Museum Bali: Lokasi, Tiket Masuk, dan Koleksi di Dalamnya
Moms dan keluarga berencana untuk liburan ke Pulau Dewata? Jangan lupa berkunjung ke Museum Bali, ya.
Ini merupakan salah satu museum terpenting di Bali yang menjadi jendela utama ke dalam sejarah dan budaya pulau ini.
Melansir laman Indonesia Kaya, Museum Bali dibuat mengikuti prinsip tata bangunan tradisional Bali (Lontar Asta Kosala Kosali).
Museum yang terletak di Denpasar ini memiliki koleksi yang sangat kaya, mencakup seni rupa tradisional, benda-benda bersejarah, hingga artefak budaya Bali.
Sejarah Museum Bali
Sejarah Museum Bali bermula dari gagasan W.F.J. Kroon, seorang Asisten Residen Bali Selatan di Denpasar, pada masa kependudukan Belanda di Indonesia pada awal abad ke-20.
Pada tahun 1910, Kroon mencetuskan ide untuk mendirikan sebuah museum etnografi yang bertujuan untuk melindungi dan melestarikan budaya Bali.
Ide ini mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk raja-raja Bali, ilmuwan, seniman, dan budayawan.
Gagasan ini kemudian diwujudkan dengan berdirinya Gedung Arca pada tahun 1910.
Gedung Arca ini menjadi cikal bakal Museum Bali yang kita kenal sekarang.
Pembangunan museum melibatkan banyak orang, termasuk arsitek Jerman bernama Curt Grundler, yang saat itu berada di Bali sebagai peneliti wisata.
Bersama dengan para ahli bangunan tradisional Bali seperti I Gusti Ketut Rai dan I Gusti Ketut Gede Kandel, mereka merencanakan pembangunan museum ini.
Museum Bali dibangun di atas tanah seluas 2600 m2 yang terbagi menjadi tiga halaman: halaman luar (jaba), halaman tengah (jaba tengah), dan halaman dalam (jeroan).
Setiap halaman dibatasi dengan tembok dan gapura (candi bentar dan candi kurung) sebagai pintu masuk.
Di halaman dalam terdapat tiga bangunan utama yang digunakan untuk memamerkan koleksi museum.
Setelah pembangunan selesai, Museum Bali resmi dibuka pada tanggal 8 Desember 1932 dengan nama Museum Bali.
Pada awalnya, museum ini dikelola oleh Yayasan Bali Museum. Namun, sejak tahun 2000, Museum Negeri Provinsi Bali diambil alih oleh Pemerintah Provinsi Bali dan diberi nama UPTD Museum Bali.
Museum ini memiliki tugas penting dalam mengumpulkan, meneliti, merawat, dan memamerkan benda-benda budaya Bali untuk tujuan pendidikan, penelitian, serta rekreasi dan pariwisata.
Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuk
Museum Bali berada di Jalan Mayor Wisnu No. 1, Dangin Puri, Kecamatan Denpasar Timur, Kota Denpasar, Bali.
Untuk menuju ke sana dari Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Moms hanya perlu mengikuti beberapa langkah mudah.
Pertama, dari bandara, pergi ke arah Kota Denpasar dengan mengikuti Jalan Teuku Umar.
Kemudian, belok kiri ke Jalan Diponegoro setelahnya.
Lanjutkan perjalanan hingga ujung jalan, lalu belok kanan ke Jalan Debes. Setelah itu, langsung belok kiri ke Jalan Udayana.
Moms akan melewati Lapangan Puputan Badung yang terkenal.
Museum Bali terletak di sisi timur lapangan ini, bersebelahan dengan Pura Agung Jagatnatha.
Jarak dari Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai ke Museum Bali sekitar 14 kilometer, dan perjalanan ini biasanya hanya memakan waktu sekitar 30 menit dengan mobil, tergantung pada kondisi lalu lintas.
Moms dan keluarga dapat berkunjung ke Museum Bali setiap hari Senin–Minggu pukul 7.30–15.30 WITA.
Adapun tiket masuk yang dikenakan wisatawan yaitu seharga Rp10.000,-.
Koleksi Museum Bali
Museum Bali memiliki beragam koleksi yang bisa menjadi sumber belajar menarik. Beberapa dari koleksi tersebut adalah:
1. Artefak Zaman Pra-aksara
Pengunjung dapat menemukan koleksi artefak dari zaman pra-aksara di Gedung Timur lantai satu Museum Bali.
Artefak ini datang dari berbagai masa, seperti masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana hingga masa lanjut.
Contohnya adalah kapak batu dari Desa Trunyan dan Desa Sembiran.
Ada juga sarkofagus yang sangat menarik.
2. Uang Kepeng
Gedung Buleleng Museum Bali memamerkan sejarah mata uang yang pernah digunakan di Bali.
Di sini, pengunjung bisa melihat berbagai jenis uang yang digunakan untuk perdagangan dan upacara.
Ini memberikan gambaran tentang peran penting Bali dalam perdagangan dan sejarah perdagangan budak.
3. Cili
Daya tarik Museum Bali selanjutnya yakni adanya beragam koleksi cili yang dapat dinikmati pengunjung.
Cili adalah hiasan dari daun lontar dan memiliki bentuk perempuan yang bergelung.
Ini dianggap sebagai simbol Dewi Sri, yang merupakan dewi kesuburan.
Biasanya, cili dibuat dengan mengepang daun pandan atau daun lontar.
Cili kemudian diletakkan di atas sesaji dan digunakan dalam upacara-upacara khusus, seperti saat penyelenggaraan upacara adat atau sebagai dekorasi pada lamak (hiasan tradisional) di Bali.
4. Keris
Keris adalah senjata tradisional Indonesia yang terbuat dari campuran logam seperti besi, nikel, dan baja.
Museum Bali pun memiliki koleksi keris yang beragam.
Di Bali, keris memiliki banyak makna, termasuk sebagai pusaka, simbol Linggayoni (simbol keilahian), dan digunakan dalam upacara-upacara keagamaan Hindu.
5. Peninggalan Kolonial
Pemerintahan Belanda selama masa kolonial memiliki dampak yang signifikan di Pulau Bali, terutama dalam hal sosial.
Mereka berfokus pada mengubah tatanan masyarakat Bali setelah berhasil menaklukkan raja-raja setempat.
Ini mengukuhkan posisi mereka sebagai penguasa di wilayah Nusantara.
Berbeda dengan daerah lain seperti Jawa dan Sumatera, di mana sumber daya dieksploitasi untuk kepentingan perdagangan, Bali dipertahankan untuk keindahannya.
Hal ini membuat Bali menjadi terkenal di mata masyarakat internasional, dengan banyak wisatawan datang dan membawa pulang cinderamata.
Fasilitas Museum Bali
Museum Bali menawarkan sejumlah fasilitas yang mendukung kenyamanan pengunjung saat menjelajahi koleksi dan sejarahnya.
Berikut ini adalah fasilitas yang tersedia di Museum Bali:
- Halaman Luas dan Asri
Museum Bali terdiri dari tiga halaman utama yang terbagi menjadi halaman luar (jaba), halaman tengah (jaba tengah), dan halaman dalam (jeroan) yang dibatasi oleh tembok dan gapura bergaya khas Bali.
Halaman ini juga dilengkapi dengan taman yang asri untuk bersantai.
- Perpustakaan
Terdapat ruang perpustakaan untuk pengunjung yang ingin memperdalam pengetahuan tentang budaya Bali melalui buku-buku koleksi museum.
- Auditorium dan Laboratorium Konservasi
Area ini digunakan untuk kegiatan edukasi, seminar, atau acara budaya tertentu, serta fasilitas untuk perawatan koleksi museum.
- Toilet dan Area Parkir
Tersedia juga fasilitas toilet yang bersih dan area parkir yang cukup luas untuk kendaraan pengunjung.
- Pusat Informasi
Pengunjung dapat mengakses informasi tentang koleksi museum dan sejarah Bali di pusat informasi.
Baca Juga: 7 Rekomendasi Museum di Solo, Tak Mahal Belajar Sejarah!
Museum Bali adalah salah satu peninggalan nyata dari masa kolonial ini, yang memamerkan berbagai barang antik yang pernah digunakan oleh tentara, perwira, dan warga sipil Belanda di Bali, seperti topi kuningan dan senapan api.
Jika Moms dan keluarga ingin menyelami kekayaan warisan budaya Bali, jangan melewatkan kunjungan ke Museum Bali, ya.
- https://www.pariwisata.denpasarkota.go.id/artikel/museum-bali
- https://www.denpasarkota.go.id/wisata/museum-bali-denpasar
- https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPS/article/view/36025/20718
- https://indonesiakaya.com/pustaka-indonesia/museum-bali-rekaman-jejak-sejarah-perkembangan-budaya-pulau-dewata/
- https://disbud.baliprov.go.id/museum-bali/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.