10 Norma Adat di Indonesia yang Mungkin Belum Moms Ketahui
Hidup bermasyarakat tentu tak jauh dari norma-norma kehidupan. Seperti norma kesopanan, norma kesusilaan, serta norma adat.
Seperti halnya norma adat, ini adalah salah satu norma yang bersifat turun temurun.
Indonesia adalah negara yang memiliki beragam suku dan budaya. Tentunya setiap daerah memiliki norma adat yang berbeda.
Tak selalu dalam tradisi, biasanya norma adat ini dapat kita temukan di kehidupan sehari-hari, lho.
Yuk, kita kenal lebih dalam tentang norma budaya dan sejarahnya di Indonesia!
Norma Adat di Indonesia dan Contohnya
Indonesia dikenal dengan beragam budaya dan adat istiadat.
Norma adat adalah tata kelakuan atau kebiasaan yang dianggap sakral dan penting. Ini menyangkut pola perilaku masyarakat dan memiliki kekuatan mengikat yang lebih, sanksi keras dari masyarakat bagi pelanggar.
Setiap masyarakat memiliki adat dengan ciri khas tradisinya masing-masing.
Keunikan ini tak hanya berharga untuk Indonesia, bahkan menjadi daya tarik wisatawan untuk mencari tahu lebih dalam budaya tersebut.
Berikut adalah beberapa norma adat di Indonesia yang masih ditekuni hingga sekarang, antara lain:
1. Budaya Omed-omedan di Bali
Foto: denpasarkota.go.id
Salah satu bentuk contoh norma adat di Indonesia adalah Omed-omedan.
MelansirIndonesia Kaya, ini merupakan bentuk tradisi masyarakat Bali sejak abad ke 17-Masehi.
Omed di sini adalah ritual saling peluk dan tarik-menarik secara bergantian antara dua kelompok muda-mudi yang rutin diadakan setiap tahun pada hari pertama setelah hari Nyepi.
Tradisi ini hanya boleh dilakukan anggota baru masuk perguruan tinggi hingga yang belum menikah.
Tujuan norma adat ini terus dilakukan adalah untuk upaya agar desa terhindar dari malapetaka.
Bagi wanita yang sedang menstruasi, biasanya tidak diperkenankan untuk ikut serta.
2. Kebo-keboan di Jawa Timur
Foto: rri.co.id
Norma adat adalah sesuatu yang dipercayai oleh suatu kelompok masyarakat sebagai hal yang benar, baik itu karena kebiasaan atau petuah leluhur.
Kebudayaan yang berbeda memiliki adat atau kebiasaan yang berbeda-beda pula.
Begitu halnya pada Kebo-keboan di Jawa Timur. Ini merupakan ritual tahunan untuk mendapatkan kesuburan tanah dan keberkahan dari alam.
Kerbau adalah simbol tenaga andalan bagi petani. Ini menjadi salah satu hewan penting dalam ritual adat di berbagai wilayah Indonesia.
Ritual ini telah ada sejak abad ke-18 dan untuk melestarikan tradisi leluhur.
Baca Juga: 5 Norma Kesopanan yang Harus Anda Tahu
3. Ma’nene di Tana Toraja
Foto: nationalgeographic.grid.id
Tana Toraja Sulawesi dikenal memiliki berbagai macam warisan budaya dan norma adat yang dihargai.
Adanya sebuah tradisi bernama Ma’nene. Ini adalah ritual membersihkan para jasad para leluhur yang sudah meninggal dunia.
Karena perubahan zaman, sudah tidak banyak yang melakukan ritual ini, tapi di beberapa daerah seperti Desa Pangala dan Baruppu masih melaksanakannya rutin setiap tahun.
Jasad-jasad ini mencapai usia ratusan tahun dan diberikan pengawet.
Acara dimulai dengan mengunjungi pemakaman, mendandani, serta mengganti pakaian untuk dibawa pulang ke rumah.
4. Ikipalin Papua
Foto: indonesia-tourism.com
Beralih ke norma adat yang telah lama ada di Papua, yakni Ikipalin.
Ini merupakan tradisi potong jari yang penuh dengan makna dan filosofis.
Rasa sakit di potong jari akan mewakili rasa sakit hati ketika kehilangan seseorang yang penting (kematian).
Mengutip Indonesia Tourism, arti lainnya adalah bahwa ritual ini menunjukkan kesetiaan kepada keluarga.
Menariknya, contoh norma adat ini hanya boleh dilakukan oleh wanita lokal, lho. Untuk pria tidak diwajibkan, tetapi sebagian dari mereka melakukan ritual potong kulit untuk menunjukkan rasa kehilangan.
5. Tatung Singkawang Kalimantan
Foto: tionghoa.info
Pernahkah Moms pernah mendengar tradisi dan norma adat satu ini?
Tatung Singkawang adalah tradisi layaknya Debus. Tatung adalah punya roh dewa dari bahasa Hakka.
Ini merupakan tradisi pemanggilan roh yang diturunkan budaya Tionghoa.
Dalam menjaga kesaktiannya, masyarakat lokal diharuskan melakukan beberapa ritual.
Salah satunya puasa makan daging setiap tanggal 1 dan 15 setiap bulannya.
Diiringi genderang, peserta pawai mengenakan kostum gemerlap pakaian kebesaran Suku Dayak dan negeri Tiongkok.
Baca Juga: Mengenal Tradisi Tedak Siten, Tradisi Jawa agar Anak Sukses di Masa Depan
6. Titi Mentawai
Foto: pariwisata Indonesia
Moms, Mentawai juga punya tradisi dan norma adat dalam mengukir tubuhnya.
Ini melalui teknik membuat tato. Cara melakukannya yakni dengan cara menusuk jarum bertangkai kayu.
Tidak seperti menato pada umumnya, tradisi ini membutuhkan ritual upacara yang dipimpin dukun adat.
Motif tato juga ada khasnya, yakni menunjukkan identitas diri sebagai suku Mentawai.
Pada ritual ini, tuan rumah juga harus mengadakan pesta dengan menyembelih babi dan ayam.
Tradisi ini masih dilakukan hingga saat ini dan menjadi salah satu daya tarik wisatawan asing.
7. Seba Banten
Foto: travelerien.com
Contoh norma adat berikutnya berasal dari suku Baduy di Banten.
Suku Baduy memiliki tradisi berjalan tanpa alas yang disebut Seba. Dalam bahasa Baduy “Seba” sendiri berarti seserahan.
Artinya, seserahan ini adalah hasil panen bumi pada pemerintah setempat.
Tradisi berjalan kaki dengan membawa seserahan dari Rangkasbitung sejauh 100 kilometer ini memiliki tujuan untuk bersilaturahmi.
Perayaan adat Seba menurut warga Baduy sendiri merupakan peninggalan leluhur tetua yang harus dilaksanakan satu tahun sekali.
Biasanya acara tersebut digelar setelah musim panen ladang huma, tradisi ini sudah berlangsung selama ratusan tahun sejak zaman kesultanan Banten di Kabupaten Serang.
8. Tabuik Sumatera Barat
Foto: kabaminang.com
Tabuik adalah tradisi dan norma adat selanjutnya dari Sumatera Barat. Dalam bahasa Arab, ini artinya mengarak atau arak.
Tradisi ini dilakukan oleh masyarakat lokal di Pantai Barat, Sumatera Barat yang diselenggarakan secara turun menurun.
Digelar setiap hari Asyura yang jatuh pada tanggal 10 Muharram.
Upacara norma adat ini menjadi simbol dan peringatan hari wafatnya cucu Nabi Muhammad SAW, yaitu Hussein bin Ali.
Menurut sejarah, Hussein beserta keluarganya wafat dalam perang di padang Karbala.
9. Bakar Tongkang Riau
Foto: wikipedia.org
Contoh tradisi lainnya dalam norma adat Tionghoa yakni Bakar Tongkang.
Ini adalah ritual etnis Tionghoa yang tinggal di Bagansiapiapi, Riau.
Acara ini digelar tahunan setiap bulan Juli. Menurut kepercayaan, ritual ini telah dilakukan oleh leluhur mereka dengan tujuan bertekad untuk tidak kembali ke tempat asal.
Makna lainnya, ini adalah upacara peringatan dewa laut Ki Ong Ya dan Tai Su Ong yang digambarkan sebagai dewa dua sisi.
10. Brobosan Jawa
Foto: boombastis.com
Dalam norma adat Jawa, ada tradisi yang dilakukan ketika keluarga meninggal dunia. Brobosan dilakukan ketika upacara kematian.
Sebelum jenazah di bawa ke kuburan, biasanya para keluarga terdekat akan berjalan di bawah 'keranda' jenazah.
Hal ini dipercaya oleh para leluhur, agar keluarga yang ditinggalkan melupakan kesedihan. Selain itu, tradisi ini juga menjadi bentuk penghormatan terakhir kepada mendiang.
Adapun tradisi ini masih diikuti masyarakat hingga saat ini.
Baca Juga: 9 Upacara Kelahiran Bayi, Hanya Ada di Indonesia
Itu dia contoh norma adat yang patut kita kenal. Selain beragam tradisi budaya dan norma adat di atas, masih banyak yang perlu kita ketahui, lho!
https://www.indonesia-tourism.com/west-papua/wamena/potong_jari_ritual.html
https://indonesiakaya.com/pustaka-indonesia/omed-omedan-ritual-unik-pengikat-keakraban-masyarakat-sesetan/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.