Catat Manfaat, Dosis, dan Efek Samping Obat Phenytoin
Phenytoin (fenitoin) adalah obat untuk mencegah kejang dari turunan hydantoin yang cukup efektif.
Biasanya, obat ini diberikan terutama jika obat-obat benzodiazepine tidak mampu digunakan secara memadai.
Sebelum mengonsumsinya, yuk ketahui dulu informasi selengkapnya mengenai manfaat obat, cara pakai, serta efek samping yang mungkin terjadi berikut.
Baca Juga: Kenali Obat Chlorhexidine: Fungsi, Dosis, dan Efek Samping
Apa Itu Phenytoin?
Mengutip dari The American Society of Health bahwa Phenytoin merupakan obat yang bisa mencegah dan meredakan kejang.
Kejang disebabkan oleh adanya gangguan pada sinyal listrik di dalam otak yang menyebabkan otot-otot tubuh jadi menengah (berkontraksii).
Hal ini menyebabkan gerakan tubuh jadi tidak terkendali, Moms.
Obat ini termasuk dalam kelas antikonvulsan yang bekerja dengan mengurangi aktivitas listrik abnormal di otak, sehingga kejang bisa mereda.
Saat kondisi kejang akut, Phenytoin akan disuntikkan melalui pembuluh darah vena, terutama status epileptikus, dan setelah bedah saraf.
Namun, obat ini juga tersedia dalam sediaan tablet oral untuk perawatan jangka panjang.
Manfaat Phenytoin
Foto: canva.com
Phenytoin adalah obat untuk menstabilkan aktivitas saraf. dan meredakan kejang.
Obat ini juga terkadang dapat digunakan untuk mengatasi neuralgia trigeminal, yakni rasa nyeri di wajah akibat gangguan pada saraf kelima.
Phenytoin akan bekerja dalam waktu 30 menit dan efeknya bisa bertahan hingga 24 jam setelah disuntikkan pada pembuluh darah vena.
Pada umumnya obat ini diberikan untuk menyembuhkan berbagai jenis epilepsi, termasuk grand mal (tonik-klonik umum) dan status epileptikus.
Obat ini juga dapat dikombinasikan dengan obat kejang lainnya apabila terdapat jenis kejang campuran.
Mengutip dari Journal of Neurosurgery, pengobatan antiepilepsi dini bisa mengurangi risiko kejang pada minggu pertama setelah bedah saraf untuk tumor otak.
Studi tersebut mengungkapkan jika phenytoin dan fenobarbital bisa direkomendasikan untuk pencegahan epilepsi setelah operasi.
Phenytoin juga bisa mengobati aritmia jantung dan kondisi saraf yang disebut neuralgia trigeminal.
Obat ini juga telah diteliti dapat mengobati perlindungan retina, gangguan bipolar, dan penyembuhan luka.
Baca Juga: Dikenal sebagai Obat Anestesi, Ini Fungsi dan Efek Samping Lidocaine
Aturan Pakai dan Dosis
Foto: canva.com
Mengutip dari NHS, dosis Phenytoin untuk mengobati epilepsi adalah:
- Orang dewasa antara 200mg dan 500mg sehari, diminum sebagai 1 atau 2 dosis
- Anak-anak (usia 12 hingga 17 tahun) antara 300mg dan 400mg, diminum sebagai 2 dosis
- Anak-anak (berusia hingga 11 tahun) bervariasi tergantung pada berat badan mereka
Dosis yang digunakan untuk mengobati neuralgia trigeminal pada orang dewasa antara 300mg dan 500mg sehari, diminum sebagai 1 atau 2 dosis.
Usahakan untuk mengonsumsi obat di waktu yang sama setiap harinya utnuk mendapat hasil maksimal. Moms bisa meminumnya dengan atau tanpa makan terlebih dahulu.
Kalau Moms lupa mengonsumsi Phenytoin, maka minum segera begitu ingat. Jika jarak dekat dengan jadwal biasanya, abaikan dan jangan gandakan dosis.
Biasanya dibutuhkan sekitar waktu 4 minggu agar efek Phenytoin bekerja dalam tubuh.
Untuk itu, dosisnya perlu ditingkatkan secara perlahan untuk mencegah terjadinya efek samping.
Jangan berhenti menggunakan obat secara tiba-tiba sebab akan memperburuk gejala yang dialami.
Ada baiknya, Moms konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter untuk mengurangi dosis.
Baca Juga: 7 Cara Menghitung Dosis Obat untuk Anak, Perlu Diperhatikan, Nih Moms!
Efek Samping
Ada beberapa efek samping yang umum terjadi jika Moms baru saja memulai menggunakan obat Phenytoin, antara lain:
- Kebingungan
- Cadel
- Mengantuk
- Nyeri dan pembengkakan pada gusi
- Gangguan keseimbangan atau gerakan otot
- Gerakan mata yang tidak normal
- Sembelit, mual, muntah
- Penglihatan kabur
- Kesulitan tidur saat di malam hari
Sementara, efek samping bisa terjadi jika penggunaan obat tidak sesuai dosis atau karena respon tubuh.
Adapun efek samping yang terjadi, yakni:
- Gejala alergi seperti gatal-gatal, kulit kemerahan, sulit bernapas, wajah atau tenggorokan membengkak
- Memar atau perdarahan yang tidak biasa
- Sakit tenggorokan terus menerus disertai demam
- Reaksi hipersensitivitas, seperti demam, sakit tenggorokan, nyeri kulit, atau mata terasa terbakar
- Sakit tenggorokan yang sering dan terus-menerus disertai demam
- Perdarahan atau memar yang tidak biasa
- Kelainan hati yang ditandai dengan kulit atau mata menguning disertai urin berwarna gelap, sakit perut, bengkak pada bagian kaki
- Nyeri sendi
- Detak jantung lambat, nyeri dada, dan pusing parah
- Kecenderungan menyakiti diri sendiri
- Halusinasi
- Suasana hati yang tidak stabil
- Kecenderungan pikiran untuk menyakiti diri sendiri
- Detak jantung lambat atau tidak seimbang, nyeri dada, dada berdebar-debar, dan pusing parah
Hubungi dokter segera apabila muncul beberapa gejala tadi. Moms mungkin harus menghentikan penggunaan Phenytoin.
Perlu diketahui Moms jika penggunaan Phenytoin bagi penderita epilepsi kronis bisa mengurangi kandungan mineral dalam tulangnya.
Obat ini juga berisiko mengurangi vitamin D dari dalam tubuh yang menyebabkan rendahnya kadar fosfat dan kalsium dalam darah.
Moms, itulah tadi informasi seputar obat Phenytoin. Ada baiknya, gunakan obat ini disertai dengan resep dari dokter ya, Moms.
- https://medlineplus.gov/druginfo/meds/a682022.html
- https://www.nhs.uk/medicines/phenytoin/
- https://www.gooddoctor.co.id/hidup-sehat/obat/phenytoin/
- https://www.healthline.com/health/drugs/phenytoin-oral-capsule#important-warnings
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.