28 Mei 2024

Missed Abortion, Keguguran Tanpa Gejala, Waspadai Moms!

Sering terjadi pada trimester pertama
Missed Abortion, Keguguran Tanpa Gejala, Waspadai Moms!

Foto: Freepik.com/freepik

Missed abortion adalah salah satu jenis keguguran yang mungkin belum banyak dikenal oleh para ibu hamil.

Kondisi yang juga disebut keguguran tanpa gejala atau silent miscarriage, terjadi ketika janin berhenti berkembang di dalam rahim tanpa menunjukkan tanda-tanda yang biasanya muncul pada keguguran, seperti pendarahan atau kram perut.

Karena gejala yang samar atau bahkan tidak ada, missed abortion sering kali tidak disadari sampai pemeriksaan rutin kehamilan dilakukan.

Maka dari itu, setiap ibu hamil wajib memahami penyebab agar bisa menghindarinya.

Baca Juga: Ciri-ciri Darah Keguguran dan Bedanya dengan Darah Haid

Apa Itu Missed Abortion?

Keguguran Janin
Foto: Keguguran Janin (Freepik.com/freepik)

Melansir laman Healthline, missed abortion adalah kondisi di mana janin di dalam kandungan berhenti berkembang, tetapi tubuh ibu tidak langsung mengeluarkan janin tersebut.

Missed abortion juga dikenal sebagai keguguran tanpa gejala atau silent miscarriage karena kondisi ini tidak menunjukkan tanda-tanda khas berupa pendarahan atau kram perut seperti keguguran pada umumnya.

Biasanya, missed abortion terjadi pada trimester pertama kehamilan, yaitu sebelum usia kehamilan mencapai 12 minggu.

Meskipun janin berhenti berkembang, plasenta dan jaringan embrionik tetap berada di dalam rahim.

Hal ini membuat ibu hamil sulit menyadari bahwa ada masalah dengan kehamilannya.

Ciri-ciri Missed Abortion

Ilustrasi Keguguran
Foto: Ilustrasi Keguguran (Orami Photo Stocks)

Missed abortion sering kali tidak menunjukkan gejala yang jelas, sehingga sulit untuk disadari oleh ibu hamil.

Namun, ada beberapa tanda yang bisa menjadi indikasi terjadinya missed abortion, seperti:

1. Tidak Ada Detak Jantung Janin

Pada pemeriksaan USG rutin, dokter tidak dapat mendeteksi detak jantung janin.

Ini adalah tanda utama dari missed abortion.

2. Keputihan Berwarna Cokelat

Ibu hamil mungkin mengalami keputihan berwarna cokelat, yang bisa menjadi tanda bahwa ada masalah dengan kehamilan.

3. Berkurangnya Gejala Kehamilan

Gejala awal kehamilan seperti mual, muntah, dan nyeri payudara bisa berkurang atau hilang secara tiba-tiba.

Hal ini mungkin mengindikasikan bahwa hormon kehamilan telah menurun karena janin berhenti berkembang.

4. Tidak Ada Pertumbuhan Perut

Meskipun ibu hamil tetap merasakan perutnya membesar, perut bisa tidak tumbuh sesuai dengan usia kehamilan yang seharusnya.

5. Tidak Ada Gerakan Janin

Jika kehamilan sudah memasuki usia di mana gerakan janin biasanya mulai terasa, ibu mungkin tidak merasakan gerakan janin sama sekali.

6. Perasaan Tidak Nyaman atau Perubahan Emosional

Beberapa ibu hamil mungkin merasakan ada yang tidak beres dengan kehamilannya, meskipun tidak ada gejala fisik yang jelas.

Baca Juga: Kenali 13 Ciri Rahim Bersih setelah Keguguran Tanpa Kuret

Penyebab Missed Abortion

Penyebab Keguguran
Foto: Penyebab Keguguran (Medicalnewstoday.com)

Lantas, apa yang bisa memicu terjadinya silent miscarriage? Mari ketahui penyebab missed abortion berikut ini.

1. Kelainan Kromosom

The American College of Obstetrician and Gynecologist menyebutkan bahwa sekitar 50% keguguran terjadi karena embrio memiliki jumlah kromosom yang salah.

Kelainan ini terjadi saat sel telur dan sperma bertemu dan menghasilkan jumlah kromosom yang tidak sesuai.

Seharusnya, sel telur dan sperma masing-masing memiliki 23 pasang kromosom, sehingga totalnya menjadi 46 kromosom.

Ketidakseimbangan ini pun menyebabkan embrio tidak dapat berkembang dengan baik.

2. Masalah pada Rahim

Masalah pada rahim mencakup berbagai kondisi yang mempengaruhi bentuk, struktur, atau fungsi rahim.

Rahim adalah organ reproduksi wanita di mana janin berkembang selama kehamilan.

Jika ada kelainan atau gangguan pada rahim, hal ini dapat mengganggu perkembangan janin dan meningkatkan risiko keguguran, termasuk missed abortion.

3. Trauma Fisik

Trauma fisik adalah cedera atau kerusakan tubuh akibat kekuatan eksternal seperti kecelakaan, jatuh, benturan keras, atau pukulan.

Trauma fisik yang parah ini dapat memengaruhi berbagai organ dan sistem tubuh, termasuk rahim dan janin yang sedang berkembang.

Apalagi, jika trauma fisik mengenai perut ibu hamil secara langsung, hal ini dapat menyebabkan kerusakan pada rahim dan jaringan di sekitarnya.

Baca Juga: 10 Dampak Aborsi, Mulai dari Nyeri Panggul, Infeksi hingga Reaksi Emosional

4. Infeksi

Infeksi tertentu selama kehamilan, seperti infeksi TORCH (Toksoplasma, Rubella, Cytomegalovirus, Herpes Simplex), dapat meningkatkan risiko missed abortion.

Hal ini karena infeksi dapat menyebabkan peradangan di tubuh ibu.

Nah, respon inflamasi tersebut dapat mempengaruhi rahim dan lingkungan tempat janin berkembang, sehingga berisiko menyebabkan missed abortion.

5. Kebiasaan Merokok

Kebiasaan merokok merupakan salah satu penyebab missed abortion karena zat beracun dalam rokok dapat mengganggu perkembangan janin, mengurangi aliran darah ke plasenta, dan menyebabkan kerusakan DNA.

Selain itu, janin yang terpapar asap rokok cenderung memiliki berat badan lahir rendah, kelainan bawaan, dan risiko kematian prenatal yang lebih tinggi.

Oleh karenanya, untuk mengurangi risiko missed abortion dan memastikan kehamilan yang sehat, sangat penting bagi ibu hamil untuk menghentikan kebiasaan merokok.


Diagnosis Missed Abortion

Pemeriksaan Kehamilan
Foto: Pemeriksaan Kehamilan (Orami Photo Stocks)

Untuk mendiagnosis missed abortion, dokter akan melakukan beberapa langkah pemeriksaan, yang meliputi:

1. Pemeriksaan Riwayat Kesehatan

Dokter akan memulai dengan menanyakan riwayat kesehatan ibu hamil, termasuk riwayat kehamilan sebelumnya dan gejala yang dialami saat ini.

Informasi ini membantu dokter memahami kondisi umum ibu hamil dan mendeteksi kemungkinan adanya masalah.

2. Pemeriksaan Fisik

Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk memeriksa tanda-tanda vital ibu hamil, seperti tekanan darah dan detak jantung.

Dokter juga akan memeriksa ukuran dan bentuk rahim untuk memastikan perkembangan kehamilan.

3. Ultrasonografi (USG)

USG adalah alat utama dalam mendiagnosis missed abortion.

Jika tidak ada detak jantung yang terdeteksi pada usia kehamilan yang seharusnya sudah terlihat (biasanya setelah 6-7 minggu), hal ini ini bisa menjadi indikasi missed abortion.

Dokter juga akan mengukur ukuran janin dan membandingkannya dengan usia kehamilan.

Jika janin terlihat lebih kecil dari ukuran yang seharusnya untuk usia kehamilan tersebut, kondisi ini juga bisa menjadi tanda missed abortion.

Selain itu, dokter akan memeriksa kantung kehamilan.

Apabila kantung kehamilan terlihat kosong atau janin tidak berkembang sesuai usia kehamilan, ini bisa menunjukkan missed abortion.

4. Tes Hormon Kehamilan (hCG)

Jika hasil USG tidak cukup jelas, dokter mungkin akan melakukan tes darah untuk mengukur kadar hormon kehamilan (human chorionic gonadotropin atau hCG).

Pada kehamilan normal, kadar hCG seharusnya meningkat secara signifikan setiap beberapa hari.

Jika kadar hCG tidak meningkat atau bahkan menurun, ini bisa menjadi tanda bahwa kehamilan telah berakhir.

Baca Juga: Gumpalan Darah Haid seperti Daging, Apakah Tanda Keguguran?

Cara Mengatasi Missed Abortion

Wanita Keguguran
Foto: Wanita Keguguran (Istockphoto.com)

Ketika dokter sudah mendiagnosis adanya silent miscarriage, ada beberapa tindakan yang bisa dilakukan untuk mengatasinya, seperti:

1. Menunggu Proses Alami

Saat kadar hormon kehamilan menurun selama missed abortion di trimester pertama, rahim akan mulai mengeluarkan jaringan kehamilan, yang bisa menyebabkan pendarahan dan kram.

Biasanya, dianjurkan untuk menunggu antara tujuh hingga 14 hari untuk melihat apakah keguguran terjadi secara alami.

Jika tidak ada tanda-tanda infeksi atau masalah medis lainnya, seperti gangguan pembekuan darah atau pendarahan yang tidak biasa, salah satu opsi adalah menunggu dan melihat apakah keguguran berlangsung dengan sendirinya.

Namun, pilihan ini bisa sangat sulit secara psikologis bagi ibu yang mengalami kehilangan kehamilan.

Banyak orang memilih untuk langsung mengambil tindakan medis atau bedah untuk menghindari beban emosional ini.

2. Obat-obatan

Jika ibu ingin mempercepat proses, dokter dapat meresepkan obat-obatan yang membantu tubuh mengeluarkan jaringan kehamilan.

Dua obat yang sering digunakan adalah mifepriston dan misoprostol.

Mifepriston merupakan obat yang bisa menyebabkan jaringan kehamilan terlepas dari dinding rahim.

Sementara misoprostol dapat menyebabkan leher rahim melebar dan rahim berkontraksi, sehingga jaringan bisa dikeluarkan.

Keduanya aman dan efektif, dan sering digunakan bersama untuk hasil yang lebih baik.

3. Prosedur Bedah

Jika ada risiko infeksi atau jika jaringan tidak keluar sepenuhnya, dokter mungkin akan merekomendasikan prosedur bedah.

Prosedur yang biasanya digunakan adalah dilatasi dan kuretase (D&C) atau dilatasi dan evakuasi (D&E).

Prosedur bedah memiliki keuntungan berupa prosedurnya lebih cepat dan efektif, sehingga mengurangi risiko infeksi dan memastikan rahim benar-benar bersih dari jaringan kehamilan.

Baca Juga: Daftar Makanan Pantangan setelah Keguguran, Wajib Tahu!

Itulah penjelasan lengkap seputar missed abortion yang perlu dipahami oleh setiap ibu hamil.

Semoga Moms yang sedang menjalani kehamilan bisa menghindarinya.

  • https://www.healthline.com/health/pregnancy/missed-abortion
  • https://www.acog.org/clinical/clinical-guidance/practice-bulletin/articles/2018/11/early-pregnancy-loss?utm_source=redirect&utm_medium=web&utm_campaign=otn
  • https://www.sitarambhartia.org/blog/maternity/missed-abortion/
  • https://www.verywellhealth.com/missed-miscarriage-symptoms-treatment-and-coping-5189858

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.