7 Penyebab Oligospermia, Kondisi Pria dengan Jumlah Sperma Sedikit, Bisa Karena Obesitas!
Pernahkah Moms mendengar mengenai istilah oligospermia? Oligospermia ini tentu saja akan menjadi sebuah kondisi yang sangat mengkhawatirkan terlebih ketika pasangan sedang melakukan program hamil.
Dilansir dari sebuah jurnal yang dipublikasikan di Academic Journals, oligospermia adalah sebuah kondisi yang bisa menjadi salah satu faktor ketidaksuburan seorang laki-laki.
Sebenarnya, apa yang dimaksud dengan oligospermia?
Menurut dr. Nugroho Setiawan, Sp.And, Dokter Spesialis Andrologi & Seksologi yang berpraktik di RS Pondok Indah – Pondok Indah, oligospermia adalah kondisi jumlah sperma saat dilakukan analisis sperma dengan syarat terpenuhi minimal 2 kali pemeriksaan ditemukan konsentrasi sperma di bawah 15 juta per mililiternya.
Baca Juga: Alergi Sperma, Cari Tahu Penyebab dan Cara Mengatasinya
Pengobatannya disesuaikan penyebabnya dan keadaan ini dapat menyebabkan gangguan kesuburan.
Nah membahas lebih dalam, yang dimaksud dengan jumlah sperma sedikit adalah bila saat ejakulasi, jumlah sperma yang dikeluarkan tubuh lebih sedikit dari normal.
Perlu diketahui bahwa jumlah sperma yang rendah dapat mempersulit upaya Dads untuk membuat Moms hamil.
Namun, menurut Dr. Alberto Ferin, ahli endokrinologi di University of Brescia di Italia yang meneliti tentang jumlah sperma rendah, ada alasan lain yang perlu diperhatikan terkait kondisi ini.
Penelitian yang ia lakukan terhadap 5.200 pria Italia menemukan bahwa mereka yang memiliki jumlah sperma sedikit memiliki risiko 1,2 kali lebih besar untuk memiliki lemak tubuh berlebih, serta tekanan darah, kolesterol, dan trigliserid lebih tinggi.
Akibatnya para pria tersebut lebih rentan terhadap sindrom metabolik, diabetes, penyakit jantung, dan stroke.
Usai mengetahui sedikit tentang oligospermia, yuk ketahui apakah laki-laki dengan oligospermia masih bisa membuahi!
Baca Juga: (Alergi Sperma) Cairan Semen Memengaruhi Peluang Kehamilan
Apakah Pria dengan Oligospermia Masih Bisa Membuahi?
Dilansir dari Healthline, beberapa laki-laki yang memiliki kondisi oligospermia sendiri masih bisa membuahi meski jumlah sperma yang dikeluarkan lebih sedikit.
Kendati demikian, proses yang dilakukan akan lebih sulit karena diperlukan lebih banyak usaha daripada pasangan yang tidak memiliki masalah kesuburan.
Laki-laki yang memiliki kondisi oligospermia pun mungkin saja tidak memiliki masalah atau kesulitan membuahi karena jumlah sperma yang sedikit.
Baca Juga: Berapa Lama Sperma Mampu Bertahan di Dalam Rahim? Ini Jawabannya!
Gejala Oligospermia
Dilansir dari Mayo Clinic, ciri utama dari laki-laki yang memiliki kondisi oligospermia sendiri adalah jumlah sperma yang sedikit dan ketidakmampuan atau kesulitan untuk membuahi.
Setelah itu, mungkin tidak ada tanda yang jelas atau gejala yang lebih jelas dari oligospermia.
Pada beberapa laki-laki, masalah mendasar seperti kelainan kromosom yang diturunkan, ketidakseimbangan hormon, vena testis yang melebar atau kondisi yang menghalangi jalannya sperma pun bisa menjadi tanda atau gejalanya.
- Kurangnya volume sperma.
- Masalah fungsi seksual seperti dorongan seks rendah atau kesulitan mempertahankan ereksi (disfungsi ereksi).
- Nyeri, bengkak, atau adanya benjolan di area testis.
- Berkurangnya rambut di wajah atau bagian lainnya.
Beberapa penyebab oligospermia yang paling umum juga meningkatkan risiko pria untuk masalah kesuburan lainnya.
Berikut sejumlah faktor yang sering disebut sebagai penyebab sperma sedikit.
Baca Juga: Kandidiasis, Jamur Vagina yang Pengaruhi Kesuburan?
Penyebab Oligospermia
Ada beberapa penyebab seorang laki-laki mengidap oligospermia. Yuk, simak lebih dalam mengenai kondisi ini!
1. Kegemukan atau Obesitas
Penyebab oligospermia yang pertama adalah kegemukan atau obesitas.
Pria yang memiliki kadar lemak berlebih atau angka indeks massa tubuh (IMT) tinggi (di atas 30) umumnya memiliki masalah dengan jumlah sperma.
Kondisi tubuh yang gemuk akan menurunkan kadar testosteron, yaitu hormon yang memproduksi sperma.
Bila Dads termasuk bertubuh gemuk, biasanya dokter akan menyarankan untuk menurunkan berat badan untuk memperbaiki kesuburan.
Baca Juga: Kenali Ciri-Ciri Sperma yang Tidak Sehat
2. Infeksi
Ada beberapa kondisi infeksi yang dapat mengganggu produksi sperma atau kesehatan sperma, seperti radang pada epididimis (epididimitis) atau pada testis (orkitis).
Selain itu, infeksi yang disebabkan penyakit menular seksual seperti gonore atau HIV.
3. Masalah Ejakulasi
Lebih spesifik lagi, masalah ejakulasi yang dimaksud di sini adalah ejakulasi terbalik (retrograde).
Hal ini terjadi manakala Dads orgasme, sperma malah masuk ke kandung kemih, alih-alih didorong ke luar dari tubuh melalui penis.
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan masalah ini antara lain diabetes, cedera tulang belakang, dan operasi kandung kemih, prostat, atau uretra.
Selain itu, masalah ini juga bisa disebabkan oleh konsumsi obat tertentu, seperti alpha blockers, testosterone replacement therapy, penggunaan steroid anabolik dalam jangka panjang, obat kanker (kemoterapi), obat antijamur dan antibiotik tertentu, serta beberapa jenis obat maag.
Baca Juga: 10 Makanan Ini Ternyata Dapat Meningkatkan Jumlah Sperma
4. Ketidakseimbangan Hormon
Hipotalamus, hipofisis, dan testis memproduksi hormon yang diperlukan untuk menghasilkan sperma.
Bila ada perubahan pada hormon-hormon yang dihasilkan oleh ketiga organ tersebut, maka produksi sperma pun akan terganggu.
Perubahan pada hormon bisa juga berasal dari sistem lain di tubuh, seperti tiroid atau kelenjar adrenal.
5. Antibodi Tubuh Menyerang Sperma
Ini terjadi bila antibodi tubuh pria menganggap sperma sebagai zat asing dan berusaha menghancurkannya.
Baca Juga: Calon Ayah Wajib Tahu, Ini 11 Hal yang Menurunkan Kualitas Sperma
6. Varikokel
Ini adalah masalah kesehatan berupa pembengkakan pada pembuluh darah yang menyebabkan testis menjadi kering. Para ahli belum bisa menyimpulkan penyebab utama kondisi ini.
Dalam situs Mayo Clinic disebutkan, varikokel kemungkinan besar terkait dengan pengaturan suhu tubuh di area testis.
7. Bahan Kimia dan Logam Berat
Paparan yang tinggi atau dalam jangka panjang terhadap bahan kimia seperti benzen, toluena, xilena, herbisida, pestisida, pelarut organik, dan material pengecatan termasuk salah satu faktor penyebab sperma sedikit.
Hal yang sama juga berlaku bila Dads sering terpapar logam berat seperti timbal.
Lalu, kapan Dads harus ke dokter ketika mengalami gejala ini? Yuk, simak!
Baca Juga: Ingin Program Hamil? Berikut Tes Kesuburan Bagi Wanita dan Pria
Kapan Harus ke Dokter?
Ketika sudah meraasakan gejala oligospermia, sebaiknya Dads harus segera ke dokter.
Moms dan Dads harus pergi ke dokter ketika menemukan gejala:
- Permasalahan ereksi dan ejakulasi, dorongan seksual rendah atau masalah lain terkait fungsi seksual.
- Rasa sakit, tidak nyaman, bengkak di area testikel.
- Punya sejarah atau pernah mengalami masalah di area testikel, prostat, dan seks.
- Pernah melakukan operasi di area selangkangan, testis, penis atau skrotum.
Nah, itu dia Moms dan Dad penjelasan mengenai oligospermia.
Ketika mengalami gejala yang sudah disebutkan dan Moms serta Dads sedang berusaha untuk hamil, sebaiknya langsung menghubungi dokter untuk mendapatkan perawatan dan penanganan lebih lanjut.
- https://academicjournals.org/journal/IJMMS/article-abstract/30AF1AF52193
- https://www.healthline.com/health/mens-health/oligospermia#fertility
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/low-sperm-count/symptoms-causes/syc-20374585
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.