, hemofilia juga memiliki sifat bawaan, sehingga bisa diwarisi oleh generasi selanjutnya.
Namun, saat ini Moms dan Dads tak perlu cemas. Seiring dengan kemajuan dunia medis, pasien hemofilia kini sudah bisa mendapatkan terapi yang tepat.
Hal ini diungkapkan oleh Dokter Diane J. Nugent, Direktur Medis Hematologi dan Layanan Darah dan Donor di Children's Hospital of Orange County (CHOC) Children’s.
“Dalam 20 tahun terakhir kami mulai memikirkan bagaimana melakukan terapi untuk pasien hemofilia," jelasnya.
"Berkat terapi, banyak anak yang bisa berolahraga, sekolah seperti anak-anak lain, dan menjalani kehidupan yang normal."
Saat ini terapi untuk pasien hemofilia sudah bisa dilakukan di rumah secara mandiri, termasuk di Indonesia.
Baca Juga: Kenali Tanda-tanda Anak Menderita Hemofilia
Cara Mengatasi dan Mencegah Mimisan
Dikutip dari WebMD, ketika terjadi mimisan, berikut pertolongan pertama yang harus dilakukan:
- Bersihkan lubang hidung supaya jalan nafas tetap aman
- Dudukkan pasien dengan posisi kepala sedikit menunduk
- Tekan kedua sisi hidung selama 10 menit
- Bila perlu kompres dengan es
- Kalau pendarahan tidak segera berhenti, cepat bawa ke fasilitas Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit
Untuk mencegah terjadinya mimisan, berikut merupakan cara yang harus dilakukan:
- Jangan mengorek lubang hidung
- Jangan berpanas-panasan
- Jangan membuang ingus terlalu keras
- Jangan lakukan aktivitas fisik berlebihan
- Potong kuku secara berkala
- Gunakan pelembab udara
Selain itu, mimisan juga kerap dialami oleh anak-anak dan biasanya bikin orang dewasa lebih panik.
Padahal, sebenarnya tidak perlu memperlakukan khusus dalam menanganinya. Pertolongan pertama yang harus dilakukan pun sama saja.
Baca Juga: 9 Arti Mimpi Mimisan, Salah Satunya Tanda Moms Harus Waspada!
Jika tiba-tiba Moms mengalami mimisan dan menyebabkan beberapa kondisi seperti demam, tidak bisa bergerak, atau muntah, segeralah mencari bantuan pada orang di sekitar.
- https://familydoctor.org/condition/nosebleeds/
- https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/13464-nosebleed-epistaxis
- https://www.nhsinform.scot/illnesses-and-conditions/ears-nose-and-throat/nosebleed
- https://www.webmd.com/first-aid/nosebleeds-causes-and-treatments
- https://www.choc.org/
- https://www.healthline.com/health/nosebleed
- https://www.nhs.uk/conditions/nosebleed/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.