7 Dampak Negatif Multitasking, Bisa Bikin Gampang Hilang Fokus hingga Menurunkan Produktivitas
Dalam banyak hal, multitasking tampaknya menjadi salah satu hal yang menguntungkan.
Dengan mengerjakan lebih dari satu tugas sekaligus, seseorang yang bisa melakukan multitasking secara teoritis bisa dibilang lebih produktif.
Namun, meskipun multitasker mungkin tampak lebih baik dalam pekerjaan mereka, beberapa penelitian menunjukkan bahwa multitasking adalah hal yang bisa merusak produktivitas.
Sebuah studi terbaru yang dipimpin oleh Jeremy Marty-Dugas di University of Waterloo menunjukkan bahwa terus-menerus memeriksa ponsel saat melakukan pekerjaan lain membuat orang lebih merasa kebingungan dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Kebingungan ini pun akan menghambat kinerja daripada membantu menyelesaikan sesuatu lebih cepat.
Baca Juga: Bahaya Smartphone Bisa Menghambat Produktivitas
Dampak Buruk Multitasking
Sebelum Moms mencoba untuk melakukan pekerjaan multitasking, ketahui alasan mengapa multitasking sebenarnya lebih berbahaya daripada membantu dan dampak negatif yang mungkin dapat Moms alami:
1. Lebih Mudah Kehilangan Fokus
Pada dasarnya, Moms akan sulit untuk bisa fokus pada 2 hal sekaligus.
Inilah alasan banyak negara melarang penduduknya menggunakan telepon saat mengemudi. Ini tidak hanya akan membahayakan diri sendiri, tetapi pengguna jalan lainnya.
Selain itu, hindari membalas email di tengah panggilan telepon, meski ia tidak berbahaya, akan tetapi hal ini cukup mengganggu.
Tidak ada seorang pun yang ingin diacuhkan saat sedang berbicara.
Akibatnya, multitasker berisiko melupakan atau kehilangan informasi penting, dan ini juga bisa membuatnya malah jadi kurang produktif.
2. Multitasking Memperlambat Diri
Bukannya meningkatkan produktivitas, beralih bolak-balik di antara tugas-tugas sebenarnya membuat tugas-tugas yang sama menjadi lebih lama untuk diselesaikan.
Pada akhirnya, ini akan memperlambat kecepatan penyelesaian pekerjaan.
Jika pekerjaan makin lama bisa diselesaikan, ini akan merugikan Moms sendiri dan membuat orang lain terganggu.
3. Multitasking Bisa Jadi Perilaku Kurang Sopan
Multitasking mungkin bisa Moms lakukan dengan diam-diam.
Namun, jika Moms mengirim pesan atau menjawab e-mail selama rapat atau saat berbicara dengan orang lain, ini adalah perilaku yang kurang sopan.
Kecuali Moms sudah diizinkan untuk melakukan pekerjaan lain, Moms mungkin bisa membalas e-mail selagi rapat.
Jadi, pastikan untuk fokus saat rapat atau berbicara dengan orang lain, bahkan jika rapat atau percakapan itu membosankan.
Baca Juga: Yuk Coba! Ini 6 Ide Pekerjaan Sampingan yang Cocok Untuk Moms
4. Multitasking Menyebabkan Lebih Banyak Kesalahan
Studi Marty-Dugas menunjukkan bahwa multitasking yang dilakukan menggunakan smartphone memungkinkan pikiran seseorang menjadi mengembara atau hilang fokus.
Alhasil, ini malah menyebabkan lebih banyak kesalahan, kemungkinan karena kurangnya perhatian.
5. Mengubah Fungsi Otak dan Menurunkan Produktivitas
Peneliti Stanford University, Clifford Nass menemukan bahwa bahkan ketika multitasker kronis fokus pada satu tugas, mereka kurang efisien.
Nass menyimpulkan bahwa seiring waktu, seringnya multitasking benar-benar mengubah cara fungsi otak, yang menyebabkan penurunan produktivitas bahkan ketika sedang fokus.
6. Multitasking Mengganggu Alur Kerja
Banyak orang sukses, termasuk penulis, seniman, musisi, dan banyak lagi melaporkan bahwa pekerjaan mereka yang paling kreatif dan produktif terjadi dalam "aliran" yang memungkinkan mereka untuk fokus sepenuhnya pada tugas yang ada.
Secara alami, multitasking bertentangan dengan aliran ini, dan multitasker berisiko memiliki hasil pekerjaan yang kurang kreatif atau bahkan kurang produktif.
7. Buruk Bagi Kesehatan
Mengutip dari Cerebrum, multitasking dapat mengurangi kemampuan seseorang untuk fokus, meningkatkan perasaan stres, dan memperburuk impulsif.
Ini juga dapat memperburuk kinerja di tempat kerja atau sekolah, yang dapat menyebabkan perasaan dan kecemasan negatif lebih lanjut.
Baca Juga: Ini 5 Cara mengatasi Burnout, Syndrome Akibat Stres Bekerja, Catat!
Efek Multitasking pada Fungsi Otak
Melakukan beberapa hal berbeda sekaligus dapat mengganggu kemampuan kognitif, bahkan bagi orang yang sering melakukan banyak tugas.
Faktanya, penelitian dari PLOS ONE, menunjukkan bahwa orang cenderung melebih-lebihkan kemampuan mereka untuk melakukan banyak tugas.
Sementara itu, orang-orang yang paling sering melakukan kebiasaan ini sering kali tidak memiliki keterampilan yang dibutuhkan untuk menjadi efektif dalam hal tersebut.
Multitasker kronis cenderung menunjukkan lebih banyak impulsif daripada rekan-rekan mereka, dan mereka mungkin lebih cenderung meremehkan kemungkinan risiko yang terkait dengan menangani banyak hal sekaligus.
Mereka juga tampaknya menunjukkan tingkat kontrol eksekutif yang lebih rendah dan sering terganggu dengan mudah
Sumber daya kognitif yang terbatas mungkin terlibat dalam fenomena ini.
Beberapa jaringan di otak berinteraksi untuk memandu perilaku kita setiap kali kita berangkat untuk menyelesaikan suatu tugas. Perilaku ini meliputi:
- Menetapkan tujuan.
- Mengidentifikasi informasi yang dibutuhkan untuk mencapainya.
- Mengabaikan gangguan yang tidak relevan.
Ketika seseorang mencoba untuk terlibat dalam proses ini untuk beberapa tugas sekaligus, itu dapat menyebabkan kesalahan kognitif.
Seseorang mungkin gagal untuk mengabaikan informasi yang tidak relevan, misalnya, yang akan menyebabkan lebih banyak gangguan.
Meski belum jelas tetapi ada kemungkinan bahwa multitasking kronis mengubah otak dari waktu ke waktu, yang menyebabkan lebih banyak gangguan kesehatan pada otak dan masalah dengan fokus.
Baca Juga: 8 Cara Menghilangkan Ngantuk yang Ampuh Saat Bekerja
Cara Menghentikan Kebiasaan Multitasking
Sayangnya, multitasking sudah menjadi aspek yang mendarah daging dalam budaya dan tempat kerja.
Jika Moms merasa multitasking berdampak negatif pada hidup, ada cara yang bisa ditempuh untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi waktu.
Lain kali, saat Moms mendapati diri tengah melakukan banyak tugas sekaligus, lakukan penilaian cepat tentang berbagai hal yang ingin Moms capai sebenarnya.
Kemudian, tentukan tugas mana yang perlu Moms fokuskan terlebih dahulu.
Coba juga untuk lakukan beberapa hal berikut ini:
1. Batasi Jumlah Pekerjaan dalam Satu Waktu
Jika terpaksa melakukannya, coba lakukan pekerjaan yang tidak membutuhkan banyak fokus.
Seperti misalnya, Moms bisa menjawab telepon sambil melipat cucian, atau sebagainya.
2. Gunakan Aturan 20 Menit
Alih-alih terus-menerus beralih di antara tugas-tugas, cobalah untuk sepenuhnya mencurahkan perhatian pada satu tugas selama 20 menit sebelum beralih ke yang lain.
3. Kelompokkan Tugas
Jika Moms kesulitan menahan keinginan untuk memeriksa email atau melakukan tugas lain yang mengganggu, jadwalkan waktu yang ditentukan dalam satu hari untuk mengatasinya.
Dengan mengelompokkan tugas-tugas serupa bersama-sama dan menetapkan waktu untuk menanganinya, Moms dapat membebaskan pikiran untuk fokus pada hal lain.
4. Batasi Gangguan
Ini mungkin berarti mencari tempat yang lebih tenang untuk bekerja, mematikan ponsel, dan mematikan notifikasi dan alarm.
5. Latih Kesadaran
Menambahkan perhatian ke rutinitas harian juga dapat membantu Moms memperhatikan saat-saat ketika sedang melakukan banyak tugas.
Mindfulness juga dapat meningkatkan kemampuan Moms untuk fokus dan memperhatikan satu hal pada satu waktu.
Baca Juga: 5 Cara Fokus Bekerja Meski Rumah Tangga sedang Bermasalah
Ingat, penelitian telah membuktikan bahwa Moms akan bekerja jauh lebih baik ketika fokus sepenuhnya pada satu hal pada satu waktu.
Selain itu, Moms juga harus mempertimbangkan apakah benar-benar dapat melakukan banyak tugas sebelum menambahkannya ke resume.
Kadang seseorang memiliki kecenderungan untuk melebih-lebihkan kemampuan untuk melakukan banyak tugas, padahal otak manusia tidak didesain untuk bekerja multitasking.
- https://www.mheducation.com/highered/insights-ideas/multitasking-helpful-or-harmful.html
- https://health.clevelandclinic.org/science-clear-multitasking-doesnt-work/
- https://www.verywellmind.com/multitasking-2795003
- https://www.dana.org/article/multicosts-of-multitasking/
- https://www.doi.org/10.1371/journal.pone.0054402
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.