Obat Rematik Alami dan di Apotek yang Manjur Kurangi Nyeri Sendi
Apakah Moms sedang mencari obat rematik untuk mengurangi rasa nyeri?
Selain dengan obat-obatan di apotek, ada beberapa tanaman herbal yang dipercaya mampu mengatasi rematik, seperti kunyit, bawang putih, dan kayu manis.
Namun, tentu membutuhkan waktu yang lebih lama agar ramuan ini bekerja maksimal dalam tubuh.
Agar gejala segera mereda, Moms bisa menemukan ragam obat rematik alami maupun yang dijual di apotek pada ulasan berikut ini!
Baca Juga: Mengatasi Radang Sendi dengan Obat Piroxicam, Simak Dosisnya
Mengenal Rematik
Rematik atau rheumatoid arthritis merupakan penyakit radang sendi yang menyerang struktur dan jaringan penunjang sekitar sendi.
Kondisi ini memengaruhi kinerja otot tendon, ligamen, tulang, dan otot sendi lainnya.
Hal ini diakibatkan adanya gangguan autoimun yang membuat sistem imun justru menyerang jaringan sehat di sekitar sendi.
Akibatnya, terbentuk lapisan tipis sel (synovium) yang menutupi sendi.
Penyakit ini biasanya ditandai dengan nyeri, keterbatasan gerak, peradangan, bengkak, kemerahan dan rasa hangat di area sendi.
Rematik juga menimbulkan gejala lain di luar persendian, di antaranya mata gatal atau perih, lemas, lesu, tidak bertenaga, menurunnya nafsu makan secra drastis, dan demam.
Rematik umumnya menyerang di banyak persendian sekaligus, yaitu sendi tangan, pergelangan tangan dan lutut.
Namun, rematik juga dapat mempengaruhi jaringan lain di seluruh tubuh dan menyebabkan masalah pada organ seperti pada paru-paru, jantung, dan mata.
Walau sering dialami oleh orang berusia lanjut, gejala rematik juga dapat menyerang orang dewasa muda, remaja, hingga anak-anak.
Baca Juga: Demam Rematik: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobatinya
Penyebab Rematik
Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terkena rematik, di antaranya:
1. Faktor Gen
Penelitian dari National Health Service United Kingdom menunjukkan bahwa rematik dapat diwariskan pada keturunan, meski risikonya cenderung rendah.
2. Rokok
Penelitian NHS menunjukkan bahwa orang yang merokok memiliki risiko tinggi terkena rematik.
3. Paparan di Usia Anak-anak
Penelitian Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyebutkan bahwa anak-anak yang ibunya merokok berisiko dua kali lipat terkena rematik saat dewasa.
Selain itu, anak-anak dari orang tua berpenghasilan rendah juga berpotensi besar terserang rematik ketika dewasa.
Baca Juga: Mengenal Encok, Salah Satu Jenis Radang Sendi dan Cara Mengatasinya
4. Wanita yang Belum Pernah Melahirkan
Wanita yang belum pernah melahirkan berisiko lebih besar terkena rematik.
5. Kegemukan
Penelitian CDC menyebutkan bahwa semakin beratnya tubuh seseorang, maka semakin tinggi pula risiko seseorang terkena rematik.
Cara Mendiagnosis Rematik
Untuk memastikan gejala rematik, Moms bisa melakukan pemeriksaan fisik kepada dokter spesialis.
Hal ini dapat dilakukan dengan konsultasi rheumatologi, tes darah, rontgen, MRI, CT-Scan, dan USG.
Jika sudah dipastikan diagnosis rematik, pengobatannya akan disesuaikan dengan tingkat keparahan penyakit pasien.
Apabila rematiknya sudah terbilang kronis, dokter mungkin akan menganjurkan prosedur operasi.
Dokter biasanya juga akan merekomendasikan fisioterapi dan terapi okupasi untuk membantu pasien agar tetap bisa bergerak.
Yang tak kalah penting, konsumsi obat-obatan juga harus rutin untuk membantu meredakan gejala dan memperlambat perkembangan rematik.
Baca Juga: Apa Sih Perbedaan Rematik dan Asam Urat? Cek Faktanya di Sini!
Cara Mencegah Rematik
Untuk mencegah terserang rematik, Moms bisa melakukan langkah-langkah berikut, di antaranya:
1. Olahraga
Melansir CDC, para ahli menyarankan waktu olahraga ideal untuk orang dewasa adalah 150 menit/minggu.
Olahraga yang dianjurkan yaitu jalan kaki, berenang, atau bersepeda 30 menit sehari selama lima hari dalam seminggu.
Selain mencegah rematik, aktivitas fisik yang teratur juga dapat mengurangi risiko terkena penyakit kronis lainnya seperti penyakit jantung, diabetes, dan depresi.
2. Berhenti Merokok
Selain meningkatkan risiko terkena rematik, merokok juga dapat memperburuk penyakit dan dapat menyebabkan masalah medis lainnya.
Maka itu, upayakan untuk mengurangi kebiasaan merokok bahkan berhenti sesegera mungkin.
3. Menjaga Pola Makan
Obesitas merupakan salah satu faktor risiko terjadinya rematik.
Maka itu, Moms perlu menjaga pola makan agar bisa menjaga berat badan ideal.
Dengan demikian, Moms akan terhindar dari obesitas yang dapat memicu rematik.
Baca Juga: Radang Sendi, Ketahui Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya!
Obat Rematik di Apotek
Rematik dapat diatasi dengan dua cara pengobatan, yaitu melalui konsumsi obat-obatan dari apotek maupun obat alami.
Obat rematik di apotek yang sering digunakan terbagi menjadi beberapa golongan, yaitu:
1. Obat Non Steroid
Obat non steroid adalah golongan obat yang dapat menghilangkan peradangan dan rasa nyeri pada beberapa jenis rematik.
Obat rematik yang tergolong non steroid meliputi ibuprofen, naproxen, natrium diklofenak, piroxicam, dan indometasin.
2. Kortikosteroid
Obat golongan kortikosteroid sangat efektif mengatasi peradangan dan dapat menekan sistem imun tubuh.
Beberapa obat yang termasuk golongan ini antara lain prednison, prednisolon, dan deksametason.
3. Obat Penekan Sistem Imun
Obat rematik ini berfungsi sebagai penekan sistem imun sehingga dapat mengobati rematik.
Contohnya metotreksat, siklosporin, azatioprin, dan siklofosfamid.
Baca Juga: Naproxen (Obat Radang Sendi): Fungsi, Dosis, Penggunaan, dan Efek Samping
4. Senyawaan Emas Organik
Jenis obat ini biasanya efektif untuk mengobati rematik melalui proses terapi.
Contohnya aurotioglukosa, natrium aurotiomalat, dan auronofin.
Obat Rematik Alami
Selain obat-obatan yang dapat diperoleh di apotek, ada juga obat rematik yang berasal dari bahan-bahan alami, di antaranya:
- Thyme, dapat meredakan inflamasi pada area sendi yang membengkak
- Chamomile, berfungsi sebagai anti-inflamasi
- Lavender, untuk mengobati peradangan pada sendi
- Kayu manis, untuk mengatasi peradangan
- Jahe, untuk meredakan nyeri sendi akibat rematik. Jahe dapat diolah menjadi sup atau minuman dan dikonsumsi secara rutin untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
- Bunga rosela, mengandung protein esensial, vitamin C, asam amino, arginina, dan legnin yang berfungsi untuk meremajakan sel tubuh. Cara pengolahannya yaitu dengan diseduh menggunakan air panas dan diminum rutin.
- Seledri, mengandung klorin, asam lemak esensial, inositol, sulfur, folat, potasium, mangan, fosfor, selenium, zinc, vitamin B1, yang ampuh mengatasi nyeri sendi. Moms bisa merebus seledri menjadi minuman dan dikonsumsi sekali sehari.
- Buah ceri, mengandung banyak magnesium yang berfungsi untuk meredakan rasa nyeri akibat rematik. Kandungan kaliumnya juga bermanfaat untuk mencegah inflamasi. Buah ceri dapat dimakan secara langsung atau direbus dan dijadikan sirup lalu dikonsumsi setiap hari.
- Terapi air hangat terbukti dapat merilekskan badan, melancarkan peredaran darah, dan meredakan gejala rematik seperti nyeri sendi.
Baca Juga: Cara Membuat Kompres Jahe untuk Rematik dan 4 Tips Mengobatinya
Nah, itu dia ragam obat rematik di apotek maupun yang berasal dari bahan alami. Semoga bermanfaat, Moms!
- https://farmasi.unand.ac.id/index.php?option=com_k2&view=item&id=128:apa-obat-rematik-yang-ampuh&Itemid=344
- https://radioedukasi.kemdikbud.go.id/read/1862/rematik-dan-asam-urat-serupa-tapi-tak-sama.html
- https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/view/2321/2288
- https://jurnal.uimedan.ac.id/index.php/JURNALKEPERAWATAN/article/view/235/238
- https://www.nhs.uk/conditions/rheumatoid-arthritis/
- https://www.cdc.gov/arthritis/basics/rheumatoid-arthritis
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.