MPASI Pertama Tunggal atau 4 Bintang?
Saat memulai waktu pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) pada bayi yang memasuki usia 6 bulan, Moms biasanya bingung apa jenis MPASI terbaik bagi Si Kecil.
"MPASI diberikan pada usia sekitar 4-6 bulan. Bagi ibu yang memberikan ASI eksklusif, MPASI diberikan sejak usia 6 bulan," ujar DR. dr. Rini Sekartini, SpAK, Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM dan Ketua IDAI Jaya saat diwawancarai oleh Orami.
"Prinsip pemberian MPASI adalah tepat waktu, memiliki kandungan energi, protein dan mikronutrien yang dapat memenuhi kebutuhan, juga aman," tambahnya.
Kemudian muncul pertanyaan, apakah sebaiknya memberikan MPASI pertama dengan menu tunggal atau 4 bintang seperti yang ramai diperbincangkan? Mari simak ulasan di bawah ini!
Baca Juga: 7 Fakta Anak Pertama yang Belum Banyak Diketahui
Mulai dengan Menu MPASI Tunggal
Moms disarankan untuk hanya memberikan menu tunggal kepada Si Kecil selama kurang lebih 1 minggu sebelum memberikan menu lainnya. Hal itu perlu dilakukan untuk mengecek reaksi alergi Si Kecil terhadap menu-menu tersebut.
"Menu tunggal berarti memberikan hanya jenis makanan yang lebih banyak mengandung komposisi zat makanan tertentu, misalkan buah, mengandung lebih banyak vitamin dan mineral, walaupun ada sedikit kandungan karbohidratnya," jelas DR. dr. Rini.
DR. dr. Rini menjelaskan bahwa pengembangan rasa asin baru mulai berkembang setelah bayi berusia 4-6 bulan. Respon rasa tersebut adalah mekanisme pertahanan alami dari bayi terhadap racun yang mungkin terdapat dalam makanan.
"Pada bayi yang mendapatkan ASI, seharusnya lebih mudah untuk beradaptasi terhadap berbagai macam rasa. Mengingat ASI sendiri mengandung berbagai macam rasa dan aroma tergantung makanan sang ibu," paparnya.
Ternyata, pengenalan berbagai macam rasa pada masa kehamilan dan menyusui ini sangat berhubungan dengan makanan kesukaan bayi nantinya sewaktu pemberian makanan padat.
Setelah masa pengenalan rasa pada bayi selama sekitar 1 minggu, lanjutkan dengan memperkenalkan bahan makanan lainnya.
"Misalnya di awal hanya buah saja, lalu berikan tepung beras dicampur buah, setelah itu baru coba berikan sumber protein," kata DR. dr. Rini.
Baca Juga: 5 Tips Menyusui Bayi dengan Puting Terbalik
Berikut ini referensi pemberian makanan pada menu MPASI pertama tunggal yang bersifat tidak alergenik seperti karbohidrat, buah, sayur-sayuran, yaitu:
- Sumber karbohidrat bisa didapatkan dari nasi dan kentang yang dilumatkan
- Buah yang biasa digunakan untuk awal MPASI antara lain avokad, pisang, apel kukus, hingga pir kukus.
- Sayur-sayuran yang bisa diberikan yaitu wortel kukus, ubi kukus, labu kukus, dan lainnya.
Moms bisa mencampur makanan tersebut dengan ASI atau susu formula yang biasa diminum Si Kecil.
Sebaiknya, Moms pun memberikan satu jenis menu tunggal tersebut selama tiga hari untuk melihat kemungkinan alergi pada jenis makanan tersebut.
Berlanjut dengan Menu MPASI 4 Bintang
Moms mungkin masih bertanya-tanya, apa itu menu MPASI 4 bintang? "Menu MPASi 4 bintang berarti MPASI mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin mineral dan air," jelas DR. dr. Rini.
Dikutip dari Metro.co.uk, spesialis nutrisi bayi, Alice Fotheringham menjelaskan setelah lewat masa pengenalan MPASI pertama, Moms sudah boleh memulai menu 4 bintang.
“Memberikan makanan tunggal terlalu lama dapat menyebabkan kekurangan nutrisi pada anak, sehingga tidak dianjurkan untuk dilakukan lebih dari dua minggu,” jelasnya kembali.
Moms dapat mulai mencampurkan makanan-makanan yang diperkenalkan dalam menu tunggal yaitu karbohidrat, protein hewani, protein nabati, juga serat dan menambah atau mengganti satu per satu bahan-bahannya untuk tetap dapat mengenali potensi alergi makanan.
"Perkenalan jenis protein sebaiknya satu persatu, sehingga bila terdapat gejala alergi, dapat diketahui sumber makanan yang diduga mencetuskan alergi," ujar DR. dr. Rini.
Baca Juga: 7 Manfaat Beras Merah untuk Bayi
Tips Memberi MPASI dengan Berhasil
Moms, tentunya praktik akan memudahkan proses pemberian MPASI pertama. Tapi, dilansir dari Healthline berikut ini ada beberapa tips yang bisa menyukseskan Si Kecil makan lahap:
- Si Kecil secara alami menyukai rasa yang lebih manis. Karena itu, coba tawarkan sayuran sebelum buah untuk mengantisipasi Si Kecil menolak sayuran.
- Tawarkan banyak variasi. Cobalah untuk menghindari pemberian makanan yang sama berulang kali. Jika Si Kecil tidak menyukai makanan tertentu, tetap perkenalkan dan coba campur makanan itu dengan makanan yang disukai sampai menjadi terbiasa.
- Jangan memaksakan Si Kecilmakan lebih banyak dari yang mereka inginkan, karena mereka biasanya berhenti ketika sudah cukup.
- Jadikan waktu makan rileks dan biarkan Si Kecil membuat kekacauan. Ini mendorong bayi untuk lebih banyak bereksperimen dengan makanan dan menciptakan hubungan positif dengan makan.
- Rencanakan ke depan dengan membekukan makanan dalam baki es batu atau wadah kecil jika Moms tidak ingin memasak setiap hari.
- Cobalah untuk memasukkan menu Si Kecil dalam makanan keluarga. Bayi lebih cenderung makan makanan yang mereka lihat orang lain di sekitar mereka makan.
Tidak ketinggalan, DR. dr. Rini juga mengingatkan untuk menilai kesiapan Si Kecil menerima MPASI berdasarkan perkembangan oromotor. Yakni dapat duduk dengan kepala tegak, dapat melakukan koordinasi mata, tangan dan mulut untuk menerima makanan dan menelannya. "Secara alamiah, kemampuan ini dicapai pada usia 4-6 bulan," ujarnya.
Untuk pemberian MPASI sendiri, terdapat panduan yang bisa Moms ikuti.
"Pada usia 6-8 bulan diberikan 2-3 kali sehari, ditingkatkan menjadi 3-4 kali sehari pada usia 9-24 bulan. Lalu, dapat diberikan makanan selingan 1-2 kali sesuai kemampuan anak," tutup DR. dr. Rini.
Untuk memastikan Si Kecil tumbuh dan berkembang sesuai usianya, Moms bisa pantau tinggi dan berat badannya dengan fitur Growth Tracker di Orami App! Pada fitur Growth Tracker ini, Moms dapat mengetahui apakah berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala Si Kecil tetap berada dalam batas yang normal, atau justru berisiko dan perlu berkonsultasi ke dokter. Yuk, coba fiturnya dengan meng-klik gambar di bawah ini, ya!
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.