18 September 2024

Mitos Ari-Ari Bayi di Indonesia dan Tradisi Menguburnya

Masyarakat Indonesia percaya plasenta dianggap sebagai 'kakak kandung' bayi

Mitos ari-ari bayi yang harus dikubur, sudah menjadi sebuah tradisi yang melekat turun temurun pada masyarakat Indonesia.

Hal ini tentunya tidak mengagetkan, karena Indonesia memiliki sejarah yang masih dipercaya oleh sebagian masyarakatnya.

Setiap proses kehidupan yang dilewati penuh dengan ritual dan filosofi yang kental.

Mulai dari lamaran, pernikahan, hamil 7 bulanan hingga penanaman ari-ari dilakukan dengan penuh khidmat.

Lantas, bagaimana mitos ari-ari bayi yang harus dikubur dipercayai dan dilakukan di masyarakat? Berikut ini informasi lengkapnya, Moms.

Baca Juga: Pengapuran Plasenta Saat Hamil, Ketahui Faktor Risiko, Gejala, dan Pencegahannya

Fungsi Ari-Ari Bayi

Ari-Ari Bayi
Foto: Ari-Ari Bayi (Gomidwife.com)

Ketika bayi dalam kandungan, plasenta atau ari-ari bertanggung jawab untuk memelihara dan melindunginya.

Berikut beberapa ragam fungsi ari-ari yang jarang disadari. Cari tahu, yuk!

1. Penghubung Janin dan Ibu

Melansir Mayo Clinic, plasenta juga menghubungkan ibu ke bayi.

Artinya, ini membentuk hubungan antara keduanya dengan memasok darah melalui tali pusar ke janin yang sedang berkembang.

Tidak hanya itu, ari-ari juga memainkan peran penting dalam sekresi hormon yang diperlukan untuk kehamilan yang lancar dan mempersiapkan tubuh Moms menyusui.

2. Antibodi bagi Janin

Kemudian bagi janin, plasenta juga memberikan semua antibodi yang dibutuhkan untuk berkembang cukup dalam beberapa bulan pertama kehidupan.

Tidak hanya itu, plasenta juga berfungsi untuk membuang sisa metabolisme yang sudah tidak dibutuhkan oleh janin.

Zat sisa tersebut akan dialirkan kembali ke aliran darah ibu, kemudian dikeluarkan bersama sisa metabolisme yang dihasilkan oleh sang ibu.

3. Hormon Kehamilan

Dikutip dari Philosophical Transactions of the Royal Society B Journal, fungsi plasenta yang tidak kalah penting lainnya adalah memproduksi hormon kehamilan, yaitu:

  • Estrogen
  • Progesteron
  • Human chorionic gonadotropin (hCG)

Hormon-hormon tersebut sangat penting dalam mendukung perkembangan janin dan menjaga kehamilan.

Daripada membuang organ tubuh yang luar biasa ini dan menandainya sebagai 'limbah klinis', orang-orang di Indonesia memilih untuk memberikan penguburan yang layak.

Baca Juga: Mengenal Retensio Plasenta, Kondisi Plasenta Tertinggal setelah Proses Persalinan

Mitos Ari-Ari Bayi di Indonesia

Ilustrasi Sesajen (Orami Photo Stock)
Foto: Ilustrasi Sesajen (Orami Photo Stock)

Mitos tentang ari-ari bayi (plasenta) di Indonesia sangat beragam dan seringkali berhubungan dengan kepercayaan tradisional atau budaya setempat.

Berikut beberapa mitos yang umum tentang ari-ari bayi:

1. Ari-ari Dipercaya sebagai Saudara Kembar Bayi

Banyak masyarakat Indonesia yang percaya bahwa ari-ari adalah saudara kembar bayi yang lahir bersama.

Karena itu, ari-ari harus diperlakukan dengan baik agar bayi juga terhindar dari hal-hal buruk.

Itulah juga sebabnya plasenta perlu dikubur dan bukan dibuang.

2. Perlakuan terhadap Ari-ari Berkaitan dengan Nasib

Ari-ari sering kali dikubur di rumah atau halaman keluarga dengan berbagai macam ritual, seperti memberi bunga, koin, atau menyimpan ari-ari dalam kendi atau kotak khusus.

Ini dipercaya untuk membawa keberuntungan dan melindungi bayi.

Ari-ari dianggap sebagai pelindung bagi bayi dari gangguan roh halus.

Jika ari-ari tidak diperlakukan dengan baik, dipercaya bayi akan lebih mudah terkena gangguan dari makhluk halus.

Dalam beberapa kepercayaan, bagaimana ari-ari diperlakukan dapat memengaruhi nasib bayi di kemudian hari, baik dalam hal kesehatan, keberuntungan, maupun kepribadian.

Tradisi Mengubur Ari-ari Bayi di Indonesia

Di Indonesia, ari-ari bayi yang harus dikubur oleh seorang ayah, memang sudah lama menjadi tradisi turun-temurun setiap kelahiran.

Berangkat dari mitos ari-ari bayi yang telah disebutkan di atas, terdapat ritual yang dilakukan sebelum penguburan seperti membersihkannya dengan benar, lalu ditempatkan dalam mangkuk atau wadah bersih.

Jika tidak diperlakukan dengan benar, mitos ari-ari bayi Indonesia mengatakan bahwa ibu atau bayinya akan jatuh sakit.

Berikut ini adalah daftar tradisi mengubur ari-ari bayi yang dipercaya masyarakat Indonesia:


1. Ari-Ari Dikubur di Sekitar Rumah

Tentunya tradisi ari-ari bayi yang harus dikubur di dalam tanah merupakan cara yang paling tepat untuk membuang benda ini.

Ya, tentu Moms berpikir mustahil jika ari-ari dibuang di tempat sampah, ataupun malah dibuang begitu saja di sungai.

Ini lebih kepada cara praktis untuk membuang ari-ari dengan cara yang sopan dan terhormat, tanpa maksud gaib.

2. Memberi Lampu

Bagi sebagian orang, mitos ari-ari bayi ini dianggap memiliki makna gaib tersendiri seperti adanya 'peri' yang menjaga bayi dan sebagainya.

Selain itu, makna menerangi ari-ari dengan lampu, antara lain:

  • Untuk menandai tempat dikuburnya ari-ari
  • Menandakan agar orang-orang yang lewat di depan rumah tidak membuat kegaduhan

Umumnya, suara gaduh dan bising dapat mengganggu Si Kecil dan membuatnya rewel.

3. Menguburnya dengan Barang-Barang Tertentu

Mitos ari-ari bayi yang berikutnya adalah plasenta ini dikubur dengan benda-benda tertentu sebagai wujud harapan dari orang tua kepada si bayi.

Misalnya, jika orang tua menginginkan buah hatinya menjadi anak yang pintar di kemudian hari, maka ari-ari akan dikubur bersama pensil atau buku.

Ada juga orang yang mengubur ari-ari dengan beras merah sebagai harapan agar anaknya kelak menjadi pribadi yang makmur.

Bahkan, ada yang mengubur tulisan arab berisi doa atau ayat Al-Quran dengan harapan anaknya akan tumbuh menjadi anak yang saleh.

4. Memberi Rempah dan Daun di Makam Ari-Ari

Sejatinya mitos ari-ari bayi ini tidak ada hubungan langsung dengan Si Kecil.

Namun, berbagai filosofi yang terkandung di dalamnya dapat memberikan aura positif bagi keluarga, seperti:

  • Beras merah berarti kemakmuran
  • Tulisan arab berarti kesalehan

5. Ari-Ari Harus Dicuci dengan Air Sabun sebelum Dikubur

Mitos bahwa ari-ari harus dibersihkan dengan air dan sabun sebelum dikuburkan masih dipegang oleh sebagian masyarakat di Indonesia.

Hal ini didasari oleh kepercayaan spiritual, di mana ari-ari dianggap sebagai bagian tubuh bayi yang suci dan perlu disucikan sebelum dimakamkan.

Kebiasaan membersihkan ari-ari dengan air dan sabun diyakini dapat membawa keberuntungan dan kesehatan bagi bayi.

Selain itu, secara praktis, membersihkan ari-ari juga dianggap penting untuk mencegah penyebaran penyakit karena ari-ari yang kotor dapat menimbulkan bau tidak sedap dan menjadi tempat berkembangnya bakteri.

Baca Juga: Mengenal Hiperbilirubinemia, Penyebab Penyakit Kuning pada Bayi

Mitos dan Tradisi seputar Ari-Ari Bayi di Negara Lain

Ilustrasi Ibu dan Bayi
Foto: Ilustrasi Ibu dan Bayi (Drbrownsbaby.com)

Mitos ari-ari bayi dan tradisi mengubur plasenta tidak hanya terjadi di Indonesia. Ternyata, mitos ini juga diyakini di beberapa negara, seperti:

1. Turki

Masyarakat Turki percaya bahwa ada hubungan antara seorang anak dan plasenta.

Karena alasan ini, tali pusar dan plasenta tidak dibuang mengingat plasenta mempengaruhi kehidupan masa depan bayi yang baru lahir.

Jika seorang ayah ingin bayinya tumbuh menjadi anak yang taat, maka harus mengubur plasenta di halaman masjid.

Demikian pula jika dikubur di kandang hewan akan menjadi pecinta binatang.

Penguburan ari-ari dilakukan setelah mencuci dan membungkus tali pusar dengan benar sebagai tanda penghormatan.

Tidak hanya penghormatan untuk ari-ari, tetapi juga hubungan mereka miliki dengan bayi.


2. Malaysia

Orang-orang Malaysia sangat menghormati hubungan antara seorang ibu, bayinya dan plasenta.

Karena alasan inilah maka plasenta, menurut tradisi Melayu, harus dikubur dengan benar.

Setelah kelahiran anak, plasenta dan tali pusat perlu dikubur dengan depan pintu rumah.

Setelah dibersihkan, plasenta harus ditempatkan di selembar kain bersama dengan beberapa bumbu termasuk garam, asam, hingga bawang dan lainnya.

Setelah selesai, penting juga untuk jarum, buku, dan pensil untuk ditambahkan ke dalam selembar kain.

Semua ini pada dasarnya dilakukan untuk memastikan bahwa anak tersebut tumbuh menjadi individu yang pekerja keras dan anak yang sangat cerdas.

3. Tiongkok

Ada yang berbeda di negara Tiongkok, plasenta bukan dikubur melainkan dimakan.

Praktik placentophagy, atau memakan plasenta sendiri, agak umum di negeri ini.

Menurut teks-teks medis yang berasal dari Dinasti Ming, plasenta memainkan peran yang sangat penting dalam kelangsungan hidup serta perkembangan bayi di dalam rahim ibu.

Para ahli pengobatan tradisional Tiongkok percaya bahwa memakan plasenta adalah cara terbaik untuk merayakan kelahiran dan untuk mengisi kembali persediaan ASI.

Pengobatan tradisional Tiongkok menganggap perlu bagi ibu untuk mengonsumsi plasenta, sehingga masalah laktasi yang tidak mencukupi dapat segera diatasi.

Wah, rupanya memang tradisi dan kepercayaan masing-masing negara soal plasenta sangat berbeda ya Moms.

Meski begitu, nampaknya tradisi mengubur plasenta di Indonesia akan terus berjalan.

Namun, apakah hal tersebut benar-benar bermanfaat ataukah hanya mitos?

Mengubur plasenta di halaman tentu saja merupakan cara yang paling tepat untuk membuang organ ini.

Karena memang tidak mungkin untuk membuangnya di tempat sampah apalagi sungai.

Tempat pemakaman plasenta pun akan diberikan cahaya selama beberapa bulan.

Bagi sebagian orang, itu dianggap memiliki makna okultisme sendiri karena seolah akan ada yang menjaga bayi.

Itu dia serba-serbi seputar mitos ari-ari bayi.

Bicara soal tradisi dan kepercayaan memang tidak ada habisnya, ya, Moms.

Terlepas dari itu, sebaiknya Moms tidak sembarangan dalam menyingkirkan plasenta atau ari-ari bayi, ya!

  • https://correcto.id/beranda/read/36985/mengubur-ari-ari-sering-dikaitkan-dengan-unsur-gaib-mitos-atau-fakta
  • https://motherandbeyond.id/read/17771/tradisi-mengubur-ari-ari-bayi-dan-makna-simbolisnya
  • https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/pregnancy-week-by-week/in-depth/placenta/art-20044425
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/journals/136/

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.